This is featured post 1 title
Replace these every slider sentences with your featured post descriptions.Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha - Premiumbloggertemplates.com.
This is featured post 2 title
Replace these every slider sentences with your featured post descriptions.Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha - Premiumbloggertemplates.com.
This is featured post 3 title
Replace these every slider sentences with your featured post descriptions.Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha - Premiumbloggertemplates.com.
Sunday, June 28, 2015
12:05 AM
Unknown
Pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan dipengaruhi oleh
faktor internaldan faktor eksternal. Faktor internal meliputi faktor genetis
(hereditas) dan proses fisiologis individual yang bersifat spesifik yang
dipengaruhi oleh hormon. Faktor eksternal meliputi pengaruh suhu udara, cahaya,
kelembapan udara, pH tanah, serta ketersediaan air tanah dan mineral. Untuk mempelajari
pengaruh faktor-faktor tersebut terhadap pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan,
dapat diketahui dengan melakukan beberapa percobaan atau pengamatan.
1.
Percobaan untuk
Mengetahui Faktor Internal terhadap Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan
Contoh percobaan
mengenai pengaruh faktor internal terhadap pertumbuhan dan perkembangan
tumbuhan sebagai berikut.
a.
Dua tanaman
sejenis yang berumur sama ditanam dalam pot terpisah. Tanaman pada pot I diberi
tambahan hormon giberelin dan antokalin. Tanaman pada pot II tidak diberi
tambahan hormon.
b.
Kedua tanaman
diperlakukan sama, misal penyiraman dilakukan setiap hari dengan kuantitas
sama.
c.
Pengamatan
dilakukan selama lima minggu. Parameter yang diamati meliputi pertumbuhan daun
dan bunga.
d.
Hasil percobaan
Tanaman pada pot I akan tumbuh lebih cepat daripada
tanaman pada pot II. Daun dan bunga juga terbentuk lebih cepat. Hal ini karena
hormon giberelin mengakibatkan tanaman berbunga sebelum waktunya, merangsang
pertumbuhan tunas, serta merangsang pertumbuhan daun dan batang. Hormon
antokalin merangsang pembentukan bunga.
2.
Percobaan untuk
Mengetahui Pengaruh Faktor Eksternal terhadap Pertumbuhan dan Perkembangan
Tumbuhan
Contoh percobaan
mengenai pengaruh faktor eksternal terhadap pertumbuhan dan perkembangan
tumbuhan sebagai berikut.
a.
Disediakan dua
buah cawan petri. Pada setiap cawan petri diletakkan kapas secukupnya. Setelah
itu, biji kacang hijau diatur di atasnya. Pada setiap cawan diletakkan 7 biji
kacang hijau. Selanjutya, kapas diberi air. Cawan petri pertama diberi label I,
sedangkan cawan petri kedua diberi label II.
b.
Pada cawan petri
I, kapas ditetesi air sampai basah. Sementara itu, pada cawan petri II diisi
dengan air hingga tergenang. Kedua cawan tersebut selalu dijaga kandungan
airnya setiap hari. Selanjutnya, dilakukan pengamatan selama 7 hari.
c.
Hasil percobaan
Biji kacang hijau pada cawan petri I dapat rumbuh,
sedangkan biji pada cawan petri II tidak tumbuh. Biji memerlukan oksigen untuk
proses respirasi dalam perkecambahan. Pada cawan petri I tersedia oksigen untuk
proses perkecambahan karena media dan biji tidak tergenang air. Pada cawan
petri II, media dan biji kacang hijau selalu tergenang air. Hal ini
mengakibatkan kelompok tersebut berada dalam kondisi kekurangan oksigen.
Padahal, oksigen dibutuhkan untuk metabolisme. Melalui metabolisme inilah
tumbuhan mendapatkan energi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan. Kondisi
kekurangan oksigen tersebut mengakibatkan tumbuhan tidak dapat melakukan
metabolisme untuk mendapatkan energi. Akibatnya, biji kacang hijau pada cawan
petri II tidak ada yang berkecambah.
Saturday, June 27, 2015
12:36 AM
Unknown
Sistem pertanahan tubuh berfungsi melindungi tubuh dari
sserangan benda asing atau bibit penyakit yang masuk ke dalam tubuh. Benda
asing tersebut dapat berupa mikroorganisme penyebab penyakit (patogen), misal
virus, bakteri, jamur, dan Protozoa bersel satu.
1.
Jenis Sistem
Pertahanan Tubuh
a.
Sistem
Pertahanan Tubuh Nonspesifik
Sistem pertahanan tubuh
nonspesifik merupakan pertahanan tubuh yang tidak membedakan mikroorganisme
patogen satu dengan yang lainnya.
1)
Pertahanan yang
terdapat di permukaan tubuh
a)
Pertahanan
fisik, dilakukan oleh kulit dan membran mukosa.
b)
Pertahanan
mekanis, dilakukan oleh rambut hidung dan silia.
c)
Pertahanan
kimiawi, dilakkukan oleh sekret yang dihasilkan kulit dan membran mukosa.
d)
Pertahanan
biologis, dilakukan oleh populasi bakteri tidak berbahaya yang hidup di kulit
membran mukosa.
2)
Respon
peradangan (Inflamasi)
Inflamasi merupakan respons tubuh
terhadap kerusakan jaringan, misal akibat goresan atau benturan keras. Proses
ini dipengaruhi oleh histamin dan prostaglandin.
3)
Fagositosis
Fagositosis adalah suatu mekanisme
pertahanan yang dilakukan oleh sel-sel fagosit, dengan jalan mencerna
mikroorganisme/partikel asing yang masuk ke dalam tubuh.
