Sunday, June 28, 2015


            Pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan dipengaruhi oleh faktor internaldan faktor eksternal. Faktor internal meliputi faktor genetis (hereditas) dan proses fisiologis individual yang bersifat spesifik yang dipengaruhi oleh hormon. Faktor eksternal meliputi pengaruh suhu udara, cahaya, kelembapan udara, pH tanah, serta ketersediaan air tanah dan mineral. Untuk mempelajari pengaruh faktor-faktor tersebut terhadap pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan, dapat diketahui dengan melakukan beberapa percobaan atau pengamatan.
1.      Percobaan untuk Mengetahui Faktor Internal terhadap Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan
Contoh percobaan mengenai pengaruh faktor internal terhadap pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan sebagai berikut.
a.       Dua tanaman sejenis yang berumur sama ditanam dalam pot terpisah. Tanaman pada pot I diberi tambahan hormon giberelin dan antokalin. Tanaman pada pot II tidak diberi tambahan hormon.
b.      Kedua tanaman diperlakukan sama, misal penyiraman dilakukan setiap hari dengan kuantitas sama.
c.       Pengamatan dilakukan selama lima minggu. Parameter yang diamati meliputi pertumbuhan daun dan bunga.
d.      Hasil percobaan
Tanaman pada pot I akan tumbuh lebih cepat daripada tanaman pada pot II. Daun dan bunga juga terbentuk lebih cepat. Hal ini karena hormon giberelin mengakibatkan tanaman berbunga sebelum waktunya, merangsang pertumbuhan tunas, serta merangsang pertumbuhan daun dan batang. Hormon antokalin merangsang pembentukan bunga.

2.      Percobaan untuk Mengetahui Pengaruh Faktor Eksternal terhadap Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan
Contoh percobaan mengenai pengaruh faktor eksternal terhadap pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan sebagai berikut.
a.       Disediakan dua buah cawan petri. Pada setiap cawan petri diletakkan kapas secukupnya. Setelah itu, biji kacang hijau diatur di atasnya. Pada setiap cawan diletakkan 7 biji kacang hijau. Selanjutya, kapas diberi air. Cawan petri pertama diberi label I, sedangkan cawan petri kedua diberi label II.
b.      Pada cawan petri I, kapas ditetesi air sampai basah. Sementara itu, pada cawan petri II diisi dengan air hingga tergenang. Kedua cawan tersebut selalu dijaga kandungan airnya setiap hari. Selanjutnya, dilakukan pengamatan selama 7 hari.
c.       Hasil percobaan

Biji kacang hijau pada cawan petri I dapat rumbuh, sedangkan biji pada cawan petri II tidak tumbuh. Biji memerlukan oksigen untuk proses respirasi dalam perkecambahan. Pada cawan petri I tersedia oksigen untuk proses perkecambahan karena media dan biji tidak tergenang air. Pada cawan petri II, media dan biji kacang hijau selalu tergenang air. Hal ini mengakibatkan kelompok tersebut berada dalam kondisi kekurangan oksigen. Padahal, oksigen dibutuhkan untuk metabolisme. Melalui metabolisme inilah tumbuhan mendapatkan energi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan. Kondisi kekurangan oksigen tersebut mengakibatkan tumbuhan tidak dapat melakukan metabolisme untuk mendapatkan energi. Akibatnya, biji kacang hijau pada cawan petri II tidak ada yang berkecambah.

Saturday, June 27, 2015


            Sistem pertanahan tubuh berfungsi melindungi tubuh dari sserangan benda asing atau bibit penyakit yang masuk ke dalam tubuh. Benda asing tersebut dapat berupa mikroorganisme penyebab penyakit (patogen), misal virus, bakteri, jamur, dan Protozoa bersel satu.
1.      Jenis Sistem Pertahanan Tubuh
a.       Sistem Pertahanan Tubuh Nonspesifik
Sistem pertahanan tubuh nonspesifik merupakan pertahanan tubuh yang tidak membedakan mikroorganisme patogen satu dengan yang lainnya.
1)      Pertahanan yang terdapat di permukaan tubuh
a)      Pertahanan fisik, dilakukan oleh kulit dan membran mukosa.
b)      Pertahanan mekanis, dilakukan oleh rambut hidung dan silia.
c)      Pertahanan kimiawi, dilakkukan oleh sekret yang dihasilkan kulit dan membran mukosa.
d)     Pertahanan biologis, dilakukan oleh populasi bakteri tidak berbahaya yang hidup di kulit membran mukosa.
2)      Respon peradangan (Inflamasi)
Inflamasi merupakan respons tubuh terhadap kerusakan jaringan, misal akibat goresan atau benturan keras. Proses ini dipengaruhi oleh histamin dan prostaglandin.
3)      Fagositosis
Fagositosis adalah suatu mekanisme pertahanan yang dilakukan oleh sel-sel fagosit, dengan jalan mencerna mikroorganisme/partikel asing yang masuk ke dalam tubuh.
4)      Protein antimikrobia
Jenis protein yang berperan dalam sistem pertahanan tubuh nonspesifik yaitu protein komplemen dan interferon. Protein komplemen membunuh bakteri penginfeksi dengan cara membentuk lubang pada dinding sel dan membran plasma bakteri tersebut. Interferon akan membentuk zat yang mampu mencegah replikasi virus sehingga seranggan virus dapt dicegah.

b.      Sistem Pertahanan Tubuh Spesifik
Sistem ini bekerja apabila patogen telah berhasil melewati sistem pertahanan tubuh nonspesifik. Sistem kekebalan tubuh ini melibatkan peran limfosit dan antibodi.
            Jenis-Jenis Limfosit Beserta Fungsinya
Tipe Limfosit              Jenis Limfosit              Fungsi
Limfosit B                   Sel B plasma               Membentuk antibodi
(sel B)                          Sel B pengingat           Mengingat antigen yang pernah masuk ke dalam
                                                                        tubuh.
                                    Sel B pembelah           Membentuk sel B plasma dan sel B pengingat.
Limfosit T                   Sel T pembunuh          Menyerang patogen yang masuk ke dalam
(sel T)                                                              tubuh, sel tubuh yang terinfeksi, serta sel kanker
                                                                        secara langsung.
                                    Sel T pembantu           Menstimulasi pembentukan jenis sel T lainnya
                                                                        dan sel B plasma dan mengaktivasi makrofag
                                                                        untuk melakukan fagositosis.
                                    Sel T supresor              Menurunkan dan menghentikan respons imun
                                                                        dengan cara menurunkan produksi antibodi dan
                                                                        mengurangi aktivitas sel T pembunuh.

            Tipe-Tipe Antibodi Beserta Karateristiknya
Tipe Antibodi              Karateristik
IgM                             Antibodi ini dilepaskan ke aliran darah pada saat terjadi infeksi yang
                                    pertama kali (respons kekebalan primer).
IgG                              Antibodi ini banyak terdapat di dalam darah dan diproduksi saat
                                    terjadi infeksi kedua (respons kekebalan sekunder). IgG juga mengalir
                                    melalui plasenta dan memberi kekebalan pasif dari ibu kepada janin.
IgA                              Antibodi IgA dapat ditemukan dalam air mata, air ludah, keringat, dan
                                    membran mukosa. IgA berfungsi untuk mencegah infeksi pada
                                    permukaan epitelium. IgA juga terdapat dalam kolostrum yang
                                    berfungsi untuk mencegah kematian bayi akibat infeksi saluran
                                    pencernaan.
IgD                              Antibodi ini ditemukan pada permukaan limfosit B sebagai reseptor
                                    dan berfungsi merangsang pembentukan antibodi oleh sel B plasma.
IgE                              Antibodi ini ditemukan terikat pada basofil di dalam sirkulasi darah
                                    dan mastosit di dalam jaringan yang berfungsi memengaruhi sel untuk
                                    melepaskan histamin yang terlibat dalam reaksi alergi.
            Respons kekebalan tubuh terhadap antibodi dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu kekebalan humoral (antibody-mediated immunity) dan kekebalan sekuler (cell-mediated immunity).
1)      Kekebalan humoral
Kekebalan humoral melibatkan aktivitas sel B dan antibodi yang beredar dalam cairan darah dan limfe. Serangkaian respons terhadap patogen ini disebut respons kekebalan primer. Apabila antigen yang sama masuk kembali ke dalam tubuh dengan cepat tubuh memberikan respons kekebalan sekunder.
2)      Kekebalan seluler
Kekebalan seluler melibatkan sel T yang bertugas menyerang sel-sel asing atau jaringan tubuh yang terinfeksi secara langsung.
Berdasarkan cara memperolehnya, kekebalan tubuh digolongkan menjadi dua kelompok, yaitu kekebalan aktif dan kekebalan pasif.
1)      Kekebalan aktif
Kekebalan aktif merupakan kekebalan yang dihasilkan oelh tubuh itu sendiri. Kekebalan ini dapat diperoleh secara alami melalui penyakit, misal penyakit cacar dan secara buatan melalui vaksinasi.
2)      Kekebalan pasif

Kekebalan pasif merupakan kekebalan yang diperoleh setelah menerima antibodi dari luar. Kekebalan ini dapat diperoleh secara alami melalui pemberian ASI dan secara buatan melalui penyuntikan antiserum.

