Tuesday, August 19, 2014

Bismillahirrohmanirrohim 
(dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang)

 Sebagai arah bagi kita meneladani sifat Allah dalam Asmaul Husna agar terwujud secara nyata dalam kehidupan sehari-hari, maka pada bagian ini akan disajikan cara meneladani sifat Allah dalam 10 Asmaul Husna sebagai berikut:
   ·         Al-Muqsith; Agar seorang Mu’min dapat meneladani sifat Allah Yang Maha Mengadili, maka harus menerapkan prinsip kebenaran dan keadilan dalam seluruh aspek kehidupan baik di lingkungan keluarga, tetangga, masyarakat, berbanggsa, dan bernegara. Karena dengan kedua prinsip ini kehidupan akan berjalan lancar, damai sejahterah dan penuh keberkahan.
   ·         Al-Warits; Agar seorang Mu’min dapat meneladani sifat Allah Yang Maha Mewarisi, maka dalam keseluruhan aspek kehidupannya harus mampu menerapkan prinsip regenerasi, kaderisasi dan pengalihan kepemilikan kepada orang yang berhak mendapatkannya. Melalui ketiga prinsip tersebut proses kehidupan yang berjalan secara berkelanjutan dan berkesinambungan.
·         An-Naafi’u; Agar seorang Mu’min dapat meneladani sifat Allah Yang Maha Pemberi Manfaat, maka dalam keseluruhan aspek kehidupannya harus menerapkan prinsip manfaat dan berbagi dengan sesama, sehingga akan mendapatkan kenikmatan yang berlimpah, sebab sebaik-baik manusia adalah yang bisa memberikan manfaat terhadap sesama.
·         Al-Baasith; Agar seorang Mu’min dapat meneladani sifat Allah Yang Maha Melapangkan, maka dalam keseluruhan aspek kehidupannya harus menerapkan prinsip kemudahan, artinya memberikan jalan kemudahan bagi setiap orang untuk menyelesaikan urusannya. Janji Allah swt. “Barang siapa yang memberi kemudahan kepada saudaranya, maka ia akan dimudahkan Allah nanti pada hari kiamat”.
·         Al-Hafiidz; Agar seorang Mu’min dapat meneladani sifat Allah Yang Maha Menjaga, maka dalam keseluruhan aspek kehidupannya harus menerapkan prinsip keseimbangan, artinya selalu menjalankan aktifitas yang memberikan makna terhadap kelangsungan hidup bersama secara berkesinambungan dan sistemik.
·         Al-Wali; Agar seorang Mu’min dapat meneladani sifat Allah Yang Maha Melindungi, maka dalam keseluruhan aspek kehidupannya harus menerapkan prinsip proteksi, artinya menjaga, melindungi, melakukan tindakan prefentif dan mengamankan segala kemungkinan yang mengganggu roda kehidupan.
·         Al-Waduud; Agar seorang Mu’min dapat meneladani sifat Allah Yang Maha Pengasih, maka dalam keseluruhan aspek kehidupannya harus menerapkan prinsip kasih sayang tanpa pilih kasih dan membedakan SARA, karena semua makhluk memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing yang harus disikapi secara obyektif.
·         Ar-Roofi’; Agar seorang Mu’min dapat meneladani sifat Allah Yang Maha Meninggikan, maka dalam keseluruhan aspek kehidupannya harus menerapkan prinsip mi’raj, artinya menunjukkan grafik perjalanan naik dalam mendekatkan diri dan menghadap Allah, dengan menjaga amanah Allah yang dapat dijadikan pedoman dalam kehidupan yang dirahmati dan diridhoi.
·         Al-Mu’izzu; Agar seorang Mu’min dapat meneladani sifat Allah Yang Maha Memuliakan, maka dalam keseluruhan aspek kehidupannya harus menerapkan prinsip tahalli, artinya bersungguh-sungguh menghiasi diri dengan akhlakul karimah untuk mendapatkan kemuliaan di sisi Allah.
·         Al-Afuww; Agar seorang Mu’min dapat meneladani sifat Allah Yang Maha Pemaaf, maka dalam keseluruhan aspek kehidupannya harus menerapkan prinsip selalu memberikan maaf kepada sesama dan menyadari dan meninggalkan kesalahan yang telah dilakukan. Di samping itu prinsip benar dan salah harus ditonjolkan dalam kehidupan, karena pemahaman terhadap prinsip benar salah akan menuntun orang untuk berhati-hati meniti jalan kebenaran dan mewaspadai segala godaan yang menyesatkan. Apabila prinsip benar dan salah dipadomani dalam kehidupan, maka akan dapat melahirkan sikap kejujuran, keadilan, istiqomah dan sikap positif yang lain yang akan mengantarkan kesejahteraan hidup manusia di dunia maupun akhirat.
Bismillahirrohmanirrohim 
(dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang)