4)
Protein
antimikrobia
Jenis protein yang berperan dalam sistem pertahanan
tubuh nonspesifik yaitu protein komplemen dan interferon. Protein komplemen
membunuh bakteri penginfeksi dengan cara membentuk lubang pada dinding sel dan
membran plasma bakteri tersebut. Interferon akan membentuk zat yang mampu
mencegah replikasi virus sehingga seranggan virus dapt dicegah.
b.
Sistem
Pertahanan Tubuh Spesifik
Sistem ini bekerja
apabila patogen telah berhasil melewati sistem pertahanan tubuh nonspesifik.
Sistem kekebalan tubuh ini melibatkan peran limfosit dan antibodi.
Jenis-Jenis Limfosit Beserta Fungsinya
Tipe Limfosit Jenis Limfosit Fungsi
Limfosit B Sel
B plasma Membentuk antibodi
(sel B) Sel
B pengingat Mengingat antigen
yang pernah masuk ke dalam
tubuh.
Sel B pembelah Membentuk sel B plasma dan sel B
pengingat.
Limfosit T Sel
T pembunuh Menyerang patogen yang
masuk ke dalam
(sel T) tubuh,
sel tubuh yang terinfeksi, serta sel kanker
secara
langsung.
Sel
T pembantu Menstimulasi
pembentukan jenis sel T lainnya
dan
sel B plasma dan mengaktivasi makrofag
untuk
melakukan fagositosis.
Sel
T supresor Menurunkan dan
menghentikan respons imun
dengan
cara menurunkan produksi antibodi dan
mengurangi
aktivitas sel T pembunuh.
Tipe-Tipe Antibodi Beserta Karateristiknya
Tipe Antibodi Karateristik
IgM Antibodi
ini dilepaskan ke aliran darah pada saat terjadi infeksi yang
pertama kali (respons kekebalan
primer).
IgG Antibodi
ini banyak terdapat di dalam darah dan diproduksi saat
terjadi
infeksi kedua (respons kekebalan sekunder). IgG juga mengalir
melalui plasenta dan memberi
kekebalan pasif dari ibu kepada janin.
IgA Antibodi
IgA dapat ditemukan dalam air mata, air ludah, keringat, dan
membran
mukosa. IgA berfungsi untuk mencegah infeksi pada
permukaan
epitelium. IgA juga terdapat dalam kolostrum yang
berfungsi
untuk mencegah kematian bayi akibat infeksi saluran
pencernaan.
IgD Antibodi
ini ditemukan pada permukaan limfosit B sebagai reseptor
dan berfungsi merangsang
pembentukan antibodi oleh sel B plasma.
IgE Antibodi
ini ditemukan terikat pada basofil di dalam sirkulasi darah
dan
mastosit di dalam jaringan yang berfungsi memengaruhi sel untuk
melepaskan histamin yang terlibat
dalam reaksi alergi.
Respons kekebalan tubuh terhadap antibodi dapat dibedakan
menjadi dua jenis, yaitu kekebalan humoral (antibody-mediated immunity) dan
kekebalan sekuler (cell-mediated immunity).
1)
Kekebalan
humoral
Kekebalan humoral melibatkan aktivitas
sel B dan antibodi yang beredar dalam cairan darah dan limfe. Serangkaian
respons terhadap patogen ini disebut respons kekebalan primer. Apabila antigen
yang sama masuk kembali ke dalam tubuh dengan cepat tubuh memberikan respons
kekebalan sekunder.
2)
Kekebalan
seluler
Kekebalan seluler melibatkan sel T yang bertugas
menyerang sel-sel asing atau jaringan tubuh yang terinfeksi secara langsung.
Berdasarkan
cara memperolehnya, kekebalan tubuh digolongkan menjadi dua kelompok, yaitu
kekebalan aktif dan kekebalan pasif.
1)
Kekebalan aktif
Kekebalan aktif merupakan kekebalan yang
dihasilkan oelh tubuh itu sendiri. Kekebalan ini dapat diperoleh secara alami
melalui penyakit, misal penyakit cacar dan secara buatan melalui vaksinasi.
2)
Kekebalan pasif
Kekebalan pasif merupakan kekebalan yang diperoleh
setelah menerima antibodi dari luar. Kekebalan ini dapat diperoleh secara alami
melalui pemberian ASI dan secara buatan melalui penyuntikan antiserum.
12:32 AM
Unknown
Pada
manusia, masing-masing jaringan belum mampu melaksanakan fungsi hidup secara
sendiri-sendiri. Kerja sama antara dua atau lebih dari jaringan akan membentuk
suatu organ. Berbagai jaringan yang bersatu dan menjalankan fungsi tertentu
membentuk alat tubuh yang disebut organ. Organ merupakan bagian tubuh yang
memiliki satu atau lebih fungsi tertentu. Macam-macam organ yang dimiliki
manusia akan dijelaskan berikut ini:
A.
Alat-Alat
Pencernaan (Digestori)
Alat-alat pencernaan
meliputi saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan.
1.
Saluran
pencernaan
Saluran pencernaan
merupakan organ-organ yang dilalui makanan selama berlangsungnya proses
pencernaan makanan dan penyerapan sari-sari makanan. Organ-organ yang membentuk
saluran pencernaan adalah mulut, kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar,
pelepasan (rektum), anus.
a.
Mulut (kavum
oris)
Proses pencernaan
dimulai sejak makanan masuk ke dalam mulut. Di dalam mulut terdapat alat-alat
yang membantu proses pencernaan, yaitu gigi, lidah, dan kelenjar ludah (air
liur). Di dalam rongga mulut, makanan mengalami pencernaan secara mekanis dan
kimiawi. Gigi di dalam mulut membantu pengunyahan makanan dari ukuran besar
menjadi potongan kecil-kecil.