Pada manusia, masing-masing jaringan belum mampu melaksanakan fungsi hidup secara sendiri-sendiri. Kerja sama antara dua atau lebih dari jaringan akan membentuk suatu organ. Berbagai jaringan yang bersatu dan menjalankan fungsi tertentu membentuk alat tubuh yang disebut organ. Organ merupakan bagian tubuh yang memiliki satu atau lebih fungsi tertentu. Macam-macam organ yang dimiliki manusia akan dijelaskan berikut ini:
A.    Alat-Alat Pencernaan (Digestori)
Alat-alat pencernaan meliputi saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan.
1.      Saluran pencernaan
Saluran pencernaan merupakan organ-organ yang dilalui makanan selama berlangsungnya proses pencernaan makanan dan penyerapan sari-sari makanan. Organ-organ yang membentuk saluran pencernaan adalah mulut, kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar, pelepasan (rektum), anus.
a.       Mulut (kavum oris)
Proses pencernaan dimulai sejak makanan masuk ke dalam mulut. Di dalam mulut terdapat alat-alat yang membantu proses pencernaan, yaitu gigi, lidah, dan kelenjar ludah (air liur). Di dalam rongga mulut, makanan mengalami pencernaan secara mekanis dan kimiawi. Gigi di dalam mulut membantu pengunyahan makanan dari ukuran besar menjadi potongan kecil-kecil.

Gigi
Gigi berfungsi untuk mengunyah makanan sehingga menjadi halus. keadaan ini memungkinkan enzim-enzim pencernaan mencerna makanan lebih cepat dan efisien. Gigi dapat dibedakan atas empat macam, yaitu gigi seri (berbentuk seperti pahat) untuk memotong dan menggigit makanan, gigi taring (berbentuk seperti pahat runcing) untuk merobek makanan, gigi geraham depan (berbentuk agak silindris dengan permukaan lebar dan datar berlekuk-lekuk) untuk mengunyah makanan, dan gigi geraham belakang. Secara umum gigi manusia terdiri dari tiga bagian, yaitu mahkota gigi (korona) merupakan bagian gigi yang terlindung dalam gusi, leher gigi (kolum), dan akar gigi (radiks). Akar gigi merupakan bagian gigi yang tertanam di dalam rahang.

Bagian-bagian dalam penampang gigi
Email merupakan lapisan keras berwarna putih yang menutupi mahkota gigi. Tulang gigi tersusun atas zat dentin. Sum-sum gigi (pulpa) merupakan rongga gigi yang di dalamnya terdapat serabut saraf dan pembuluh-pembuluh darah. Itulah sebebnya bila gigi berlubang akan terasa sakit karena pada sum-sum gigi terdapat saraf.
Pada bayi, gigi sudah mulai tumbuh sejak usia enam bulan. Gigi pertama yang tumbuh disebut gigi susu. Sejalan dengan pertumbuhan tubuh dan bertambahnya usia, gigi anak-anak pada usia enam tahun akan menjadi 20 buah yang terdiri dari 8 gigi seri, 4 gigi taring, dan 8 gigi geraham. Susunan gigi tersebut terlihat sebagai berikut.

2          1          2          2          1          2          : rahang atas
g          t           s           s           t           g
2          1          2          2          1          2          : rahang bawah

Dari usia enam hingga empat belas tahun, gigi akan tanggal secara bergantian dan digantikan oleh gigi tetap. Jumlah gigi juga akan bertambah sebanyak 12 buah, yaitu gigi geraham belakang. Gigi tetap yang dimiliki oleh orang dewasa seluruhnya berjumlah 32 buah, terdiri dari 8 buah gigi seri, 4 buah gigi taring, 8 buah gigi geraham depan, dan 12 buah gigi geraham belakang. Susunan gigi tersebut sebagai berikut.

3     2     1     2    2    1    2    3  : rahang atas
gb  gd    t      s    s    t   gd  gb
3     2     1     2    2    1    2    3  : rahang belakang

Karena sifat gigi yaitu hanya berganti satu kali saja seumur hidup maka kesehatan dan kebersihan gigi harus dijaga dengan baik. Sisa-sisa makanan yang tersimpan haru dibersihkan dengan cara menggosok gigi dengan baik. Sisa-sisa makanan, terutama yang mengandung gula, merupakan tempat hidup yang baik bagi bakteri. Bakteri akan mengubah gula menjadi zat yang bersifat asam. Asam dapat melarutkan lapisan email dan pada akhirnya akan merusak gigi. Makanan mengandung asam cuka pun dapat merusak gigi. Kerusakan gigi juga dapat disebabkan oleh makanan yang terlalu panas atau terlalu dingin, karena pada umumnya gigi tidak tahan pada kondisi yang demikian. Kebiasaan merokok juga perlu dihindarkan agar kesehatan gigi tetap terjaga.

Lidah
Lidah terletak di bagian dasar rongga mulut. Lidah berfungsi untuk mengatur letak makanan pada waktu mengunyah, mengaduk makanan dalam rongga mulut, dan membantu mendorong makanan (proses penelanan). Selain itu, lidah juga berfungsi sebagai alat pengecap. Permukaan lidah kita dapat mengecap empat rasa dasar, yaitu manis, pahit, asam, dan asin.

Kelenjar ludah (air liur)
Di dalam mulut juga terdapat tiga kelenjar ludah, yaitu kelenjar parotis (terletak di bawah telinga), kelenjar submandibularis (terletak di rahang bawah), dan kelenjar sublingualis (terletak di bawah lidah). Pembahasan lidah secara lengkap akan diuraikan dalam bagian indera pengecap.
b.      Kerongkongan (esophagus)
Kerongkongan memanjang dari leher sampai ke lambung di dalam rongga perut. Di dasar rongga kerongkongan terdapat katub yang dapat menutup batang tenggorokan ketika makanan di telan sehingga makanan tidak masuk ke batang tenggorokan. Dengan gerakan peristaltik (gerakan meremas-remas) makanan masuk ke dalam lambung. Perjalanan makanan dari kerongkongan sampai ke lambung membutuhkan waktu sekitar 6 detik.
Kerongkongan merupakan tabung berotot dengan panjang 20-25 cm dan berfungsi mengalirkan makanan dari rongga mulut ke lambung dengan melewati faring. Faring (tekak) merupakan persimpangan menuju kerongkongan dan tenggorokan (trakea). Jika kita makan sambil berbicara, akan mengganggu kerja faring yang mengakibatkan kita tersedak.
c.       Lambung (ventrikulus)
Organ ini terletak di dalam rongga perut sebelah kiri. Pada lambung terdapat kelenjar pencernaan yang menghasilkan asam klorida, enzim pepsin, dan renin. Asam klorida dikenal dengan nama asam lambung dapat membunuh bibit penyakit yang masuk bersama makanan. Enzim pepsin mengubah protein menjadi pepton. Sementara enzim renin mengendapkan protein susu yang diminum.
Lambung sering dikatakan sebagai perut besar yang terdiri dari tiga bagian, yaitu bagian atas (kardiak) yang berdekatan dengan hati dan berhubungan dengan kerongkongan, bagian atas yang membalut (fundus) menghasilkan getah lambung, dan bagian bawah (pilorus) yang berhubungan langsung dengan usus dua belas jari. Pada kedua ujung lambung (kardiak dan pilorus) terdapat klep (sfingter). Klep yang pertama terletak pada ujung yang berbatasan dengan kerongkongan, disebut sfingter esophageal. Fungsinya untuk menjaga makanan agar tetap berada di lambung dan hanya akan terbuka saat makanan masuk atau pada saat muntah. Klep kedua terdapat pada ujung yang berbatasan dengan duodenum, disebut sfingter pilorus.
Pada dinding lambung terdapat kelenjar buntu yang menghasilkan hormon gastrin. Hormon gastrin memacu sekresi getah lambung. Makanan yang masuk ke dalam lambung tersimpan selama 2-5 jam. Selama berada di dalam lambung, makanan dicerna secara kimiawi dan bercampur dengan gatah lambung. Proses pencampuran tersebut dipengaruhi oleh gerak bergelombang yang bergerak di sepanjang lambung setiap 15-25 detik.
Getah lambung adalam campuran zat-zat kimia yang sebagian besar terdiri dari air, asam lambung (HCl), serta enzim pepsin, renin, lipase. Asam lambung berfungsi mematikan bakteri yang terdapat dalam makanan, mengubah sifat protein, dan mengaktifkan pepsin. Pepsin merupakan enzim yang dapat menghidrolisis molekul-molekul protein menjadi molekul-molekul peptide. Pepsin adalah enzim yang dapat mengubah kaseinogen menjadi kasein. Lipase adalah enzim yang menghidrolisis trigliserida menjadi asam lemak dan gliserol.
Makanan dicerna oleh otot lambung dan enzim sehingga menjadi lembut seperti bubur dan disebut kim (chyme). Otot pilorus yang membentuk klep akan mengatur keluarnya kim sedikit demi sedikit dari lambung ke duodenum.
d.      Usus halus (intestinum)
Usus halus merupakan usus yang terpanjang dari saluran pencernaan makanan. Panjangnya mencapai 6-7 m. Di dalam usus halus terdapat berbagai macam cairan khusus yang membantu penyempurnaan pencernaan makanan. Usus halus terdiri dari 3 bagian, yaitu duodenum (usus dua belas jari), jejunum (usus kosong), dan ileum (usus penyerapan).