1.      Nasabnya Nab Nuh as
Nasabnya Nabi Nuh ialah Nuh bin Lamik bin Matu Syalih bin Akhnukh (Idris).

      2.      Kenabian Nuh as
Menurut Al-Qur’an: Usia Nabi Nuh ialah 950 tahun dan  menerima wahyu ke Nabian dari Allah pada usia 480 tahun. Jadi Nabi Nuh menjadi nabi kira-kira lebih kurang 500 tahun atau 5 abad lamanya.
Menurut salah satu riwayat setelah meninggalnya Adam kehidupan manusia mengalami kerusakan, mereka banyak yang menyembah kepada patung-patung, bahkan banyak diantara mereka berperilaku seperti perilaku binatang-binatang yang tidak punya akal dan menyimpang dari ajaran Adam, karena mereka lupa pada ajaran Adam, sehingga pada saat itu banyak terjadi pembunuhan, perampokan dan perbuatan-perbuatan rusak lainnya.
Oleh karena itu Allah mengutus Nabi-Nabi dan Rasul untuk membimbing mereka, dengan memberikan kabar gembira dan ancaman. Nabi yang pertama kali diutus oleh Allah untuk menyampaikan kabar gembira dan ancaman itu adalah Nabi Idris.
Sepeninggal Nabi Idris, diantara manusia-manusia ada yang menjadi kafir dan jahat kelakuannya seperti binatang dan ada yang menjadi orang baik-baik, sholeh, baik perilakunya, ucapan maupun tindakannya. Diantara mereka yang baik-baik itu adalah Wad, Suwa’, Ya’uq, Yaghuts dan Nashr.
Kelima orang yang sholeh tersebut akhirnya mati, walaupun mereka sudah mati, tapi nama mereka masih tetap harum di tengah-tengah masyarakat dan kelima orang itu selalu diagung-agungkan. Karena mereka terlalu berlebihan dalam menyanjung dan mengagunkan, sampai kelima orang diabadikan dalam gambar-gambar dan patung-patung yang mereka sembah.
Akhirnya kecintaan dan penghormatan terhadap kelima orang laki-laki itu sampai kepada anak cucu mereka dan turun temurun, dan pada puncaknya orang yang baik-baik tersebut dihormati, dipuja-puja, dimintai syafaat dan dimintai sesuatu yang dihajatkan. Karena anggapan mereka orang-orang yang baik-baik itu (Wad, Suwa’, Yaghuts, Ya’uq dan Nashr) itu adalah Tuhan. Begitulah seterusnya I’tikad yang demikian semakin mendalam. Ajaran yang dibawa Adam, Idris sudah mereka lupakan, sudah tidak lagi menyembah Allah yang wujudnya tidak ada dihadapannya, dan mereka semua beralih menyembah kepada patung-patung yang mereka buat sendiri dan dapat dilihat dengan jelas oleh matanya.
Tugas-tugas berat seperti itulah yang diemban oleh Nabi Nuh untuk memberi peringatan, menyampaikan risalah, menyampaikan ajaran Allah dan mengajak mereka supaya menyembah kepada Allah.

3.      Nabi Nuh Memberantas Patung-Patung dan Berhala-Berhala
Ditengah-tengah masyarakat yang lagi rusak akhlaknya dan rusak moralnya, Nabi Nuh dengan penuh kesabaran dan keyakinan yang kuat menyampaikan ajaran-ajaran Tuhan kepada semua kaumnya dengan kata-kata yang fasih dan penuh hikmah. Nabi Nuh mengajak kepada kaumnya agar menyembah kepada Allah dan meninggalkan menyembah kepada patung-patung dan berhala-berhala yang terbuat dari batu itu. Dalam Al-Qur’an disebutkan nama-nama patung dan berhala yang mereka sembah itu, sebagaimana firman Allah:
Dan mereka berkata: Janganlah sekali-kali kamu meninggalkan (penyembahan) tuhan-tuhan, dan jangan pula sekali-kali kamu meninggalkan (penyembahan) terhadap Wad, dan jangan pula terhadap Suwa, Yaghuts, Ya’ud dan Nashr. Dan sesudahnya mereka telah menyesatkan kebanyakan (manusia) dan janganlah Engkau tambahkan bagi orang-orang yang dhalim itu selain kesesatan.” (QS. Nuh: 23-24)

4.      Nabi Nuh Mulai Berda’wah ke Jalan Allah
Dengan penuh kesabaran dan tidak mengenal putus asa Nabi Nuh mempergunakan hampir seluruh umurnya yang diberikan Allah untuk menghadapi kaumnya yang sama-sama ingkar kepada ajaran-ajaran Nabi yang terdahulu, sama menyembah kepada patung-patung dan berhala-berhala, bahkan dalam waktu yang hampir seribu tahun Nabi Nuh berda’wah hanya mendapatkan pengikut sekitar 75 orang, yang semuanya terdiri orang-orang lemah dan melarat, sebagaimana firman Allah:
Dan sesungguhnya Kami telah mengutus Nabi Nuh kepada kaumnya, maka ia tinggal diantara mereka seribu tahun kurang lima puluh tahun” (QS. al-‘Ankabut: 14)
Dalam waktu yang cukup lama tersebut, Nabi Nuh mengajak kepada kaumnya untuk meninggalkan perbuatan jahat dan mengajak menyembah kepada Allah dan taat kepada apa yang diperintahkan oleh Allah, sebagaimana firman Allah:
Nuh berkata: Sesungguhnya aku adalah pemberi peringatan yang menjelaskan kepada kamu, (yaitu) sembahlah olehmu Allah, bertaqwalah kepadaNya dan taatlah kepadaku (Nuh) niscaya Allah akan mengampuni kepada sebagian dosa-dosamu dan menangguhkan kamu, sampai kepada waktu yang ditentukan. Sesungguhnya ketetapan Allah apabila telah datang tidak dapat ditangguhkan, kalau kamu mengetahui.” (QS. Nuh: 2-4)

5.      Ocehan Kaumnya Nabi Nuh
Usaha keras yang dilakukan oleh Nabi Nuh untuk menyampaikan ajaran Allah tidak berhasil, malah Nabi Nuh mendapat ocehan, omelan dari kaumnya. Ada beberapa alasan yang menyebabkan Nabi Nuh mendapatkan ocehan dari kaumnya, diantaranya adalah:
1.      Nuh adalah seorang manusia biasa yang membutuhkan makan dan minum seperti kita ini.
2.      Pengikut-pengikut Nuh itu adalah orang-orang yang melarat dan hina, kaum fakir dan miskin serta buruh.
3.      Mereka menuduh Nuh dan para pengikutnya sebagai orang-orang bohong, tapi tuduhan itu tidak dapat dibuktikan dengan bukti yang nyata.
Ocehan dan omelan yang dilakukan oleh kaum Nabi Nuh atas da’wah yang dilakukan oleh Nabi Nuh dengan metode ceramah itu, sesuai dengan firman Allah:
Maka berkatalah pemimpin-pemimpin kafir dari kaumnya kami tidak melihat kamu, melainkan (sebagai) seorang seperti kami, dan kami tidak melihat orang-orang yang mengikuti kamu, melainkan orang-orang yang hina diantara kami yang lekas percaya saja, dan kami tidak melihat kamu memiliki sesuatu kelebihan apapun atas kami, bahkan kami yakin bahwa kamu adalah orang-orang yang dusta.” (QS. Hud: 27)