Gigi
Gigi berfungsi untuk
mengunyah makanan sehingga menjadi halus. keadaan ini memungkinkan enzim-enzim
pencernaan mencerna makanan lebih cepat dan efisien. Gigi dapat dibedakan atas
empat macam, yaitu gigi seri (berbentuk seperti pahat) untuk memotong dan
menggigit makanan, gigi taring (berbentuk seperti pahat runcing) untuk merobek
makanan, gigi geraham depan (berbentuk agak silindris dengan permukaan lebar
dan datar berlekuk-lekuk) untuk mengunyah makanan, dan gigi geraham belakang.
Secara umum gigi manusia terdiri dari tiga bagian, yaitu mahkota gigi (korona)
merupakan bagian gigi yang terlindung dalam gusi, leher gigi (kolum), dan akar
gigi (radiks). Akar gigi merupakan bagian gigi yang tertanam di dalam rahang.
Bagian-bagian dalam penampang gigi
Email merupakan lapisan
keras berwarna putih yang menutupi mahkota gigi. Tulang gigi tersusun atas zat
dentin. Sum-sum gigi (pulpa) merupakan rongga gigi yang di dalamnya terdapat
serabut saraf dan pembuluh-pembuluh darah. Itulah sebebnya bila gigi berlubang
akan terasa sakit karena pada sum-sum gigi terdapat saraf.
Pada bayi, gigi sudah
mulai tumbuh sejak usia enam bulan. Gigi pertama yang tumbuh disebut gigi susu.
Sejalan dengan pertumbuhan tubuh dan bertambahnya usia, gigi anak-anak pada
usia enam tahun akan menjadi 20 buah yang terdiri dari 8 gigi seri, 4 gigi
taring, dan 8 gigi geraham. Susunan gigi tersebut terlihat sebagai berikut.
2 1 2 2 1 2 : rahang atas
g t s s t g
2 1 2 2 1 2 : rahang bawah
Dari usia enam hingga
empat belas tahun, gigi akan tanggal secara bergantian dan digantikan oleh gigi
tetap. Jumlah gigi juga akan bertambah sebanyak 12 buah, yaitu gigi geraham
belakang. Gigi tetap yang dimiliki oleh orang dewasa seluruhnya berjumlah 32
buah, terdiri dari 8 buah gigi seri, 4 buah gigi taring, 8 buah gigi geraham
depan, dan 12 buah gigi geraham belakang. Susunan gigi tersebut sebagai
berikut.
3
2 1 2 2
1 2 3 :
rahang atas
gb
gd t
s
s t gd gb
3
2 1
2 2 1
2 3 : rahang belakang
Karena sifat gigi yaitu
hanya berganti satu kali saja seumur hidup maka kesehatan dan kebersihan gigi
harus dijaga dengan baik. Sisa-sisa makanan yang tersimpan haru dibersihkan
dengan cara menggosok gigi dengan baik. Sisa-sisa makanan, terutama yang
mengandung gula, merupakan tempat hidup yang baik bagi bakteri. Bakteri akan mengubah
gula menjadi zat yang bersifat asam. Asam dapat melarutkan lapisan email dan
pada akhirnya akan merusak gigi. Makanan mengandung asam cuka pun dapat merusak
gigi. Kerusakan gigi juga dapat disebabkan oleh makanan yang terlalu panas atau
terlalu dingin, karena pada umumnya gigi tidak tahan pada kondisi yang
demikian. Kebiasaan merokok juga perlu dihindarkan agar kesehatan gigi tetap
terjaga.
Lidah
Lidah terletak di
bagian dasar rongga mulut. Lidah berfungsi untuk mengatur letak makanan pada
waktu mengunyah, mengaduk makanan dalam rongga mulut, dan membantu mendorong
makanan (proses penelanan). Selain itu, lidah juga berfungsi sebagai alat
pengecap. Permukaan lidah kita dapat mengecap empat rasa dasar, yaitu manis,
pahit, asam, dan asin.
Kelenjar ludah (air liur)
Di dalam mulut juga
terdapat tiga kelenjar ludah, yaitu kelenjar parotis (terletak di bawah
telinga), kelenjar submandibularis (terletak di rahang bawah), dan kelenjar
sublingualis (terletak di bawah lidah). Pembahasan lidah secara lengkap akan
diuraikan dalam bagian indera pengecap.
b.
Kerongkongan
(esophagus)
Kerongkongan memanjang
dari leher sampai ke lambung di dalam rongga perut. Di dasar rongga
kerongkongan terdapat katub yang dapat menutup batang tenggorokan ketika
makanan di telan sehingga makanan tidak masuk ke batang tenggorokan. Dengan
gerakan peristaltik (gerakan meremas-remas) makanan masuk ke dalam lambung.
Perjalanan makanan dari kerongkongan sampai ke lambung membutuhkan waktu
sekitar 6 detik.
Kerongkongan merupakan
tabung berotot dengan panjang 20-25 cm dan berfungsi mengalirkan makanan dari
rongga mulut ke lambung dengan melewati faring. Faring (tekak) merupakan
persimpangan menuju kerongkongan dan tenggorokan (trakea). Jika kita makan
sambil berbicara, akan mengganggu kerja faring yang mengakibatkan kita
tersedak.
c.
Lambung
(ventrikulus)
Organ ini terletak di
dalam rongga perut sebelah kiri. Pada lambung terdapat kelenjar pencernaan yang
menghasilkan asam klorida, enzim pepsin, dan renin. Asam klorida dikenal dengan
nama asam lambung dapat membunuh bibit penyakit yang masuk bersama makanan.