Usus dua belas jari (duodenum)
Bagian usus halus yang dekat dengan lambung disebut usus dua belas jari (duodenum). Panjang usus ini sekitar 25 cm atau sama dengan ukuran panjang dua belas jari orang dewasa. Itulah yang usus ini disebut usus dua belas jari. Pada usus ini terdapat muara saluran yang berasal dari kantung empedu dan pankreas.
Di dalam usus halus terjadi proses pencernaan secara kimiawi. Makanan di dalam usus dua belas jari dicerna lagi dengan  bantuan getah pankreas dan getah empedu. Getah empedu dihasilkan olah hati. Getah empedu berfungsi untuk mencerna lemak. Sementara getah pankreas dihasilkan oleh kelenjar pankreas. Getah pankreas mengandung enzim-enzim berikut.
-          Enzim amilase, berfungsi mengubah zat tepung (amilum) menjadi zat gula.
-          Enzim tripsin, berfungsi mengubah protein menjadi asam amino.
-          Enzim lipase, berfungsi mengubah lemak menjadi asam lemak.

Usus kosong (jejunum)
Usus kosong terletak di antara usus dua belas jari dan usus penyerapan. Panjangnya sekitar 2,5 m. Di dalam usus kosong masih terjadi proses pencernaan kimiawi oleh enzim yang dihasilkan dinding usus, sehingga makanan menjadi halus dan cenderung encer. Enzim yang dihasilkan sebagai berikut.
-          Enterokinase, berfungsi mengaktifkan tripsinogen yang dihasilkan pankreas.
-          Lactase, berfungsi mengubah laktosa menjadi glukosa.
-          Erepsin atau dipeptidase, berfungsi mengubah dipeptida atau pepton menjadi asam amino.
-          Maltase, berfungsi mengubah maltosa menjadi glukosa.
-          Disakarase, berfungsi mengubah disakarida menjadi monosakarida.
-          Peptidase, berfungsi mengubah polipeptida menjadi asam amino.
-          Sukrase, berfungsi mengubah sukrosa menjadi glukosa dan fruktosa.
-          Lipase, berfungsi mengubah trigliserida menjadi gliserol dan asam lemak.
-          Dinding usus kosong mempunyai kelenjar yang menghasilkan getah pencernaan, tetapi tidak sebanyak di usus dua belas jari.