6.      Dakwahnya Nabi Nuh Kepada Kaumnya Lewat Diskusi
Kegagalan Nabi Nuh dalam menyampaikan da’wah dengan metode ceramah tidak membuahkan hasil, tidak membuat Nabi Nuh mundur dan putus asa, malah dengan kegagalan tersebut membuat Nabi Nuh tambah semangat dan giat untuk mencari cara dan metode yang tepat untuk menyampaikan da’wahnya, yaitu da’wah dengan cara diskusi (tanya jawab), baik secara perorangan maupun dengan cara berkelompok. Dan keduanya saling mendatangkan bukti dan dalil yang dapat diajukan.
Nampaknya kebodohan dan kegelapan itulah yang menyelimuti pada diri pribadi kaumnya Nabi Nuh, sehingga dengan cara apapun Nabi Nuh menyampaikan da’wahnya, kaumnya masih belum mau mengindahkan ajaran-ajaran Allah yang dibawah oleh Nabi Nuh.

7.      Dakwahnya Nabi Nuh dengan Menunjukkan Keagungan dan Kekuasaan Allah
Dengan berbagai cara dan metode Nabi Nuh berda’wah kepada kaumnya tapi tidak pernah membuahkan hasil. Dan cara terakhir yang dilakukan oleh Nabi Nuh untuk berda’wah adalah dengan cara menunjukkan bukti keagungan dan kebesaran kekuasaan Allah yang dapat dilihat dan dapat dinikmati oleh kaumnya baik secara langsung  maupun tidak langsung.
Diantara da’wah Nabi Nuh dengan cara menunjukkan kebesaran dan kekuasaan Allah, sebagaimana firman Allah:
Tidaklah kamu perhatikan bagaimana Allah telah menciptakan tujuh langit bertingkat-tingkat? Dan Allah menciptakan padanya bulan sebagai cahaya dan menjadikan matahari sebagai pelita? Dan Allah menumbuhkan kamu dari tanah dengan sebaik-baiknya, kemudian Dia mengembalikan kamu ke dalam tanah dan mengeluarkan kamu (dari padanya pada hari kiamat) dengan sebenar-benarnya. Dan Allah menjadikan bumi untukmu sebagai hamparan, supaya kamu menjalani jalan-jalan yang lurus di bumi itu.” (QS. Nuh: 15-20)

8.      Keingkaran Kaumnya Nabi Nuh Tambah Memuncak
Perkataan dan nasehat Nabi Nuh yang bagaimanapun bentuknya, baik yang berupa ceramah, diskusi atau dengan menunjukkan kebesaran dan kekuasaan Allah, tidak membawa pengaruh apa-apa, tidak membuka pintu kebaikan dihatinya, bahkan mereka tambah sombong dan membantah serta menantang Nabi Nuh, agar mendatangkan adzab Allah, sebagaimana firman Allah:
Mereka (kaumnya Nuh) berkata: Hai Nuh, sesungguhnya kamu telah membantah dengan kami, dan kamu tidak memperpanjang bantahanmu terhadap kami maka datangkanlah kepada kami adzab yang kamu ancamkan kepada kami, jika kamu termasuk orang-orang yang benar. Nuh menjawab: Hanyalah Allah yang mendatangkan adzab itu kepadamu jika Dia menghendaki, dan kamu sekali-kali tidak melepaskan diri. Dan tidaklah bermanfaat kepadamu masehatku jika aku hendak memberi nasehat kepada kamu, sekiranya Allah hendak menyesatkan kamu. Dia adalah Tuhanmu, dan kepadaNyalah kamu dikembalikan.” (QS. Hud: 32-34)
Disamping mereka sombong dan menentang Nabi Nuh, mereka juga berlaku sombong dan menjelek-jelekkan Nabi Nuh, sebagaimana firman Allah:
Sungguh jika kamu tidak (mau) berhenti hai Nuh, niscaya benar-benar kamu akan termasuk orang-orang yang dirajam.” (QS. Asy Syu’aro: 116)

9.      Nabi Nuh Mengadu Kepada Allah
Berbagai macam cara yang dilakukan oleh Nabi Nuh, baik dengan cara ceramah, diskusi, dan menunjukkan bukti kekuasaan tidak membuahkan hasil, malah kaumnya semakin bertambah semangat dalam menentang dan memusuhi Nabi Nuh, maka Nabi Nuh mengadu kepada Tuhan sambil memanjatkan agar Tuhan melenyapkan semua orang kafir dimuka bumi ini, tak seorangpun yang perlu ditinggalkan, karena kalau Allah membiarkan orang-orang kafir hidup terus, mereka akan terus membuat kerusakan dan berbuat jahat dan akan memperbanyak dosa, bahkan akan mewariskan kesesatan itu kepada generasi penerusnya. Sebagaimana firman Allah:
Nuh berkata: Ya Tuhanku, sesungguhnya kaumku telah mendustakan aku, karena itu adakanlah keputusan antara orang-orang yang mu’min besertaku.” (QS. Asy Syu’ara: 117-118)
Maka dia (Nuh) mengadu kepada Tuhannya,bahwasanya aku ini adalah orang yang dikalahkan, oleh sebab itu menangkanlah aku.” (QS. al-Qamar: 10)
Nuh berkata: Ya Tuhanku, janganlah Engkau biarkan seorangpun diantara orang-orang kafir jika Engkau biarkan mereka tinggal, niscaya mereka akan menyesatkan hamba-hambaMu, dan mereka tidak akan membiarkan selain anak yang berbuat maksiat lagi sangat kafir.” (QS. Nuh: 26-27)