Enzim pepsin mengubah protein menjadi pepton. Sementara enzim renin
mengendapkan protein susu yang diminum.
Lambung sering
dikatakan sebagai perut besar yang terdiri dari tiga bagian, yaitu bagian atas
(kardiak) yang berdekatan dengan hati dan berhubungan dengan kerongkongan,
bagian atas yang membalut (fundus) menghasilkan getah lambung, dan bagian bawah
(pilorus) yang berhubungan langsung dengan usus dua belas jari. Pada kedua
ujung lambung (kardiak dan pilorus) terdapat klep (sfingter). Klep yang pertama
terletak pada ujung yang berbatasan dengan kerongkongan, disebut sfingter
esophageal. Fungsinya untuk menjaga makanan agar tetap berada di lambung dan
hanya akan terbuka saat makanan masuk atau pada saat muntah. Klep kedua
terdapat pada ujung yang berbatasan dengan duodenum, disebut sfingter pilorus.
Pada dinding lambung
terdapat kelenjar buntu yang menghasilkan hormon gastrin. Hormon gastrin memacu
sekresi getah lambung. Makanan yang masuk ke dalam lambung tersimpan selama 2-5
jam. Selama berada di dalam lambung, makanan dicerna secara kimiawi dan bercampur
dengan gatah lambung. Proses pencampuran tersebut dipengaruhi oleh gerak
bergelombang yang bergerak di sepanjang lambung setiap 15-25 detik.
Getah lambung adalam
campuran zat-zat kimia yang sebagian besar terdiri dari air, asam lambung
(HCl), serta enzim pepsin, renin, lipase. Asam lambung berfungsi mematikan
bakteri yang terdapat dalam makanan, mengubah sifat protein, dan mengaktifkan
pepsin. Pepsin merupakan enzim yang dapat menghidrolisis molekul-molekul
protein menjadi molekul-molekul peptide. Pepsin adalah enzim yang dapat
mengubah kaseinogen menjadi kasein. Lipase adalah enzim yang menghidrolisis
trigliserida menjadi asam lemak dan gliserol.
Makanan dicerna oleh
otot lambung dan enzim sehingga menjadi lembut seperti bubur dan disebut kim
(chyme). Otot pilorus yang membentuk klep akan mengatur keluarnya kim sedikit
demi sedikit dari lambung ke duodenum.
d.
Usus halus
(intestinum)
Usus halus merupakan
usus yang terpanjang dari saluran pencernaan makanan. Panjangnya mencapai 6-7
m. Di dalam usus halus terdapat berbagai macam cairan khusus yang membantu
penyempurnaan pencernaan makanan. Usus halus terdiri dari 3 bagian, yaitu
duodenum (usus dua belas jari), jejunum (usus kosong), dan ileum (usus
penyerapan).
Usus dua belas jari (duodenum)
Bagian usus halus yang
dekat dengan lambung disebut usus dua belas jari (duodenum). Panjang usus ini
sekitar 25 cm atau sama dengan ukuran panjang dua belas jari orang dewasa.
Itulah yang usus ini disebut usus dua belas jari. Pada usus ini terdapat muara
saluran yang berasal dari kantung empedu dan pankreas.
Di dalam usus halus
terjadi proses pencernaan secara kimiawi. Makanan di dalam usus dua belas jari
dicerna lagi dengan bantuan getah
pankreas dan getah empedu. Getah empedu dihasilkan olah hati. Getah empedu
berfungsi untuk mencerna lemak. Sementara getah pankreas dihasilkan oleh
kelenjar pankreas. Getah pankreas mengandung enzim-enzim berikut.
-
Enzim amilase,
berfungsi mengubah zat tepung (amilum) menjadi zat gula.
-
Enzim tripsin,
berfungsi mengubah protein menjadi asam amino.
-
Enzim lipase,
berfungsi mengubah lemak menjadi asam lemak.
Usus kosong (jejunum)
Usus kosong terletak di
antara usus dua belas jari dan usus penyerapan. Panjangnya sekitar 2,5 m. Di
dalam usus kosong masih terjadi proses pencernaan kimiawi oleh enzim yang
dihasilkan dinding usus, sehingga makanan menjadi halus dan cenderung encer.
Enzim yang dihasilkan sebagai berikut.
-
Enterokinase,
berfungsi mengaktifkan tripsinogen yang dihasilkan pankreas.
-
Lactase,
berfungsi mengubah laktosa menjadi glukosa.
-
Erepsin atau
dipeptidase, berfungsi mengubah dipeptida atau pepton menjadi asam amino.
-
Maltase,
berfungsi mengubah maltosa menjadi glukosa.
-
Disakarase,
berfungsi mengubah disakarida menjadi monosakarida.
-
Peptidase,
berfungsi mengubah polipeptida menjadi asam amino.
-
Sukrase,
berfungsi mengubah sukrosa menjadi glukosa dan fruktosa.
-
Lipase,
berfungsi mengubah trigliserida menjadi gliserol dan asam lemak.
-
Dinding usus
kosong mempunyai kelenjar yang menghasilkan getah pencernaan, tetapi tidak
sebanyak di usus dua belas jari.
Usus penyerapan (ileum)
Usus penyerapan
merupakan tempat penyerapan sari-sari makanan yang telah dicerna secara
sempurna. Terdapat ujung-ujung pembuluh darah di seluruh permukaan dinding
usus. Sari makanan diserap oleh pembuluh darah sehingga masuk dalam aliran
darah. Kemudian, darah membawa sari makanan tersebut ke seluruh bagian tubuh.