Usus penyerapan (ileum)
Usus penyerapan merupakan tempat penyerapan sari-sari makanan yang telah dicerna secara sempurna. Terdapat ujung-ujung pembuluh darah di seluruh permukaan dinding usus. Sari makanan diserap oleh pembuluh darah sehingga masuk dalam aliran darah. Kemudian, darah membawa sari makanan tersebut ke seluruh bagian tubuh.
Usus penyerapan merupakan bagian terpanjang dari usus halus, yaitu sekitar 4 m. Seluruh dinding usus halus berjonjot-jonjot sehingga penyerapan makanan lebih efektif. Dari ketiga bagian usus halus duodenum berperan dalam pencernaan, sedangkan jejunum dan ileum berperan dalam penyerapan sari makanan.
Di dalam ileum terdapat banyak lipatan dan lekukan yang disebut vili atau jonjot usus. Vili berfungsi memperluas permukaan usus sehingga proses terjadinya penyerapan zat makanan akan lebih sempurna. Zat makanan berupa glukosa, asam amino, vitamin, mineral, dan air akan diserap oleh kepiler darah dalam vili, kemudian akan diangkut menuju hati melelui pembuluh darah (vena portal). Di dalam hati sebagian zat makanan akan diubah menjadi bentuk lain dan sebagian lagi diedarkan ke seluruh tubuh melalui pembuluh darah balik hati (vena hepatica). Zat makanan berupa asam lemak dan gliserol yang terdiri dari molekul berukuran lebih besar, akan diangkut melalui pembuluh kil, yaitu pembuluh getah bening atau pembuluh limfa.
e.       Usus besar (kolon)
Usus besar terdiri dari bagian yang naik, bagian yang mendatar, dan bagian yang menurun. Batas antara usus halus dan usus besar adalah usus buntu (sekum). Pada bagian bawahnya terdapat tambahan yang disebut umbai cacing (apendiks). Fungsi utama usus besar adalah mengatur kadar air sisa makanan. Di dalam usus besar terdapat bakteri pembusuk yang berfungsi membusukkan sisa makanan. Bagian akhir usus besar disebut pelepasan (rektum) yang memiliki lubang pada ujungnya yang disebut anus. Anus mempunyai dua macam otot berupa otot tak sadar dan otot sadar.
Makanan yang tidak dicerna di usus halus, misalnya selulosa, bersama dengan lendir akan menuju ke usus besar menjadi feses. Di dalam usus besar terdapat bakteri Escherichia coli. Bakteri ini membantu proses pembusukan sisa makanan menjadi feses. Selain membusukkan sisa makanan, bakteri E. coli juga menghasilkan vitamin K. Vitamin K berperan penting dalam proses pembekuan darah.
Usus besar bersambungan dengan usus halus di dalam rongga perut bagian bawah sebelah kanan. Usus besar terdiri dari usus besar naik, usus besar melintang, dan usus besar turun. Permulaan usus besar disebut usus buntu. Di bagian usus buntu terdapat tambahan usus yang disebut umbai cacing. Bagian akhir usus besar adalah saluran yang bermuara di anus. Perjalanan makanan sampai usus besar dapat berkisar 4-5 jam. Namun, di usus besar makanan dapat disimpan sampai 24 jam. Di dalam usus besar sudah tidak terdapat penyerapan sari makanan, melainkan hanya penyerapan air. Di sini hanya terdapat bakteri pembusuk yang berguna bagi tubuh karena pembusukan ampas makanan sehingga mudah di buang menjadi kotoran. Kotoran ini keluar dari tubuh melalui anus.
Di dalam usus besar, feses didorong secara teratur dan lambat oleh gerakan peristalsis menuju ke rectum (poros usus). Gerakan peristalsis dikendalikan oleh otot polos (otot tak sadar). Akan tetapi, pada saat buang air besar otot sfingter di anus dipengaruhi oleh otot lurik (otot sadar). Jadi, proses defekasi (buang air besar) dilakukan dengan sadar, yaitu dengan adanya kontraksi otot dinding perut yang diikuti dengan mengendurknya otot sfingter anus dan kontraksi kolon serta rectum. Akibatnya, feses dapat terdorong ke arah anus.
f.       Anus
Anus merupakan lubang pada ujung saluran pencernaan. Melalui lubang ini, sisa makanan yang tidak dicerna, yaitu feses, dikeluarkan dari dalam tubuh. Pada anus terdapat dua macam otot, yaitu.
-          Otot sfingter internus (otot bagian dalam yang tidak dipengaruhi kehendak).
-          Otot sfingter eksternus (otot bagian luar yang dipengaruhi kehendak).
Proses pengeluaran feses disebut defekasi. Setelah rectum terenggang karena terisi penuh, timbul keinginan untuk defekasi. Dengan kontraksi otot sfingter eksternus maka defekasi dapat ditahan, tetapi dalam waktu yang tidak terlalu lama.
2.      Kelenjar pencernaan
Kelenjar pencernaan merupakan kelenjar yang menghasilkan getah pencernaan (enzim) yang berguna dalam proses pencernaan kimiawi. Kelenjar pencernaan ini terletak di beberapa tempat di sekitar saluran pencernaan. Bahkan ada kelenjar yang terletak di lapisan dalam organ pencernaan. Beberapa kelenjar yang tampak sebagai berikut.
a.       Hati (hepar)
Hati merupakan organ kelenjar. Di hati akan dihasilkan getah yang disebut empedu. Empedu disimpan dalam kantung empedu. Hati terletak di rongga perut kanan dekat lambung dan usus dua belas jari. Empedu berfungsi mengemulsi lemak, yaitu membuat lemak menjadi butir-butir yang amat halus (emulsi) agar mudah dicerna oleh enzim lipase.
b.      Pankreas
Pankreas juga disebut kelenjar ludah perut. Bentuknya seperti daun dan terletak di bawah lambung. Pankreas memiliki saluran ke pangkal usus halus atau usus dua belas jari. Pankreas menghasilkan enzim amilasi, enzim tripsin, dan enzim lipase.
c.       Kelenjar ludah
Kelenjar ludah terdapat di dalam rongga mulut. Kelenjar ludah menghasilkan ludah dan air liur (saliva). Kelenjar ludah dalam rongga mulut ada tiga pasang, yaitu Kelenjar parotis, terletak di bawah telinga,
-          Kelenjar submandibularis, terletak di rahang bawah,
-          Kelenjar sublingualis, terletak di bawah lidah.
-          Kelenjar parotis menghasilkan ludah yang berbentuk cair.
Kelenjar submandibularis dan kelenjar sublingualis menghasilkan air dan lendir. Ludah berfungsi untuk memudahkan penelanan makanan. Jadi, ludah berfungsi membasahi dan melumasi makanan agar mudah ditelan. Selain itu, ludah juga melindungi selaput mulut terhadap panas, dingin, asam, dan basa.
Di dalam ludah terdapat enzim ptialin (amilum). Enzim ptialin berfungsi mengubah makanan dalam mulut yang mengandung zat karbohidrat (amilum) menjadi gula sederhana (maltosa). Maltosa mudah dicerna oleh organ pencernaan selanjutnya. Enzim ptialin bekerja dengan baik pada pH antara 6,8-7 dan suhu 37oC.
B.     Alat-Alat Pernapasan
Untuk membantu pengambilan oksigen dari udara dan pengeluaran karbondioksida dari dalam tubuh, diperlukan alat pernapasan. Jika ditinjau dari letaknya, alat pernapasan dapat dikelompokkan menjadi dua. Alat pernapasan yang terletak di antara kepala dan leher dinamakan alat pernapasan atas. Sementara alat pernapasan yang terletak antara bagian tengah leher hingga rongga perut dinamakan alat pernapasan bawah.
Adapun organ-organ dalam pernapasan meliputi sebagai berikut.
1.      Hidung
Hidung berfungsi untuk keluar masuknya udara. Udara dari luar masuk ke paru-paru melalui hidung. Di sebelah dalam hidung terdapat rongga hidung yang dilengkapi dengan bulu hidung sebagai penyaring kotoran yang mungkin masuk bersama udara dan mengeluarkan partikel-partikel. Di rongga hidung, suhu udara mengalami penyesuaian dengan suhu tubuh.
Di dalam rongga hidung terdapat selaput lendir dan bulu-bulu hidung. Jika bernapas melalui hidung, ada beberapa keuntungan yang dapat diperoleh, yaitu sebagai berikut.
-          Udara yang masuk menjadi lebih bersih karena terlebih dahulu disaring oleh bulu-bulu hidung dan selaput lendir.
-          Udara yang masuk mengalami penyesuaian suhu sesuai dengan panas tubuh kita.
-          Udara yang masuk mengalami penyesuaian kelembapan sesuai dengan kondisi tubuh.
Hidung merupakan bagian paling atas alat pernapasan dan paling awal dilalui udara. Di hidung terdapat saraf-saraf penciuman. Lubang hidung terbagi menjadi dua, yaitu sebelah kanan dan kiri yang dibatasi oleh sekat hidung.
2.      Tekak (faring)
Faring merupakan hulu kerongkongan atau persimpangan antara saluran respirasi pada bagian depan dengan saluran pencernaan pada bagian belakang. Oleh karena itu, bagian ini dilalui oleh udara dan makanan. Di dalam faring terdapat tonsil (amandel).
3.      Anak tekak
Meskipun bukan saluran pernapasan, anak tekak sangat penting. Anak tekak adalah katup yang dapat mencegah makanan masuk ke dalam tenggorokan.
4.      Pangkal tenggorokan (laring)
Dalam laring terdapat selaput suara yang ketegangannya diatur oleh serabut-serabut otot sehingga dapat menghasilkan tinggi rendah nada suara (fonasi) yang diperlukan. Suara dihasilkan karena adanya tekanan udara dari paru-paru untuk menggetarkan tali suara. Posisi tali suara tersebut akan berubah-ubah untuk menghasilkan berbagai bunyi.
5.      Batang tenggorokan (trakea)
Tenggorokan merupakan pipa saluran udara yang menghubungkan hidung dengan paru-paru. Letaknya di dalam leher bagian depan kerongkongan. Tenggorokan tersusun dari tulang rawan berbentuk cincin elastis. Panjang batang tenggorokan sekitar 10 cm. Di permukaan dinding dalam tenggorokan terdapat banyak ujung-ujung saraf berupa rambut getar (silia) yang berfungsi menolak debu atau benda asing keluar dengan cara batuk. Di bagian atas tenggorokan terdapat jakun, pita suara, dan epiglotis. Epiglotis adalah katub yang terdapat di pangkal tenggorokan. Fungsi epiglotis adalah mengatur supaya makanan masuk ke kerongkongan dan udara masuk ke tenggorokan.
Trakea bagian pangkal selalu dalam keadaan terbuka sehingga kita dapat bernapas dengan leluasa setiap saat. Dindingnya terdiri dari gelang-gelang tulang rawan. Trakea bercabang dua, disebut cabang batang tenggorok (bronkus), yaitu satu menuju ke paru-paru kanan dan satu lagi menuju ke paru-paru kiri.
6.      Cabang tenggorokan (bronkus)
Batang tenggorokan bercabang menjadi brokus. Ada dua bronkus, yaitu sebelah kiri dan kanan. Bronkus bercabang-cabang lagi menjadi cabang-cabang yang lebih halus, disebut bronkiolus. Bronkiolus bercabang-cabang lagi sampai ke gelembung-gelembung kecil (alveolus) di paru-paru.