10.  Nabi Nuh dan Pengikutnya Membuat Kapal
Setelah Allah mendengar do’a dan pengaduan Nabi Nuh Allah menurunkan wahyu kepada Nuh untuk membuat kapal atau perahu keselamatan (Safinatun Najah). Dalam pembuatan perahu itu Nuh dibantu oleh para pengikutnya yang beriman dan dibantu pula oleh tukang-tukang perahu. Perbuatan yang dilakukan Nabi Nuh dan pengikutnya tersebut mendapat cemoohan dan hinaan dari orang-orang kafir yang menyombongkan diri, karena Nabi Nuh membuat perahu tersebut pada musim panas. Menanggapi ejekan dan hinaan dari orang-orang kafir tersebut Nabi Nuh hanya mengatakan “Bahwa sebentar lagi kami akan mengejekmu dengan adzab Allah.” Sebagaimana firman Allah:
Dan diwahyukan kepada Nuh, bahwasanya sekali-kali tidak akan beriman diantara kamu, kecuali orang yang telah beriman (saja), karena itu janganlah kamu bersedih tentang apa yang selalu mereka kerjakan. Dan buatlah bahtera (perahu) itu dengan pengawasan dan petunjuk wahyu kami, dan janganlah kamu bicarakan dengan Aku tentang orang-orang dzalim itu, sesungguhnya mereka itu akan ditenggelamkan. Dan mulailah Nuh membuat bahtera. Dan setiap kali pemimpin kaumnya berjalan melewati Nuh, mereka mengerjakannya. Berkatalah Nuh, jika kamu mengejek kami, maka sesungguhnya (kamipun) mengejekmu sebagaimana kamu sekalian mengejek (kami). Kelak kamu akan mengetahui siapa yang akan ditimpa oleh adzab yang menghinakannya, dan yang akan ditimpa adzab yang kekal.” (QS. Hud: 36-39)

11.  Datanglah Banjir Besar
Setelah Nabi Nuh selesai membuat perahu, mulailah terlihat tanda-tanda akan datangnya adzab Allah kepada orang yang kafir. Langit sudah mulai mendung yang sangat tebal, angin-angin kencang mulai berhembusan dan tidak lama kemudian turun hujan yang sangat lebat yang menghancurkan tanaman-tanaman menenggelamkan tumbuh-tumbuhan dan menenggelamkan orang-orang kafir yang sombong.
Sementara itu Nabi Nuh dan para pengikutnya sudah berada pada perahu keselamatan yang sudah dibuat sebelumnya, tidak ketinggalan pula dalam perahu keselamatan tersebut, semua jenis tumbuh-tumbuhan dan hewan-hewan milik pengikutnya Nabi Nuh, sebagaimana firman Allah:
Hingga apabila perintah Kami datang dan dapur telah memancarkan air, Kami berfirman: Muatkanlah kedalam bahtera itu dari masing-masing binatang sepasang (jantan dan betina), dan keluargamu kecuali orang-orang yang telah terdahulu ketetapan terhadapnya dan (muatkan pula) orang-orang yang beriman. Dan tidak beriman bersama Nuh itu kecuali sedikit.
Nuh berkata: Naiklah kamu sekalian kedalamnya dengan menyebut nama Allah diwaktu berlayar dan berlabuhnya. Sesungguhnya Tuhanku benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Dan bahtera itu berlayar membawa mereka dalam gelombang laksana gunung.” (QS. Hud: 40-42)

12.  Tenggelamnya Putra Nuh
Nabi Nuh telah tahu bahwa banjir yang menimpa kaumnya yang ingkar itu akan memusnahkan semuanya tanpa seorangpu yang selamat. Oleh karena itu pada saat banjir datang, Nabi Nuh berusaha menyelamatkan keluarganya termasuk anaknya agar terhindar dari bahaya banjir. Tetapi anaknya (Nuh) yang bernama Kan’an itu termasuk orang yang mengkufurkan ajaran yang dibawa Nabi Nuh, sehingga Kan’an termasuk golongannya orang akan menerima adzab dari Allah.
Setelah Nabi Nuh mengetahui bahwa anaknya yang ingkar tersebut tidak dapat diselamatkan, Nabi Nuh menyesali perbuatannya dan mengaku berdosa sambil berkata: Aku mohon perlindunganMu wahai Tuhanku, dan takut kepadaMu. Sekarang aku berlindung kepadaMu, jika Engkau tidak segera mengampuni dan menyayangku, niscaya aku termasuk orang-orang yang merugi.
Dan dengan datangnya bencana banjir tersebut seluruh kaumnya Nabi Nuh yang ingkar binasa termasuk didalamnya anak dan istrinya yang juga kufur kepada ajaran Nuh.

13.  Banjir Telah Reda
Setelah bencana banjir yang begitu besar yang membinasahkan seluruh kaumnya Nabi Nuh yang kufur, maka awan-awan dilangit mulai hilang, hujan-hujan mulai berhenti, bumi sudah mulai menghisap air dan kapal yang ditumpangi Nabi Nuh sudah berlabu diatas gunung. Kemudian Allah memerintahkan pada Nabi Nuh turun dari bahtera perahunya dan mulai dengan kehidupan baru lagi setelah terjadinya bencana yang begitu besar.
Dalam akhir kisah Nuh ini, Allah menuturkan kisah ini kepada Nabi Muhammad saw, seraya berfirman: Kisah Nabi Nuh dan kaumnya yang kami ceritakan kepadamu (Muhammad) adalah kabar ghaib, kamu dan kaummu tidak mengetahui kisah ini kepadamu. Maka sabarlah dalam menghadapi kaummu, seperti keberuntungan sebagaimana yang pernah diperoleh Nuh. Dan akibat yang baik itu senantiasa akan diperoleh orang-orang yang bertaqwa.
Contoh kesabaran Nabi Nuh yang dituturkan Allah kepada Muhammad juga terdapat dalam firman Allah:
Itu adalah diantara berita-berita penting tentang yang ghaib, yang kami wahyukan kepadamu (Muhammad) tidak pernah kamu mengetahuinya dan tidak (pula) kaummu sebelum ini. Maka bersabarlah, sesungguhnya kesudahan yang baik adalah bagi orang-orang yang bertaqwa.” (QS. Hud: 49)
Bismillahirrohmanirrohim 
(dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang)

Narkotika: Zat atau Obat berasal dati tanaman atau bukan  tanaman baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, mengurangi rasa sakit sampai menghilangkan rasa nyeri dan dapat menimbulkan ketergantungan, Contoh: Ganja, Heroin/Putau. Extacy, Sabu-Sabu dan Morfin.