Usus penyerapan
merupakan bagian terpanjang dari usus halus, yaitu sekitar 4 m. Seluruh dinding
usus halus berjonjot-jonjot sehingga penyerapan makanan lebih efektif. Dari
ketiga bagian usus halus duodenum berperan dalam pencernaan, sedangkan jejunum
dan ileum berperan dalam penyerapan sari makanan.
Di dalam ileum terdapat
banyak lipatan dan lekukan yang disebut vili atau jonjot usus. Vili berfungsi
memperluas permukaan usus sehingga proses terjadinya penyerapan zat makanan
akan lebih sempurna. Zat makanan berupa glukosa, asam amino, vitamin, mineral,
dan air akan diserap oleh kepiler darah dalam vili, kemudian akan diangkut
menuju hati melelui pembuluh darah (vena portal). Di dalam hati sebagian zat
makanan akan diubah menjadi bentuk lain dan sebagian lagi diedarkan ke seluruh
tubuh melalui pembuluh darah balik hati (vena hepatica). Zat makanan berupa
asam lemak dan gliserol yang terdiri dari molekul berukuran lebih besar, akan
diangkut melalui pembuluh kil, yaitu pembuluh getah bening atau pembuluh limfa.
e.
Usus besar
(kolon)
Usus besar terdiri dari
bagian yang naik, bagian yang mendatar, dan bagian yang menurun. Batas antara
usus halus dan usus besar adalah usus buntu (sekum). Pada bagian bawahnya
terdapat tambahan yang disebut umbai cacing (apendiks). Fungsi utama usus besar
adalah mengatur kadar air sisa makanan. Di dalam usus besar terdapat bakteri
pembusuk yang berfungsi membusukkan sisa makanan. Bagian akhir usus besar
disebut pelepasan (rektum) yang memiliki lubang pada ujungnya yang disebut
anus. Anus mempunyai dua macam otot berupa otot tak sadar dan otot sadar.
Makanan yang tidak dicerna
di usus halus, misalnya selulosa, bersama dengan lendir akan menuju ke usus
besar menjadi feses. Di dalam usus besar terdapat bakteri Escherichia coli. Bakteri ini membantu proses pembusukan sisa
makanan menjadi feses. Selain membusukkan sisa makanan, bakteri E. coli juga menghasilkan vitamin K.
Vitamin K berperan penting dalam proses pembekuan darah.
Usus besar bersambungan
dengan usus halus di dalam rongga perut bagian bawah sebelah kanan. Usus besar
terdiri dari usus besar naik, usus besar melintang, dan usus besar turun.
Permulaan usus besar disebut usus buntu. Di bagian usus buntu terdapat tambahan
usus yang disebut umbai cacing. Bagian akhir usus besar adalah saluran yang
bermuara di anus. Perjalanan makanan sampai usus besar dapat berkisar 4-5 jam.
Namun, di usus besar makanan dapat disimpan sampai 24 jam. Di dalam usus besar
sudah tidak terdapat penyerapan sari makanan, melainkan hanya penyerapan air.
Di sini hanya terdapat bakteri pembusuk yang berguna bagi tubuh karena
pembusukan ampas makanan sehingga mudah di buang menjadi kotoran. Kotoran ini
keluar dari tubuh melalui anus.
Di dalam usus besar,
feses didorong secara teratur dan lambat oleh gerakan peristalsis menuju ke
rectum (poros usus). Gerakan peristalsis dikendalikan oleh otot polos (otot tak
sadar). Akan tetapi, pada saat buang air besar otot sfingter di anus
dipengaruhi oleh otot lurik (otot sadar). Jadi, proses defekasi (buang air
besar) dilakukan dengan sadar, yaitu dengan adanya kontraksi otot dinding perut
yang diikuti dengan mengendurknya otot sfingter anus dan kontraksi kolon serta
rectum. Akibatnya, feses dapat terdorong ke arah anus.
f.
Anus
Anus merupakan lubang
pada ujung saluran pencernaan. Melalui lubang ini, sisa makanan yang tidak
dicerna, yaitu feses, dikeluarkan dari dalam tubuh. Pada anus terdapat dua
macam otot, yaitu.
-
Otot sfingter
internus (otot bagian dalam yang tidak dipengaruhi kehendak).
-
Otot sfingter
eksternus (otot bagian luar yang dipengaruhi kehendak).
Proses pengeluaran
feses disebut defekasi. Setelah rectum terenggang karena terisi penuh, timbul
keinginan untuk defekasi. Dengan kontraksi otot sfingter eksternus maka
defekasi dapat ditahan, tetapi dalam waktu yang tidak terlalu lama.
2.
Kelenjar
pencernaan
Kelenjar pencernaan
merupakan kelenjar yang menghasilkan getah pencernaan (enzim) yang berguna
dalam proses pencernaan kimiawi. Kelenjar pencernaan ini terletak di beberapa
tempat di sekitar saluran pencernaan. Bahkan ada kelenjar yang terletak di
lapisan dalam organ pencernaan. Beberapa kelenjar yang tampak sebagai berikut.
a.
Hati (hepar)
Hati merupakan organ
kelenjar. Di hati akan dihasilkan getah yang disebut empedu. Empedu disimpan
dalam kantung empedu. Hati terletak di rongga perut kanan dekat lambung dan
usus dua belas jari. Empedu berfungsi mengemulsi lemak, yaitu membuat lemak
menjadi butir-butir yang amat halus (emulsi) agar mudah dicerna oleh enzim
lipase.
b.