Bronkus merupakan percabangan trakea. Bagian ini bercabang dua, yang satu menuju ke paru-paru kiri dan lainnya ke paru-paru kanan. Struktur penyusun lapisan bronkus sama dengan penyusun trakea. Perbedaannya hanya pada tulang rawan penyusun bronkus yang bentuk tidak beraturan, sedangkan tulang rawan pada bagian trakea lebih besar.
7.      Paru-paru (pulmo)
Paru-paru adalah alat pernapasan yang terletak di rongga dada, tepat di atas sekar diafragma. Diafragma adalah sekat rongga badan yang membatasi rongga dada dan rongga perut. Paru-paru dibungkus oleh dua lapis selaput elastis yang disebut pleura. Pleura ada dua lapis yang salah satunya terisi oleh suatu cairan. Cairan ini berguna untuk melindungi paru-paru dari gesekan saat mengembang dan mengempis.
Paru-paru terdiri dari dua bagian, yaitu paru-paru kiri dan kanan. Paru-paru kiri terdiri dari dua gelambir, sedangkan paru-paru kanan terdiri dari tiga gelambir. Di dalam paru-paru terdapat bronkus dan bronkiolus. Bronkiolus paru-paru bercabang-cabang lagi membentuk saluran-saluran halus. saluran-saluran halus ini berakhir pada gelembung-gelembung halus atau gelembung paru-paru yang disebut alveolus (alveoli: jamak). Dinding alveolus sangat tipis, namun elastis. Dalam paru-paru terdapat sekitar 300 juta alveolus. Setiap alveolus diselubungi oleh pembuluh darah yang membentuk jaring. Pada dinding alveolus terjadi pertukaran oksigen dan karbondioksida.
Dalam keadaan normal, paru-paru dapat mengembang dan mengempis sebanyak 12-20 kali per menit. Kecepatan bernapas dipengaruhi oleh umur, suhu tubuh, posisi tubuh, dan aktivitas tubuh.
8.      Gelembung paru-paru (alveolus)
Alveolus berada pada ujung akhir percabangan bronkiolus. Alveolus berupa gelembung-gelembung udara yang salah satu sisinya terbuka sehingga menyerupai busa yang mirip sarang lebah madu. Pada bagian inilah terjadi proses respirasi eksternal, yaitu pertukaran gas oksigen dan karbondioksida antara alveolus dengan kapiler darah yang terjadi secara difusi.
Alveolus dalam setiap paru-paru berjumlah sekitar 300 juta buah. Alveolus memiliki ciri-ciri jumlah permukaannya luas dan lembab, berdinding tipis, serta dikelilingi banyak kapiler darah. Permukaan yang luas menyebabkan gas oksigen yang masuk ke dalam alveolus menjadi lebih banyak. Permukaan yang lembap memudahkan oksigen terlarut di dalamnya. Dinding yang tipis menyebabkan gas-gas respirasi mudah melewatinya. Kapiler darah yang banyak memudahkan proses pertukaran dan pengangkutan gas-gas respirasi menuju sel-sel tubuh. Pada dinding alveolus, oksigen berdifusi ke dalam darah sementara karbondioksida (CO2)  dan air (H2O) berdifusi menuju alveolus untuk kemudian dilepaskan ke lingkungan.
C.     Alat-Alat Peredaran Darah (Transportasi)
Alat peredaran darah terdiri atas jantung dan oembuluh darah. Darah manusia tersusun atas dua komponen, yaitu sel-sel darah dan plasma darah (cairan darah).
1.      Jantung (cor)
Jantung merupakan pusat peredaran darah. Jantung manusia beratnya hampir setengah kilogram, yaitu rata-rata 300-350 gram pada orang dewasa. Ukurannya lebih besar sedikit dari kepalan tangan orang dewasa. Jantung tersusun oleh otot yang tebal karena harus terus-menerus memompa darah.
Jantung adalah organ tubuh yang berfungsi untuk memompa darah ke seluruh bagian tubuh. Letak jantung ada di bagian tengah rongga dada. Akan tetapi, bagian bawah jantung terletak agak miring ke kiri. Itulah sebabnya denyutan jantung dapat dirasakan di dada sebelah kiri.
Rongga jantung terdiri dari empat ruang yang dibatasi oleh dinding sehingga menjadi dua ruang di sebelah kiri dan dua ruang di sebelah kanan. Jantung sebelah kanan bagian atas disebut serambi kanan dan bagian bawahnya disebut bilik kanan. Jantung sebelah kiri atas disebut serambi kiri dan bagian bawahnya disebut bilik kiri. Antara ruang bilik dan serambi dihubungkan oleh celah yang memiliki katub. Katub itu bergerak membuka dan menutup seiring dengan gerakan jantung memompa darah.
2.      Pembuluh darah
Pembuluh darah bercabang-cabang menjadi pembuluh-pembulu halus yang tersebar ke seluruh tubuh. Pembuluh darah adalah saluran tempat mengalirnya darah. Bentuknya mirip pipa kecil yang bersifat lentur atau elastis. Ada tiga macam pembuluh darah, yaitu pembuluh darah arteri, vena, dan kapiler.
Pembuluh darah arteri adalah pembuluh yang mengalirkan darah keluar dari jantung. Pembuluh darah arteri yang paling besar disebut aorta. Sementara pembuluh darah vena adalah pembuluh yang mengalirkan darah masuk ke jantung.
D.    Alat-Alat Ekskresi (Pengeluaran)
Setiap hari kita mengalami hal-hal seperti berkeringat, menghembuskan napas, dan buang air kecil. Semuanya itu menunjukkan adanya zat yang dibuang atau yang dikeluarkan dari tubuh. Ada empat alat tubuh yang berfungsi sebagai alat ekskresi, yaitu ginjal, kulit, paru-paru, dan hati.
1.      Ginjal (ren)
Ginjal merupakan komponen sistem pengeluaran yang berupa sepasang ginjal beserta saluran-salurannya, sepasang ureter yang keluar dari masing-masing ginjal, kandung kemih (vesika urinaria), dan uretra. Hasil pengeluaran sistem ini dari tubuh berupa urin, sehingga sistem ini sering juga disebut sistem urin. Urin yang sering dihasilkan oleh ginjal berjalan melalui ureter ke kandung kemih yang dikeluarkan tubuh melalui uretra.
Fungsi penting ekskresi adalah membuang materi nitrogenik sisa dan mengatur keseimbangan air. Selama proses pencernaan, makanan yang mengandung protein dipecah menjadi asam-asam amino dan diserap. Sebagian protein tersebut masuk ke sel-sel tubuh untuk membangun protein-protein baru.
Urea merupakan bahan sisa beracun yang diambil dari hati. Melalui darah, urea dibawa dari hati ke ginjal. Ginjal menyaring air dan urea dari darah, dan hasilnya berupa urin. Urin mengalir dari ginjal melalui ureter menuju kandung kemih. Kandung kemih akan berkontraksi jika penuh. Akibatnya, urin akan terdorong ke luar melalui tabung yang disebut uretra.
Sekitar 2/3 tubuh terdiri dari air, dan kadar ini harus dalam keadaan seimbang. Tubuh mengambil 2,5 L air sehari melalui makanan dan minuman. Tubuh akan kehilangan 0,5 L air melalui proses pernapasan dan 1,5-2 L air melalui proses ekskresi. Ginjal menyaring limbah dari sistem peredaran darah berulang-ulang. Sekitar 2.000 L darah melewati ginjal setiap hari. Untuk memahami kerja ginjal, kita harus mengetahui bagian-bagian mikroskopis ginjal.
Ginjal manusia berjumlah sepasang dan berbentuk seperti kacang merah. Pada ginjal yang dibelah secara membujur terlihat ginjal dibungkus oleh kapsul ginjal yang terdiri atas jaringan penyambung padat. Ginjal mempunyai dua bagian. Bagian ginjal yang terletak tepat di bawah kapsul merupakan bagian luar ginjal yang disebut korteks. Bagian dalam ginjal disebut medula. Jika diperhatikan lebih saksama lagi, bagian ginjal (korteks dan medula) terdiri dari gambaran seperti kerucut atau piramid. Masing-masing piramid tersebut diberi nama piramid ginjal. Dasar piramid berada pada daerah korteks, sedangkan puncak piramid yang mengarah ke rongga ginjal disebut papila renalis (rongga ginjal).
Setiap ginjal mengandung sekitar satu juta unit ekskretori yang disebut nefron. Masing-masing nefron ini tersusun atas badan melpighi dan tubulus (saluran). Setiap bagian malpighi terdiri atas glomerolus dan kapsula bowman. Glomerolus adalah anyaman-anyaman pembuluh darah kapiler dan dikelilingi oleh kapsula bowman.
2.      Kulit
Kulit adalah suatu organ dengan struktur yang cukup kompleks dan memiliki berbagai fungsi vital. Apakah fungsi kulit? Kulit berfungsi sebagai pelindung terhadap kerusakan fisik akibat gesekan, penyinaran, kuman, panas, dan zat kimia. Di samping itu, kulit berfungsi mengatur suhu badan, menerima rangsangan dari luar, dan melakukan ekskresi dengan mengeluarkan keringat.
Antara ginjal dan kulit terdapat kerja sama dalam pengeluaran air. Pada waktu udara panas, kelenjar keringat di kulit bekerja lebih giat sehingga pengeluaran air banyak dilakukan melalui kulit. Sebaliknya pada waktu udara dingin, pengeluaran air banyak dilakukan melalui ginjal sehingga kita kurang berkeringat.
Kulit merupakan organ tubuh yang luas, menutupi seluruh permukaan tubuh dengan lapisan pelindung. Sebagai alat pengeluaran, kulit mengeluarkan zat sisa dalam bentuk keringat. Kelenjar ini menyerap air dan sisa metabolisme dari darah. Sisa metabolisme yang diserap terdiri atas garam mineral dan senyawa nitrogen. Bersama dengan air, zat-zat itu membentuk keringat.
Kulit terdiri dari dua lapisan, yaitu lapisan luar (epidermis) dan lapisan dalam (dermis) yang melekat satu sama lain.
1.      Epidermis
Epidermis adalah bagian luar kulit yang agak tipis dan terbentuk dari jaringan epitel. Epidermis disebut juga kulit ari yang terdiri dari dua lapisan, yaitu lapisan tanduk (korneum) dan lapisan malpighi. Adapun lapisan tanduk terdapat pada bagian paling luar. Lapisan ini tidak mengandung pembuluh darah dan saraf. Selain itu, lapisan ini memiliki sel mati sehingga mudah mengelupas.
Sementara itu, lapisan malpighi yang terletak di bawah lapisan tanduk merupakan lapisan hidup. Pada lapisan ini terdapat pigmen melanin yang berfungsi untuk memberi warna pada kulit dan melindungi kulit dari cahaya matahari.
2.      Dermis
Lapisan dermis terletak di bawah epidermis dan terdiri atas jaringan ikat yang mengandung serat-serat elastis dan kolagen. Di dalam dermis terdapat ujung-ujung saraf atau reseptor, pembuluh darah, pembuluh limfa, kelenjar keringat, kelenjar minyak, dan folikel rambut.
Bagian atas dermis disebut lapisan papiler. Lapisan ini mengandung tonjolan dermis yang disebut papilla dermis yang masuk ke epidermis. Di dalam papilla dermis terdapat pembuluh darah kapiler dan reseptor raba (korpus meissner). Pembuluh darah diperlukan kulit untuk memberi nutrien pada epidermis.