Psikotropika: Zat atau Obat baik alamiah maupun sintetis bukan narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektip pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada mental dan perilaku. Contoh: Happy five, lexotan.










Bahan Adiktif: Bahan lain bukan narkotika atau Psikotropika yang bila dikonsumsi dapat menimbulkan ketergantungan (Contoh: Alkohol, Nicotin, Kafein, Solven), bensin, spirtus, aceton Zat yang mudah menguap, lem.














Faktor Penyebab Penyalahgunaan Narkoba:
-         -  Kepribadian yang lemah / mudah terpengaruh
-          - Ingin coba-coba / rasa ingin tahu
-          - Kurang percaya diri / tidak dapat menyesuaikan
-          - Pengaruh atau dorongan dari teman / sebaya
-          - Bergaul dengan pemakai / tinggal di lingkungan edar
-          - Kurang mendapat bekal agama
-          - Kurang perhatian orang tua

Tanda-Tanda Penguna Narkoba:
-          - Bicara cadel, wajah kusut
-          - Jalan sempoyongan, mata merah, sayu, berair
-          - Hidung beler, mudah emosi, pakaian kumuh
-          - Suka melawan oang tua dan guru
-          - Tidak peduli norma sopan santun, malas belajar
-          - Suka bohong, bengong akhirnya mencuri

Dampak Buruk Penyalahgunaan Narkoba:
-          - Badan sakit-sakitan, mudah tertular HIV / AIDS
-          - Sek bebas, merusak organ tubuh
-          - Sakauw, teler, ketergantungan-over dosis mati
-          - Mengganggu ketertiban umum, kriminalitas, laka lantas
-          - Merusak moral bangsa, tidak punya rasa cinta tanah air dan masa depan negara suram / hancur

Ancaman Hukuman Narkotika

Pemilik: pasal 112 UU No. 35 / 2009 tentang Narkotika : Barang siapa memiliki, menggunakan Narkotika diancam paling singkat 4 tahun dan paling lama 12 tahun penjara dan denda 8 juta s/d 8 milyard.
Pengedar: pasal 114 UU No. 35 / 2009 tentang Narkotika : Barang siapa mengedarkan, menyalurkan, menjual, membeli, menyeerahkan Narkotika dihukum 20 tahun, seumur hidup, mati dan denda 1 s/d 10 milyard.

Produsen: pasal 113 UU No. 35 / 2009 tentang Narkotika : Barang siapa memproduksi, mengola, mengekstraksi, merakit Narkotika dihukum 20 tahun, seumur hidup, mati dan denda 1 s/d 10 milyard.
Psikotropika: pasal 59 UU No. 5 / 1997 tentang Psikotropika : Barang siapa : a. Menggunakan, b. Memproduksi, c. Mengedarkan, d. Mengimport, e. Menyimpan, Memiliki dan membawa Psikotropika diancam hukuman penjara paling singkat 4 tahun, paling lama 15 tahun dan denda 150 s/d 750 juta.

Peran Serta Masyarakat: pasal 54 UU No. 5 / 1997 tentang Psikotropika & pasal 105 UU No. 35 / 2009 tentang Narkotika: 1. Masyarakat mempunyai kesempatan yang luas dalam membantu upaya mencegah dan memberantas, penyalahgunaan dan edar gelap narkoba. 2. Masyarakat wajib lapor bila tahu pentalahgunaan dan peredaran gelap Narkoba. 3. Pemerintah wajib menjamin keamanan dan melindungi pelapor sebagaimana ayat 2 di atas.


Efek Penyalahgunaan Ganja:
-          - Menimbulkan ngantuk, lesu, mata merah, dungu, jalan mengambang, kadar gula naik turun.
-          - Menimbulkan ketergantungan secara fisik, rasa mual pada perut, kram otot, nyeri tulang, flu.
-          - Sakit paru-paru, sesak nafas, membuat bodoh.


Efek Penyalahgunaan Shabu:
-         -  Menimbulkan ketergantungan, hidung beler, nafsu makan menurun, depresi, nyeri tulang, agresif, berat badan menyusut, sakit paru-paru.
-         -  Pada wanita menggangu sirkulasi menstruasi.
-          - Menyababkan kebodohan dan malas belajar.


Efek Penyalahgunaan Putauw:
-          - Menimbulkan ngantuk, membuat bodoh.
-          - Bila tidak menggunakan putau membuat shakauw dan nyeri tulang seluruh tubuh, kepala pusing
-          - Mudah tertular HIV-AIDS, badan sakit-sakitan.
-          - Kejang perut, ketergantungan dan kematian.



Efek Penyalahgunaan Extacy:
-          - Meningkatkan detak jantung dan tekanan darah.
-          - Menimbulkan kebodohan, dehidrasi, malas.
-          - Menimbulkan ketergantungan, over dosis, mati.

-          - Menimbulkan kerusakan otak dan saraf.