Pankreas
Pankreas juga disebut
kelenjar ludah perut. Bentuknya seperti daun dan terletak di bawah lambung.
Pankreas memiliki saluran ke pangkal usus halus atau usus dua belas jari.
Pankreas menghasilkan enzim amilasi, enzim tripsin, dan enzim lipase.
c.
Kelenjar ludah
Kelenjar ludah terdapat di dalam rongga
mulut. Kelenjar ludah menghasilkan ludah dan air liur (saliva). Kelenjar ludah
dalam rongga mulut ada tiga pasang, yaitu Kelenjar parotis, terletak di bawah
telinga,
-
Kelenjar
submandibularis, terletak di rahang bawah,
-
Kelenjar
sublingualis, terletak di bawah lidah.
-
Kelenjar parotis
menghasilkan ludah yang berbentuk cair.
Kelenjar submandibularis dan kelenjar
sublingualis menghasilkan air dan lendir. Ludah berfungsi untuk memudahkan
penelanan makanan. Jadi, ludah berfungsi membasahi dan melumasi makanan agar
mudah ditelan. Selain itu, ludah juga melindungi selaput mulut terhadap panas,
dingin, asam, dan basa.
Di dalam ludah terdapat enzim ptialin
(amilum). Enzim ptialin berfungsi mengubah makanan dalam mulut yang mengandung
zat karbohidrat (amilum) menjadi gula sederhana (maltosa). Maltosa mudah dicerna
oleh organ pencernaan selanjutnya. Enzim ptialin bekerja dengan baik pada pH
antara 6,8-7 dan suhu 37oC.
B.
Alat-Alat
Pernapasan
Untuk membantu
pengambilan oksigen dari udara dan pengeluaran karbondioksida dari dalam tubuh,
diperlukan alat pernapasan. Jika ditinjau dari letaknya, alat pernapasan dapat
dikelompokkan menjadi dua. Alat pernapasan yang terletak di antara kepala dan
leher dinamakan alat pernapasan atas. Sementara alat pernapasan yang terletak
antara bagian tengah leher hingga rongga perut dinamakan alat pernapasan bawah.
Adapun organ-organ
dalam pernapasan meliputi sebagai berikut.
1.
Hidung
Hidung berfungsi untuk
keluar masuknya udara. Udara dari luar masuk ke paru-paru melalui hidung. Di
sebelah dalam hidung terdapat rongga hidung yang dilengkapi dengan bulu hidung
sebagai penyaring kotoran yang mungkin masuk bersama udara dan mengeluarkan
partikel-partikel. Di rongga hidung, suhu udara mengalami penyesuaian dengan
suhu tubuh.
Di dalam rongga hidung
terdapat selaput lendir dan bulu-bulu hidung. Jika bernapas melalui hidung, ada
beberapa keuntungan yang dapat diperoleh, yaitu sebagai berikut.
-
Udara yang masuk
menjadi lebih bersih karena terlebih dahulu disaring oleh bulu-bulu hidung dan
selaput lendir.
-
Udara yang masuk
mengalami penyesuaian suhu sesuai dengan panas tubuh kita.
-
Udara yang masuk
mengalami penyesuaian kelembapan sesuai dengan kondisi tubuh.
Hidung merupakan bagian
paling atas alat pernapasan dan paling awal dilalui udara. Di hidung terdapat
saraf-saraf penciuman. Lubang hidung terbagi menjadi dua, yaitu sebelah kanan
dan kiri yang dibatasi oleh sekat hidung.
2.
Tekak (faring)
Faring merupakan hulu
kerongkongan atau persimpangan antara saluran respirasi pada bagian depan
dengan saluran pencernaan pada bagian belakang. Oleh karena itu, bagian ini
dilalui oleh udara dan makanan. Di dalam faring terdapat tonsil (amandel).
3.
Anak tekak
Meskipun bukan saluran
pernapasan, anak tekak sangat penting. Anak tekak adalah katup yang dapat
mencegah makanan masuk ke dalam tenggorokan.
4.
Pangkal tenggorokan
(laring)
Dalam laring terdapat
selaput suara yang ketegangannya diatur oleh serabut-serabut otot sehingga
dapat menghasilkan tinggi rendah nada suara (fonasi) yang diperlukan. Suara
dihasilkan karena adanya tekanan udara dari paru-paru untuk menggetarkan tali
suara. Posisi tali suara tersebut akan berubah-ubah untuk menghasilkan berbagai
bunyi.
5.
Batang
tenggorokan (trakea)
Tenggorokan merupakan
pipa saluran udara yang menghubungkan hidung dengan paru-paru. Letaknya di
dalam leher bagian depan kerongkongan. Tenggorokan tersusun dari tulang rawan
berbentuk cincin elastis. Panjang batang tenggorokan sekitar 10 cm. Di
permukaan dinding dalam tenggorokan terdapat banyak ujung-ujung saraf berupa
rambut getar (silia) yang berfungsi menolak debu atau benda asing keluar dengan
cara batuk. Di bagian atas tenggorokan terdapat jakun, pita suara, dan
epiglotis. Epiglotis adalah katub yang terdapat di pangkal tenggorokan. Fungsi
epiglotis adalah mengatur supaya makanan masuk ke kerongkongan dan udara masuk
ke tenggorokan.
Trakea bagian pangkal
selalu dalam keadaan terbuka sehingga kita dapat bernapas dengan leluasa setiap
saat. Dindingnya terdiri dari gelang-gelang tulang rawan. Trakea bercabang dua,
disebut cabang batang tenggorok (bronkus), yaitu satu menuju ke paru-paru kanan
dan satu lagi menuju ke paru-paru kiri.
6.