Bagian bawah dermis disebut lapisan retikuler yang mengandung folikel rambut, kapiler lemak (kelenjar sebacea), kelenjar keringat, dan reseptor tekanan (korpus paccini).
Fungsi kulit yang lebih terinci di antaranya untuk melindungi alat di dalam tubuh terhadap kerusakan akibat benda keras atau zat kimia yang merusak. Selain itu, fungsi kulit merupakan tempat menerima rangsangan dari luar karena adanya ujung-ujung saraf raba, rasa nyeri, rasa panas, dan rasa dingin. Fungsi lainnya adalah sebagai tempat penyimpanan kelebihan lemak, tempat pembuatan vitamin D karena provitamin D di dalam kulit akan diubah menjadi vitamin D oleh sinar ultraviolet. Selanjutnya fungsi kulit untuk mengatur suhu badan karena adanya proses penguapan air dari kelenjar keringat yang menyejukkan badan serta pengerutan kulit akibat pengaruh udara dingin.
3.      Paru-paru (pulmo)
Kita sudah tahu bahwa paru-paru berfungsi sebagai alat untuk bernapas. Bernapas adalah menghirup oksigen dari udara luar dan mengeluarkan karbondioksida dari dalam tubuh ke luar tubuh. Berarti paru-paru berfungsi ganda, yaitu sebagai alat pernapasan dan pengeluaran. Kalau berbicara tentang pernapasan maka kita tidak akan lepas dari pemanfaatan oksigen untuk mengoksidasi zat di dalam sel. Proses oksidasi itu menghasilkan energi dan zat sisa berupa CO2 dan uap air (H2O). Zat-zat sisa tersebut akan dikeluarkan dari tubuh. Ada yang dikirim lewat ginjal, ada yang lewat kulit, dan ada yang lewat paru-paru.
4.      Hati (hepar)
Hati terletak di dalam rongga perut sebelah kanan, tapat di bawah sekat rongga dada. Hati berwarna merah tua dan merupakan kelenjar terbesar yang terdapat di dalam tubuh manusia. Selain berfungsi sebagai kelenjar dalam sistem pencernaan, hati juga berfungsi sebagai organ ekskresi. Hati merupakan bagian dari sistem ekskresi karena menghasilkan empedu. Empedu menghasilkan air, asam empedu, garam empedu, kolesterol, zat warna empedu, dan zat-zat lain. Hati juga berfungsi sebagai tempat perombakan atau penghancuran sel-sel darah merah yang telah tua. Hemoglobin yang terdapat pada sel-sel darah merah dirombak menjadi bilirubin (zat warna empedu). Bilirubin dikeluarkan bersama dengan cairan empedu ke usus. Di dalam usus, bilirubin mengalami pemecahan menjadi sterkobilin dan urobilin. Sterkobilin memberi warna pada feses. Urobilin memberi warna pada urin.
Selain sebagai alat ekskresi dan fungsi lain yang telah disebut di atas, hati juga berfungsi:
·         Penyimpan gula dalam bentuk gula otot (glikogen),
·         Penawar racun,
·         Sebagai tempat perubahan provitamin A menjadi vitamin A, dan
·         Sebagai tempat pembentukan dan perombakan protein tertentu.
Bila terjadi penyumbatan pada saluran empedu maka cairan empedu akan masuk ke sistem peredaran darah. Akibatnya, cairan darah menjadi lebih kuning. Penyumbatan tersebut biasanya disebabkan oleh batu empedu dan endapan kolesterol. Di samping itu, bila hati tidak mampu menyaring bilirubin dari darah (fungsi hati terganggu) maka bilirubin yang berwarna kekuningan akan menumpuk pada jaringan-jaringan lain dan menyebabkan warna kuning pada kulit dan mata.
E.     Saraf
Susunan saraf pada manusia terdiri atas otak, sum-sum tulang belakang, dan urat-urat saraf.
1.      Otak
Otak adalah pusat koordinasi utama. Di dalam otak semua kegiatan tubuh akan dikontrol dan dikendalikan dengan baik. Otak terdiri dari tiga bagian besar, yaitu otak besar (cerebrum), otak kecil (cerebellum), dan sum-sum penghubung (medula oblongata). Otak ditutupi oleh tulang tengkorak yang keras. Otak manusia mempunyai volume kira-kira 1.200-500 mL dengan berat rata-rata 1,5 kg. Di dalam otak, cairan serebrospinal berfungsi melindungi otak jika terjadi guncangan atau benturan.
Otak sangat penting bagi tubuh kita. Fungsinya untuk mengendalikan segala hal yang kita lakukan. Secara rinci fungsi otak adalah sebagai berikut.
·         Otak besar menjadi pusat sistem indera, pusat kecerdasan, pusat sensoris dan motoris, pusat kemampuan berbicara, serta bersama otak kecil mengatur gerakan tubuh dan koordinasinya.
·         Otak kecil mengatur keseimbangan otot-otot tubuh agar menghasilkan gerakan yang harmonis.
·         Sum-sum penghubung atau sum-sum lanjutan menghubungkan otak dengan sum-sum tulang belakang. Fungsi sum-sum tulang penghubung, yaitu mengatur aktivitas tubuh seperti mengatur tekanan darah, pernapasan, reflek menelan, batuk, bersin, muntah.
2.      Sum-sum tulang belakang
Sum-sum tulang belakang terletak di sepanjang ruas-ruas tulang belakang, memanjang mulai dari ruas leher sampai ruas pinggang. Fungsi sum-sum tulang belakang adalah mengirimkan impuls rangsang dari dan ke dalam otak, serta mengendalikan gerak refleks. Sum-sum tulang belakang bersambungan dengan sum-sum penghubung.
F.      Indera Manusia
Manusia memiliki lima indera yang disebut panca-indera. Alat indera manusia tersebut adalah mata (indera penglihatan), telinga (indera pendengaran), hidung (indera pencium), lidah (indera pengecap), dan kulit (indera peraba/perasa).
1.      Mata (indera penglihatan)
Bola mata terletak di dalam rongga mata. Mata terdiri dari tiga ruangan, yaitu,
·         Ruang depan (anterior) yang terletak di antara kornea, iris dan lensa.
·         Ruang belakang (posterior) yang terletak di antara iris dan lensa.
·         Ruang vitreus yang terletakan di belakang lensa dan dikelilingi oleh retina.
Ruang anterior dan posterior mengandung cairan yang kaya akan protein, sedangkan ruang vitreus kaya akan zat gelatin. Untuk mempelahari hal ini, terlebih dahulu harus dikenali bagian-bagian mata.
a.       Kornea
Kornea tidak berwarna dan transparan serta sangat kaya akan saraf sensorik. Pada kornea tidak terdapat pembuluh darah. Kornea merupakan lapisan terluar yang berhubungan dengan lingkungan. Kornea mempunyai selaput pelindung yang disebut konjungtiva.
b.      Iris
Iris (selaput pelangi) merupakan bagian yang menghubungkan ruang anterior dan posterior. Iris mempunyai celah atau lubang yang disebut pupil.
c.       Pupil
Pupil merupakan lubang yang dibentuk oleh iris dan berfungsi mengatur banyak sedikitnya cahaya yang masuk ke dalam mata. Pupil dapat meluas dan menyempit, tergantung banyaknya cahaya yang masuk. Pupil akan menyempit jika cahaya yang masuk banyak dan melebar jika cahaya sedikit.
d.      Lensa mata
Lensa mata merupaka suatu struktur bikonkaf yang mempunyai daya elsatisitas yang tinggi. Keelastisitasan ini sangat dipengaruhi oleh usia. Makin tua usia seseorang maka daya elastisitasnya makin berkurang dan lensa akan mengeras. Lensa dipertahankan kedudukannya oleh suatu ligamen yang memungkingkan adanya suatu akomodasi. Proses ini memungkinkan terjadinya pemfokusan obyek, baik dekat maupun jauh, dengan jalan mengubah bentuk kelengkungan lensa. Bila memandang obyek jauh atau berada dalam posisi istirahat (relaksasi), lansa akan menjadi cembung. Sebaliknya, bila memandang obyek yang dekat atau dalam keadaan kontraksi, lensa akan memipih.
e.       Bola mata
Bola mata terdiri dari cairan vitreus. Pada mata terdapat tiga lapisan, yaitu lapisan sclera, koroid, dan retina.
· Lapisan sclera adalah bagian terluar dari bola mata yang berwarna putih dan tidak mengandung pembuluh darah. Pada manusia, sclera membentuk segmen lengkung dengan diameter sekitar 22 mm.
· Lapisan koroid adalah lapisan di bawah sclera yang kaya akan pembuluh darah. Pada lapisan ini terdapat melanosit sehingga memberikan warna hitam yang khas.
· Lapisan retina (selaput jala) adalah lapisan paling dalam pada bola mata. Retina terdiri atas dua lapisan, yaitu lapisan belakang yang bersifat fotosensitif (peka terhadap rangsangan) yang disebut bintik kuning dan lapisan depan yang tidak fotosensitif. Pada retina terdapat sel-sel reseptor dengan dua bentuk, yaitu berbentuk batang dan kerucut. Bentuk batang peka terhadap cahaya tak berwarna dan cahaya yang lemah, sedangkan bentuk kerucut peka terhadap warna dan cahaya kuat, terutama cahaya merah. Pada retina terdapat serabut saraf yang disebut optik. Berdekatan dengan mata terdapat suatu daerah yang tidak dapat menerima rangsangan cahaya yang disebut bintik buta.
2.      Telinga (indera pendengaran)
Telingan merupakan organ yang berfungsi untuk mendengarkan suara atau bunyi. Telinga memiliki reseptor khusus untuk mengenali getaran bunyi. Organ ini juga berfungsi untuk keseimbangan. Suara yang dapat didengar adalah suara-suara yang memiliki bilangan getar (frekuensi) antara 20-20.000 Hz.
Telinga merupakan saluran terbuka di bagian luar dan bersatu dengan tulang tengkorak. Telinga tersusun atas tiga bagian utama, yaitu telinga luar, tengah, dan dalam.
a.       Telinga luar
Telinga luar terdiri dari daun telinga, saluran telinga luar, dan gendang telinga (membrane timpani). Daun telinga tersusun atas tulang rawan dan memiliki bentuk yang khas untuk mendukung fungsinya. Dinding saluran telinga luar dapat menghasilkan minyak serumen. Selain itu, pada saluran telinga luar yang dekat dengan lubang telinga dilengkapi dengan rambut-rambut halus yang menjaga agar benda asing tidak masuk. Fungsi telinga luar adalah menangkap getaran bunyi.
b.      Telinga tengah
Bagian ini merupakan rongga yang berisi udara untuk menjaga tekanan udara seimbang. Ruang telinga tengah berhubungan dengan telinga luar melalui membran timpani. Telinga tengah atau ruang timpani berfungsi meneruskan getaran bunyi dari telinga luar ke telinga dalam. Di dalam telinga tengah terdapat saluran eustachius, yaitu saluran yang menghubungkan telinga tengah dengan rongga mulut (rongga faring). Saluran eustachius berfungsi menjaga tekanan udara telinga bagian tengah tetap sama dengan tekanan udara luar.
Di telinga bagian tengah juga terdapat tiga tulang pendengaran, yaitu tulang martil (maleus), tulang landasan (inkus), dan tulang sanggurdi (stapes). Ketiga tulang pendengaran tersebut membentuk suatu rangkaian yang melintang. Bagian luar tulang martil bersatu dengan membran timpani dan bagian dalam tulang sanggurdi bersatu dengan jendela oval. Rangkaian tulang-tulang pendengaran tersebut berfungsi untuk mengirimkan getaran suara dari gendang telinga menyeberangi rongga telinga tengah ke jendela oval.