Friday, August 15, 2014

Bismillahirrohmanirrohim 
(dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang)
            
Keanekaragaman makhluk hidup yang melimpah perlu dikelompokkan berdasarkan persamaannya. Makhluk hidup yang memiliki kesamaan dikelompokkan menjadi satu unit atau takson. Kegiatan ini disebut klasifikasi. Klasifikasi bermanfaat untuk mengetahui hubungan kekerabatan antara makhluk hidup yang beraneka ragam.
            Sistem klasifikasi yang masih dipergunakan dan terus dikembangkan adalah sistem klasifikasi buatan (artifisial). Sistem ini mengklasifikasikan makhluk hidup berdasarkan struktur morfologi, anatomi, maupun fisiologi (terutama alat reproduksi dan habitatnya). Sistem ini mengutamakan tujuan praktis, yaitu untuk memperoleh ikhtisar dunia makhluk hidup.
            Sistem klasifikasi artifisial dikembangkan oleh Aristoteles, Theophrastus, dan Carolus Linnaeus. Kelebihan sistem ini ialah identifikasi yang mudah. Pengelompokan makhluk hidup yang kurang dikenal masih mungkin dilakukan. Sistem ini juga relatif lebih adaptif, karena terus dapat menyesuaikan diri terhadap perubahan perkembangan pengetahuan.
            Contoh klasifikasi artifisial antara lain pada pengelompokan tumbuhan Angiospermae berdasarkan habitusnya (perawakannya). Misal pengelompokan bayam, kangkung, dan lili di dalam habitus herba dan pengelompokan jati, randu, dan kelengkeng dalam habitus pohon.
            Adapun contoh klasifikasi artifisial pada dunia hewan (Animalia) adalah pengelompokan orang utan, siamang, dan kuskus menjadi hewan arboreal (dominasi hidup di atas pepohonan).
Bismillahirrohmanirrohim 
(dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang)



 Ø  Seorang yang mengamalkan sifat Al-Muqsith (Allah Yang Maha Mengadili), maka dalam setiap langkah kehidupannya akan mencerminkan perbuatan yang adil dengan senantiasa mengingat keadilan Allah, berusaha memahami segala aturan yang ditetapkan Allah (alim), senantiasa konsisten (istiqomah), untuk menerapkan hukum-hukum Allah dalam seluruh aspek kehidupan tanpa memilah dan memilih, senantiasa memberikan hak adami (rahmah) kepada sesama manusia ataupun makhluk lain tanpa pilih kasih terhadap siapapun walaupun terhadap musuh sekalipun.
 Ø  Seorang yang mengamalkan sifat Al-Warits (Allah Yang Maha Mewarisi), maka dalam setiap langkah kehidupannya akan mencerminkan keikhlasan terhadap apa yang diberikan Allah, selalu mengingat kebesaran Allah, memberikan yang terbaik (ihsan) kepada yang berhak menerimanya, mendidik dan memperdayakan  (tarbiyah) kemampuan oarang yang membutuhkan, memperhitungkan (hisab) segala kemungkinan manfaat ataupun madharat yang akan terjadi kepada sesamanya, memberikan shadaqah yang berguna yang menjadi kebutuhan pokok bagi kehidupan manusia.
Ø  Seorang yang mengamalkan sifat An-Naafi’u (Allah Yang Maha Pemberi Manfaat), maka dalam setiap langkah kehidupannya akan mencerminkan selalu mensyukuri segala nikmat Allah, berbuat hal yang dapat memberikan manfaat kepada sesamanya, mengusahakan (ikhtiar) segala bentuk manfaat yang diperlukan sesamanya, menolong (ta’awun) dengan segala tindakan ataupun bantuan yang manfaat bagi kehidupan sesamanya sesuai dengan kemampuannya, dan menjauhkan segala bentuk mafsadat yang dapat menyengsarakan kehidupan manusia.
Ø  Seorang yang mengamalkan sifat Al-Baasith (Allah Yang Maha Melapangkan), maka dalam setiap langkah kehidupannya akan mencerminkan selalu mengingat pemberian Allah kepada hamba-Nya yang tiada terhingga, memberikan pencerahan hati dan pikiran bagi sesama manusia, memberikan kesempatan bagi manusia untuk meniti jalan kebenaran dan kesuksesan, menolong kehidupan manusia dengan segala sesuatu yang berguna dalam kehidupannya, membantu meringankan segala beban dan rintangan serta hambatan yang menganggu kehidupan manusia.
Ø  Seorang yang mengamalkan sifat Al-Hafiidz (Allah Yang Maha Menjaga), maka dalam setiap langkah kehidupannya akan mencerminkan selalu mengingat pertolongan Allah terhadap hamba-Nya dengan keyakinan bahwa Allah akan selalu menyertai dan menolong hamba-hamba yang istiqomah dalam menapak jalan kebenaran, selalu membimbing sesama manusia agar selalu berada di jalan ketaatan yang diperintahkan, giat dan semangat beramar ma’ruf dan nahi munkar dalam berbagai situasi dan keadaan, meringankan beban sesama makhluk untuk melakukan ketaatan, membebaskan sesama manusia dari segala kemungkinan yang menyesatkan kehidupannya.
Ø  Seorang yang mengamalkan sifat Al-Wali (Allah Yang Maha Melindungi), maka dalam setiap langkah kehidupannya akan mencerminkan selalu mengingat Allah yang tak terbatas dan memohon agar selalu dalam lindungannya, berusaha memberikan segala sesuatu yang menjadi kebutuhan hidup sesama manusia, membimbing manusia agar tidak terbujuk dengan godaan syetan, meringankan sesama manusia dari segala cobaan, musibah ataupun ujian yang menimpanya, membangkitkan kesadaran sesama manusia untuk selalu dekat dengan Allah swt.
Ø  Seorang yang mengamalkan sifat Al-Waduud (Allah Yang Maha Pengasih), maka dalam setiap langkah kehidupannya akan mencerminkan selalu mengingat kasih sayang Allah terhadap semua makhluk-Nya, senantiasa memberikan apa yang dibutuhkan sesama manusia, memberikan perhatian dan kasih sayang pada sesama manusia dan tidak membeda-bedakan satu sama lainnya sebab hanya Allah-lah yang paling mengetahui hati hamba-hambanya, menghormati dan menghargai harkat dan martabat kemanusiaan dan menjujung tinggi kehormatan manusia.
Ø  Seorang yang mengamalkan sifat Ar-Roofi’ (Allah Yang Maha Meninggikan), maka dalam setiap langkah kehidupannya akan mencerminkan selalu mngingat kekuasaan Allah terhadap hamba-Nya, hanya Allah-lah yang berhak meninggikan derajat manusia dan Dia pula yang berhak merendahkan, senantiasa menghargai usaha (ikhtiar) yang dilakukan setiap manusia, menjunjug tinggi prinsip keadilan, memberikan penghormatan yang semestinya terhadap sesamanya, memberikan bimbingan terbaik untuk mencapai prestasi yang diciptakan, selalu mendukung untuk meraih kesuksesan hidup di dunia dan akhirat.
Ø  Seorang yang mengamalkan sifat Al-Mu’izzu (Allah Yang Maha Memuliakan), maka dalam setiap langkah kehidupannya akan mencerminkan selalu mengingat kemuliaan dan keagungan Allah, senantiasa menunjukkan keutamaan manusia apabila dibandingkan dengan makhluk lainnya, mengarahkan sesama manusia untuk menampilkan akhlakul karimah, mengingatkan manusia yang mengabaikan harga dirinya, membantu manusia untuk kembali kepada kesadaran fitrahnya, bergaul dengan sesama sesuai teladan Rasulullah, menjaga harkat dan martabat kemanusiaan.
Ø  Seorang yang mengamalkan sifat Al-Afuww (Allah Yang Maha Pemaaf), maka dalam setiap langkah kehidupannya akan mencerminkan selalu mengingat akan harapan ampunan Allah terhadap hamba-Nya sehingga tidak mudah putus asa, senantiasa beristighfar, bertasbih, bertakbir, dan bertahmid dengan menyadari segala kesalahan yang telah dilakukan, memperbaiki segala dosa, khilaf dan kesalahan bahkan perbuatan keji yang diperbuat, segera melakukan kebaikan untuk menutupi keburukan, senantiasa memohon ampunan kepada Allah, suka memberi maaf terhadap kesalahan orang lain, tidak segan meminta maaf kepada orang lain atas kesalahan ataupun kekhilafan yang dilakukan dan senantiasa berusaha untuk mendapatkan ampunan dari Allah swt.
Bismillahirrohmanirrohim 
(dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang)
           