Cabang
tenggorokan (bronkus)
Batang tenggorokan
bercabang menjadi brokus. Ada dua bronkus, yaitu sebelah kiri dan kanan.
Bronkus bercabang-cabang lagi menjadi cabang-cabang yang lebih halus, disebut
bronkiolus. Bronkiolus bercabang-cabang lagi sampai ke gelembung-gelembung
kecil (alveolus) di paru-paru.
Bronkus merupakan
percabangan trakea. Bagian ini bercabang dua, yang satu menuju ke paru-paru
kiri dan lainnya ke paru-paru kanan. Struktur penyusun lapisan bronkus sama
dengan penyusun trakea. Perbedaannya hanya pada tulang rawan penyusun bronkus
yang bentuk tidak beraturan, sedangkan tulang rawan pada bagian trakea lebih
besar.
7.
Paru-paru
(pulmo)
Paru-paru adalah alat
pernapasan yang terletak di rongga dada, tepat di atas sekar diafragma.
Diafragma adalah sekat rongga badan yang membatasi rongga dada dan rongga
perut. Paru-paru dibungkus oleh dua lapis selaput elastis yang disebut pleura.
Pleura ada dua lapis yang salah satunya terisi oleh suatu cairan. Cairan ini
berguna untuk melindungi paru-paru dari gesekan saat mengembang dan mengempis.
Paru-paru terdiri dari
dua bagian, yaitu paru-paru kiri dan kanan. Paru-paru kiri terdiri dari dua
gelambir, sedangkan paru-paru kanan terdiri dari tiga gelambir. Di dalam
paru-paru terdapat bronkus dan bronkiolus. Bronkiolus paru-paru
bercabang-cabang lagi membentuk saluran-saluran halus. saluran-saluran halus
ini berakhir pada gelembung-gelembung halus atau gelembung paru-paru yang
disebut alveolus (alveoli: jamak). Dinding alveolus sangat tipis, namun
elastis. Dalam paru-paru terdapat sekitar 300 juta alveolus. Setiap alveolus
diselubungi oleh pembuluh darah yang membentuk jaring. Pada dinding alveolus
terjadi pertukaran oksigen dan karbondioksida.
Dalam keadaan normal,
paru-paru dapat mengembang dan mengempis sebanyak 12-20 kali per menit.
Kecepatan bernapas dipengaruhi oleh umur, suhu tubuh, posisi tubuh, dan
aktivitas tubuh.
8.
Gelembung
paru-paru (alveolus)
Alveolus berada pada
ujung akhir percabangan bronkiolus. Alveolus berupa gelembung-gelembung udara
yang salah satu sisinya terbuka sehingga menyerupai busa yang mirip sarang
lebah madu. Pada bagian inilah terjadi proses respirasi eksternal, yaitu
pertukaran gas oksigen dan karbondioksida antara alveolus dengan kapiler darah
yang terjadi secara difusi.
Alveolus dalam setiap
paru-paru berjumlah sekitar 300 juta buah. Alveolus memiliki ciri-ciri jumlah
permukaannya luas dan lembab, berdinding tipis, serta dikelilingi banyak
kapiler darah. Permukaan yang luas menyebabkan gas oksigen yang masuk ke dalam
alveolus menjadi lebih banyak. Permukaan yang lembap memudahkan oksigen
terlarut di dalamnya. Dinding yang tipis menyebabkan gas-gas respirasi mudah
melewatinya. Kapiler darah yang banyak memudahkan proses pertukaran dan pengangkutan
gas-gas respirasi menuju sel-sel tubuh. Pada dinding alveolus, oksigen
berdifusi ke dalam darah sementara karbondioksida (CO2) dan air (H2O) berdifusi menuju
alveolus untuk kemudian dilepaskan ke lingkungan.
C.
Alat-Alat
Peredaran Darah (Transportasi)
Alat peredaran darah
terdiri atas jantung dan oembuluh darah. Darah manusia tersusun atas dua
komponen, yaitu sel-sel darah dan plasma darah (cairan darah).
1.
Jantung (cor)
Jantung merupakan pusat
peredaran darah. Jantung manusia beratnya hampir setengah kilogram, yaitu
rata-rata 300-350 gram pada orang dewasa. Ukurannya lebih besar sedikit dari
kepalan tangan orang dewasa. Jantung tersusun oleh otot yang tebal karena harus
terus-menerus memompa darah.
Jantung adalah organ
tubuh yang berfungsi untuk memompa darah ke seluruh bagian tubuh. Letak jantung
ada di bagian tengah rongga dada. Akan tetapi, bagian bawah jantung terletak
agak miring ke kiri. Itulah sebabnya denyutan jantung dapat dirasakan di dada
sebelah kiri.
Rongga jantung terdiri
dari empat ruang yang dibatasi oleh dinding sehingga menjadi dua ruang di
sebelah kiri dan dua ruang di sebelah kanan. Jantung sebelah kanan bagian atas
disebut serambi kanan dan bagian bawahnya disebut bilik kanan. Jantung sebelah
kiri atas disebut serambi kiri dan bagian bawahnya disebut bilik kiri. Antara
ruang bilik dan serambi dihubungkan oleh celah yang memiliki katub. Katub itu
bergerak membuka dan menutup seiring dengan gerakan jantung memompa darah.
2.
Pembuluh darah
Pembuluh darah
bercabang-cabang menjadi pembuluh-pembulu halus yang tersebar ke seluruh tubuh.
Pembuluh darah adalah saluran tempat mengalirnya darah. Bentuknya mirip pipa
kecil yang bersifat lentur atau elastis. Ada tiga macam pembuluh darah, yaitu
pembuluh darah arteri, vena, dan kapiler.