c.       Telinga dalam
Telinga tersusun atas serambi (vestibulum), saluran setengah lingkaran (kanal semisirkularis), dan rumah siput (koklea).
Vestibulum merupakan bagian tengah dan tempat bersambungnya bagian-bagian yang lain. Kanal semisirkularis atau saluran gelung terdiri dari tiga saluran setengah lingkaran. Di bagian ini terdapat reseptor keseimbangan. Ketiga saluran tersebut tersusun menjadi satu kesatuan dengan posisi yang berlainan. Setiap saluran berisi endolimfa. Ujung dari setiap saluran yang bentuknya menggembung disebut ampula. Di dalam ampula terdapat reseptor keseimbangan dan ujung-ujung saraf yang berfungsi meneruskan rangsangan ke otak. Jika alat tersebut tidak bekerja dengan baik maka keseimbangan tubuh akan terganggu. Sementara koklea merupakan sebuah tabung berbentuk spiral yang menyerupai rumah siput. Di dalam koklea berisi organ korti. Organ korti merupakan alat pendengaran. Di dalam koklea juga terdapat cairan limfa yang disebut endolimfa, sedangkan yang di luar koklea disebut perilimfa.
Seseorang akan mengalami rasa pening bila berputar sangat cepat, kemudian berhenti tiba-tiba. Perputaran yang cepat tersebut akan menyebabkan terguncangnya cairan endolimfa dalam saluran setengah lingkaran dengan cepat pula. Jika tiba-tiba berhenti maka cairan itu dengan cepat akan kembali pada posisi semula. Keadaan inilah yang menyebabkan timbul rasa pening. Bahkan bagi beberapa orang, gerakan-gerakan pada waktu berada di dalam kereta api, mobil, ataupun kendaraan lainnya dapat menimbulkan rasa yang tidak nyaman yang mempengaruhi seluruh tubuhnya.
3.      Hidung (indera penciuman)
Mengapa bau dapat dicium? Di dalam rongga hidung bagian atas terdapat serabut saraf pembau. Pada serabut saraf pembau terdapat sel pembau yang berfungsi sebagai reseptor dan diliputi oleh selaput lendir. Selain itu, di dalam rongga hidung juga terdapat rambut-rambut. Fungsi rambut tersebut untuk menyaring debu dan kotoran yang masuk bersama udara pernapasan.
Sewaktu bernapas, udara masuk ke rongga hidung. Di dalam rongga tersebut, selaput lendir menimbulkan keadaan lembap. Karena itu, bau yang diterima dalam bentuk gas atau uap dilarutkan dalam selaput lendir.  Selanjutnya, bau tersebut diteruskan oleh serabut saraf pembau ke otak sehingga akhirnya kita dapat menerima rangsangan bau tersebut. Selain itu, indera pembau ini membantu indera pengecap untuk meningkatkan selera makan.
4.      Kulit (indera peraba)
Kulit berfungsi penting bagi tubuh. Beberapa fungsi kulit adalah sebagai alat pengeluaran atau ekskresi, pengantur suhu tubuh, dan alat peraba. Kulit sebagai alat peraba, peka terhadap rangsang dari luar tubuh, seperti sentuhan, tekanan, panas, dan dingin. Di samping itu, kulit peka terhadap permukaan kasar, permukaan halus, serta dapat mengetahui bentuk benda yang diraba. Alat peraba menerima rangsang dari permukaan tubuh atau kulit, kemudian diteruskan ke pusat saraf (otak) melalui saraf perasa.
Stuktur kulit terdiri atas dua lapisan, yaitu epidermis dan dermis yang saling melekat. Epidermis merupakan bagian kulit yang agak tipis dan terdiri atas jaringan epitel. Adapun dermis berada di bawah epidermis. Di dalam dermis terdapat ujung-ujung saraf (reseptor), pembuluh darah, pembuluh limfa, kelenjar dan folikel rambut.
Reseptor tersebut sangat berguna bagi tubuh dan bertindak sebagai pengaman atau tanda bahaya. Indera peraba sangat dibutuhkan oleh orang buta. Dengan menggunakan ujung jari-jarinya, orang buta dapat membaca huruf “Braille” dengan cara meraba. Selanjutnya, kesan huruf-huruf yang dirabanya diteruskan oleh saraf peraba menuju otak untuk diterjemahkan menjadi kata-kata.
5.      Lidah (indera pengecap)
Indera pengecap pada manusia adalah lidah. Lidah mempunyai permukaan yang bersifat kasar karena memiliki tonjolan yang disebut papilla. Menurut bentuknya, papilla dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu
·         Papilla filiformis, berbentuk seperti benang halus, banyak terdapat pada bagian depan lidah,
·         Papilla fungiformis, berbentuk tonjolan seperti kepala jamur, banyak terdapat pada bagian depan lidah dan bagian sisi lidah.
·         Papilla sirkumvalata, berbentuk bulat, tersusun seperti huruf V terbalik di belakang lidah.
Di dalam satu papilla terdapat banyak tunas pengecap. Setiap tunas pengecap terdiri dari dua jenis sel, yaitu sel penyokong untuk menopang dan sel pengecap (sel rambut sebagai reseptor) yang memiliki tonjolan seperti rambut yang keluar dari tunas pengecap.
Secara umum dapat disebutkan bahwa setiap tunas pengecap akan merespon secara maksimal terhadap salah satu rasa, yaitu rasa manis, asin, asam, atau pahit. Tunas pengecap untuk rasa pahit terutama terletak pada pangkal lidah, untuk rasa manis dan asin banyak terdapat di ujung lidah, dan untuk rasa asam terdapat di sisi lidah. Sejumlah tunas pengecap juga terdapat pada tenggorokan dan langit-langit rongga mulut.
Kelenjar bawah ludah terdapat di bagian bawah lidah dan di daerah pangkal rahang bawah. Kelenjar ludah atas terdapat di dekat telinga. Kelenjar ludah menghasilkan air ludah dan enzim amilase (ptialin). Enzim amilase berfungsi mengubah zat tepung (amilum) menjadi zat gula. Itulah sebabnya nasi yang mengandung amilum lama-kalamaan akan terasa manis pada saat kita kunyah.
G.    Alat-Alat Reproduksi
Manusia berkembang biak secara vivipar atau melahirkan. Ovum yang telah dibuahi oleh spertamozoa akan menghasilkan zigot dan akan berkembang menjadi embrio di dalam uterus.
1.      Alat reproduksi pria
Alat reproduksi pria terdiri dari testis, saluran reproduksi, kelenjar kelamin pria, uretra, penis, dan skrotum.
a.       Testis
-          Berjumlah sepasang berbentuk bulat telur.
-          Terdapat di dalam skrotum dan terletak di dalam rongga perut.
-          Berfungsi menghasilkan sperma dan testoteron.
b.      Saluran reproduksi
Saluran reproduksi terdiri dari epididimis dan vas deferens.
Epididimis
-          Saluran panjang berkelok-kelok dalam skrotum yang keluar dari testis.
-          Setiap testis mempunyai satu epididimis sehingga jumlahnya sepasang kanan dan kiri.
-          Sperma disimpan sementara di dalam epididimis dan menjadi matang sehingga dapat bergerak.
Vas deferens
-          Saluran yang merupakan lanjutan dari epididimis.
-          Saluran yang merupakan saluran lurus yang bergerak ke atas.
-          Bagian ujung saluran terdapat di dalam kelenjar prostat.
-          Berfungsi mengangkut sperma dari epididimis ke vesika seminalis.
c.       Kelenjar kelamin pria
Vesika seminalis (kantung mani)
-          Kantong ini berjumlah sepasang.
-          Dindingnya dapat menghasilkan cairan berwarna kekuningan yang banyak mengandung makanan untuk sperma.
Kelenjar prostata
-          Getah yang dihasilkan dialirkan ke saluran sperma.
Kelenjar cowper
-          Terdapat pada pangkal uretra.
-          Getah yang diproduksi berupa lendir dan dialirkan ke uretra.
-          Sperma bersama-sama dengan getah yang diproduksi oleh kelenjar kelamin tadi akan membentuk suatu komponen yang disebut semen. Semen ini akan dipancarkan ke luar melalui uretra yang terdapat di dalam penis (alat kelamin luar pria).
d.      Uretra
Uretra adalah saluran yang terdapat di dalam penis yang mempunyai dua fungsi, yaitu
-          Sebagai saluran urin dari kandung kemih (vesika urinaria) ke luar tubuh.
-          Sebagai saluran untuk jalannya semen dari kantong semen.
e.       Penis
-          Berfungsi untuk kopulasi, memasukkan semen ke dalam tubuh perempuan (rahim).
-          Mempunyai kemampuan untuk ereksi (tegak) yang difungsikan untuk kopulasi.
f.       Skrotum
-          Merupakan kantung testis.
2.      Alat reproduksi wanita
Alat reproduksi wanita terdiri dari vulva, ovarium, saluran telur, uterus, dan vagina.
a.       Vulva (celah luar)
Celah ini dibatasi oleh bibir besar (labium mayora) dan bibir kecil (labium minora). Di bagian depan vulva terdapat tonjolan yang disebut clitoris. Ke dalam vulva ini bermuara saluran kelamin dan saluran urin.
b.      Ovarium (indung telur)
Umumnya ovarium berjumlah sepasang, kecil dan terdapat dalam rongga badan, yaitu di daerah pinggang sebelah kanan dan kiri tulang kemudi. Bentuknya seperti telur. Di dalam varium terdapat jaringan kelenjar buntu (kelenjar endokrin) dan jaringan tubuh yang membentuk sel-sel telur (ovum) yang disebut folikel.
Sel ovarium pada wanita yang telah masak akan memproduksi sel telur. Setelah volikel masak, ovum akan dikeluarkan dari ovarium. Peristiwa ini akan berlangsung sebulan sekali dan disebut ovulasi. Setiap ovulasi hanya satu sel telur yang dihasilkan (masak) dan dapat tahan hidup selama 24 jam. Pada waktu folikel telur tumbuh, ovarium menghasilkan hormon estrogen dan ovulasi menghasilkan hormon progesteron.
c.       Saluran telur (tuba fallopii)
-          Merupakan saluran reproduksi.
-          Berjumlah sepasang kanan dan kiri.
-          Berfungsi untuk menggerakkan ovum ke arah rahim dengan gerak peristaltis dan dengan bantuan silia.
-          Bagian pangkalnya berbentuk corong yang disebut infundibulum tuba.
-          Infundibulum tuba dilengkapi dengan jumbai-jumbai yang berfungsi untuk menangkap sel telur yang telah masak dan lepas dari ovarium.
d.      Uterus
-          Bertipe simplek dan berbentuk seperti buah pir.
-          Dinding uterus akan selalu mengalami perubahan ketebalan di bawah pengaruh hormon estrogen (menjelang ovulasi).
-          Pada waktu menstruasi, dinding rahim menipis.
e.       Vagina
Vagina merupakan akhir dari saluran kelamin dalam dan terdapat dalam vulva dan merupakan organ persetubuhan.