Nama lengkap Idris adalah Idris bin Yakid bin Mahlail bin Qaiman bin Anusy bin Syit bin Adam as. Beliau adalah Nabi yang kedua sesudah Adam. Di dalam Al-Qur’an diceritakan panjang lebar tentang Nabi Idris termasuk juga menerangkan panjang lebar tentang derajat dan keluhuran Nabi Idris as.
            Nabi Idris adalah orang yang pertama kali pandai dan mengajarkan cara jahit manjahit, menata pakaian, ilmu fasak dan tulis menulis dengan pena. Nabi Idris memberi peran yang sangat besar sekali dengan lahirnya berbagai macam model pakaian, pejahitan, ilmu fasak dan cara tulis menulis (persurat kabaran) dan lain sebagainya.
            Allah Ta’ala telah memberikan sifat sabar kepada Nabi Idris, dan dengan sifat kesabaran itulah sehingga Nabi Idris memperoleh derajad yang tinggi. Menurut beberapa Ulama’ Nabi Idris ini adalah orang pertama yang menerima Wahyu dari Malaikat Jibril untuk memberi petunjuk kepada keturunan Qabil agar mereka bersifat sabar atas kedurhakaan dan keturunannya dan bertaubat kepada Allah serta bertingkah laku sesuai dengan tuntunan syariat.
            Cerita tentang keluhuran Nabi Idris diterangkan Allah dalam surah Maryam: 56-57.
Dan ceritakanlah (Hai Muhammad), kepada mereka kisah Idris (yang tersebut) di dalam Al-Qur’an. Sesungguhnya ia adalah seorang yang sangat membenarkan dan seorang Nabi. Dan kami telah mengangkatnya ke derajat yang tinggi.” (QS. Maryam: 56-57)
            Para Hukama berselisih pendapat tentang tempat kelahiran dan tempat dibesarkannya Nabi Idris. Sebagian mengatakan bahwa Idris dilahirkan di Mesir, di daerah Munaf. Pada waktu kecil beliau diberi nama Kurmus Al Haramisah, berasal dari bahasa Yunani Armia, kemudian di istilahkan dalam bahasa Arab menjadi Hurmus. Menurut orang-orang Ibrani beliau bernama Khunukh yang diarahkan menjadi Ukhnukh. Kemudian didalam Al-Qur’an Allah memberi nama Idris. Hurmus (Idris) meninggalkan Mesir kemudian berkelana mengelilingi dunia, kemudian kembali ke Mesir lagi dan Allah mengangkatnya menjadi Rasul ketika beliau berusia 82 tahun, dan sebagian kelompok lagi mengatakan bahwa Idris dilahirkan di Babilonia.
            Pada waktu kecil beliau belajar ilmu kepada Syit (Syis) Putra Adam. Setelah dewasa, Allah menurunkan wahyu keNabian kepadanya, kemudian beliau menjalankan tugas keNabiannya melarang anak cucu Adam untuk membuat kerusakan, keonaran serta menentang ajaran Adam Syit, pengikutnya hanya sedikit, karena kebanyakan meninggalkan Mesir sampai wafat.
            Idris dan pengikutnya menyeru makhluk-makhluk Allah untuk melakukan amar ma’ruf nahi munkar dan taat kepada Allah sebagaimana dikatakan: Bahwa dia (Idris) menyeru untuk memeluk agama Allah, mengakui keesaan Allah, beribadah kepada Allah, membebaskan diri dari adzab Allah di akhirat dengan mengerjakan amal kebajikan di dunia, mengajurkan zuhud (hidup sederhana) didunia serta berlaku adil terhadap sesama dengan ajarannya, dan menganjurkan jihad untuk melawan musuh-musuh agama mereka dan memerintahkan mengeluarkan zakat harta benda untuk membantu orang-orang lemah.