Daftar Pustaka
Aryulina, Diah, Biologi SMA dan MA Kelas XI (Jakarta: Esis, 2006).
Atikah, Titin, Biologi SLTP Kelas 2 (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2003).
Kadaryanto, Kajian dan Terapan Biologi 3 SMP (Jakarta: Yudhistira, 2003).
Marthin, Belajar Biologi untuk SMP Kelas 2 (Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional, 2002).
Murdaningsih, Sri, Biologi 2A (Jakarta: Piranti Darma Kalokatama, 2002).
Nurhadi, Biologi SMA Kelas XI (Jakarta: Penerbit Pelangi Indonesia, 2007).
Parker, Steve, Tubuh Kita (Bandung: Pakar Raya, 2006).
Parker, Steve, 100 Pengetahuan Tentang Tubuh Manusia (Bandung: Pakar Raya, 2004).
Permana, Dana Agus, Biologi untuk SMA (Jakarta: Tim Olimpiade Biologi Indonesia, 2004).
Prawirohartono, Slamet, Biologi untuk Kelas 2 SLTP (Jakarta: Bumi Aksara, 2000).
Radiopoetro, Zoology (Jakarta: Erlangga, 1986).
Saktiyono, IPA Biologi 1 SMP (Jakarta: Esis, 2007).
Saktiyono, Biologi SMP untuk Kelas VIII (Jakarta: Esis, 2004).
Sjahfirdi, Luthfiralda, Biologi SLTP 2 (Jakarta: Widya Utama, 1997).
Sriyono, Ilmu Pengetahuan Alam Biologi (Jakarta: Penerbit Sunda Kelapa Pustaka, 2005).
Sumarjito, Biologi (Yogyakarta: Penerbit Andi, 2004).
Syamsuri, Istamar, Biologi untuk SMA Kelas XI (Jakarta: Erlangga, 2004).