Saturday, August 9, 2014

Bismillahirrohmanirrohim 
(dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang)

1.      Jamur
Jamur atau Fungi tidak dapat berfotosintesis dan bersifat heterotrof. Jamur ada yang mulitiseluler serta bersifat eukariotik. Pada jamur multiseluler terdapat deretan sel yang membentuk benang disebut hifa. Jaringan hifa membentuk anyaman disebut miselium yang merupakan tempat pembentukan spora.
Fungi dikelompokkan menjadi empat divisi seperti berikut.
a.       Zygomycotina mempunyai ciri-ciri: hifa soenositik, menghasilkan zigosporagium, dinding sel tersusun dari zat kitin dan mempunyai haustoria. Contoh Zygomicotina yaitu: Rhizopus stolonifer, Mucor hiemalis, Beauveria bassiana, dan Metarrhisium anisopliae.
b.      Ascomycotina mempunyai ciri-ciri: hifa bersekat, berinti banyak, dan spora tidak berflagela. Contoh Ascomycotina yaitu: Saccharomyces cerevisiae, Penicillium notatum, dan Neurospora crassa.
c.       Basidiomycotina mempunyai ciri-ciri: hifa bersekat, hifa vegetatifnya mempunyai satu inti haploid, mempunyai basidiokarp, dan badan buah berbentuk seperti payung. Beberapa jamur Basidiomycotina dapat dimanfaatkan sebagai sumber makanan. Contoh Basidiomycotina yaitu: Volvariella volvacea, Amanita phalloides, Ganoderma aplantum, dan Puccinia graminis.
d.      Deutromycotina mempunyai ciri-ciri: hifa bersekat dan dinding sel terbuat dari zat kitin. Jamur Deutromycotina ada yang merugikan dan ada yang menguntungkan. Contoh Deutromycotina yaitu: Tinea versicolor, Epidermophyton floocossum, dan Trichophyton.
Peran Fungi bagi kehidupan manusia sebagai berikut.
a.       Rhizopus oligosporus digunakan dalam pembuatan tempe.
b.      Beauveria bassiana berperan sebagai parasit pada hama wereng.
c.       Saccharomyces cerevisiae berguna dalam pembuatan roti dan tapai.
d.      Penicillium notatum menghasilkan antibiotik.
e.       Neurospora crassa dimanfaatkan dalam pembuatan oncom merah.
f.       Aspergillus wentii berguna dalam pembuata kecap.
g.      Volvariella volvacea, Auriclaria politrica, dan Pleurotus digunakan sebagai bahan makanan.
2.      Protista
Ciri-ciri umum Protista sebagai berikut.
   a.       Bersifat eukariotik yaitu memiliki bahan inti yang diselubungi membran.
   b.      Tidak dapat digolongkan dalam kelompok tumbuhan, hewan, ataupun jamur.
Protista dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu Algae, Protozoa, serta Protista mirip jamur.
   a.       Algae (Protista mirip tumbuhan), mempunyai ciri berklorofil dan bersifat fotosintetik.
Algae dibedakan menjadi tujuh filum berikut.
Filum                           Selularitas                                Warna Tubuh              Contoh
Euglenophyta              Uniseluler                                Hijau                           Euglena
Dinoflagellata             Uniseluler                                Cokelat                        Gonyaulax,             
Ceratium
Bacillariophyta            Uniseluler                                Cokelat pudar             Navicula,
Pinnularia
Chlorophyta                Uniseluler dan Multiseluler     Hijau                           Clamydomonas
Chrysophyta                Uniseluler dan Multiseluler     Kuning keemasan        Ochromonas
Phaeophyta                 Multiseluler                             Cokelat pudar             Laminaria,
Macrocystis
Rhodophyta                Multiseluler                             Merah hingga hitam    Gelidium,
Eucheuma,
Gracillaria

            Filum Euglenophyta, Dinoflagellata, dan Clorophyta mempunyai alat gerak berupa flagela.
            Peran Algae bagi kehidupan manusia sebagai berikut.
1)      Navicula dapat dimanfaatkan sebagai campuran semen, bahan penggosok, dan dinamit.
2)      Chlorella mengandung protein tinggi dan dapat dimanfaatkan sebagai bahan obat-obatan, kosmetik, dan bahan makanan.
3)      Laminaria menghasilkan asam alginat sebagai pembuat gel untuk industri makanan dan kosmetik.
4)      Gelidium dan Eucheuma digunakan sebagai bahan pembuat agar-agar.
5)      Gracillaria dapat dikonsumsi sebagai bahan makanan.





b.      Protozoa (Protista mirip hewan), mempunyai ciri bersifat heterotrof, dan dapat bergerak aktif. Protozoa dibedakan menjadi enam filum berikut.
Filum                           Ciri                                                                  Contoh
Rhizopoda                   Bergerak menggunakan pseudopodia             Amoeba
Actinopoda                 Bergarak menggunakan axopodia                   Acanthometra
Foraminifera                Mempunyai cangkang yang berpori-pori        Actinophrys,
Polystromella
Apicomplexa               Berbentuk seperti spora dan tidak                  Plasmodium
(Sporozoa)                   mempunyai alat gerak
Zoomastigophora        Bergerak menggunakan flagela                       Trypanosoma,
(Zooflagellata)                                                                                                Trichonympha
Ciliata                          Bergerak menggunakan silia                           Stentor, Paramecium
(Ciliophora)
            Peran Protozoa bagi kehidupan makhluk hidup sebagai berikut.
   1)      Radiozoa, cangkangnya sering digunakan sebagai bahan pembentuk gelas dan bahan peledak.
   2)      Foraminifera, cangkangnya digunakan untuk menunjukkan sumber minyak.
   3)      Trypanosoma gambiense, mengakibatkan penyakit tidur pada manusia.
   4)      Trypanosoma evansi, mengakibatkan penyakit sura pada hewan ternak.

   c.       Jamur lendir dan jamur air (Protista mirip jamur), menpunyai ciri-ciri tubuh berbentuk filamen, hidup ditempat lembab, serta bersifat heterotrof dan absorptif.
Peran Protista mirip jamur bagi kehidupan makhluk hidup.
   1)      Phytopththora capsici menyerang tanaman buah-buahan dari famili Cucurbitaceae.
   2)      Saproglenia parasitica merupakan parasit yang hidupnya menempel pada tubuh organisme yang hidup di air, misal ikan.
   3)      Plasmospora viticola merupakan parasit pada buah anggur.
   4)      Phytophthora faberi mengakibatkan kanker pada bidang sadapan batang pohon karet.