Pembuluh darah arteri
adalah pembuluh yang mengalirkan darah keluar dari jantung. Pembuluh darah
arteri yang paling besar disebut aorta. Sementara pembuluh darah vena adalah
pembuluh yang mengalirkan darah masuk ke jantung.
D.
Alat-Alat
Ekskresi (Pengeluaran)
Setiap hari kita
mengalami hal-hal seperti berkeringat, menghembuskan napas, dan buang air
kecil. Semuanya itu menunjukkan adanya zat yang dibuang atau yang dikeluarkan
dari tubuh. Ada empat alat tubuh yang berfungsi sebagai alat ekskresi, yaitu
ginjal, kulit, paru-paru, dan hati.
1.
Ginjal (ren)
Ginjal merupakan
komponen sistem pengeluaran yang berupa sepasang ginjal beserta
saluran-salurannya, sepasang ureter yang keluar dari masing-masing ginjal,
kandung kemih (vesika urinaria), dan uretra. Hasil pengeluaran sistem ini dari
tubuh berupa urin, sehingga sistem ini sering juga disebut sistem urin. Urin
yang sering dihasilkan oleh ginjal berjalan melalui ureter ke kandung kemih
yang dikeluarkan tubuh melalui uretra.
Fungsi penting ekskresi
adalah membuang materi nitrogenik sisa dan mengatur keseimbangan air. Selama
proses pencernaan, makanan yang mengandung protein dipecah menjadi asam-asam
amino dan diserap. Sebagian protein tersebut masuk ke sel-sel tubuh untuk
membangun protein-protein baru.
Urea merupakan bahan
sisa beracun yang diambil dari hati. Melalui darah, urea dibawa dari hati ke
ginjal. Ginjal menyaring air dan urea dari darah, dan hasilnya berupa urin.
Urin mengalir dari ginjal melalui ureter menuju kandung kemih. Kandung kemih
akan berkontraksi jika penuh. Akibatnya, urin akan terdorong ke luar melalui
tabung yang disebut uretra.
Sekitar 2/3 tubuh
terdiri dari air, dan kadar ini harus dalam keadaan seimbang. Tubuh mengambil
2,5 L air sehari melalui makanan dan minuman. Tubuh akan kehilangan 0,5 L air
melalui proses pernapasan dan 1,5-2 L air melalui proses ekskresi. Ginjal
menyaring limbah dari sistem peredaran darah berulang-ulang. Sekitar 2.000 L
darah melewati ginjal setiap hari. Untuk memahami kerja ginjal, kita harus
mengetahui bagian-bagian mikroskopis ginjal.
Ginjal manusia
berjumlah sepasang dan berbentuk seperti kacang merah. Pada ginjal yang dibelah
secara membujur terlihat ginjal dibungkus oleh kapsul ginjal yang terdiri atas
jaringan penyambung padat. Ginjal mempunyai dua bagian. Bagian ginjal yang terletak
tepat di bawah kapsul merupakan bagian luar ginjal yang disebut korteks. Bagian
dalam ginjal disebut medula. Jika diperhatikan lebih saksama lagi, bagian
ginjal (korteks dan medula) terdiri dari gambaran seperti kerucut atau piramid.
Masing-masing piramid tersebut diberi nama piramid ginjal. Dasar piramid berada
pada daerah korteks, sedangkan puncak piramid yang mengarah ke rongga ginjal
disebut papila renalis (rongga ginjal).
Setiap ginjal
mengandung sekitar satu juta unit ekskretori yang disebut nefron. Masing-masing
nefron ini tersusun atas badan melpighi dan tubulus (saluran). Setiap bagian
malpighi terdiri atas glomerolus dan kapsula bowman. Glomerolus adalah
anyaman-anyaman pembuluh darah kapiler dan dikelilingi oleh kapsula bowman.
2.
Kulit
Kulit adalah suatu
organ dengan struktur yang cukup kompleks dan memiliki berbagai fungsi vital.
Apakah fungsi kulit? Kulit berfungsi sebagai pelindung terhadap kerusakan fisik
akibat gesekan, penyinaran, kuman, panas, dan zat kimia. Di samping itu, kulit
berfungsi mengatur suhu badan, menerima rangsangan dari luar, dan melakukan
ekskresi dengan mengeluarkan keringat.
Antara ginjal dan kulit
terdapat kerja sama dalam pengeluaran air. Pada waktu udara panas, kelenjar
keringat di kulit bekerja lebih giat sehingga pengeluaran air banyak dilakukan
melalui kulit. Sebaliknya pada waktu udara dingin, pengeluaran air banyak
dilakukan melalui ginjal sehingga kita kurang berkeringat.
Kulit merupakan organ
tubuh yang luas, menutupi seluruh permukaan tubuh dengan lapisan pelindung.
Sebagai alat pengeluaran, kulit mengeluarkan zat sisa dalam bentuk keringat.
Kelenjar ini menyerap air dan sisa metabolisme dari darah. Sisa metabolisme
yang diserap terdiri atas garam mineral dan senyawa nitrogen. Bersama dengan
air, zat-zat itu membentuk keringat.
Kulit terdiri dari dua
lapisan, yaitu lapisan luar (epidermis) dan lapisan dalam (dermis) yang melekat
satu sama lain.
1.
Epidermis
Epidermis adalah bagian
luar kulit yang agak tipis dan terbentuk dari jaringan epitel. Epidermis
disebut juga kulit ari yang terdiri dari dua lapisan, yaitu lapisan tanduk
(korneum) dan lapisan malpighi. Adapun lapisan tanduk terdapat pada bagian
paling luar. Lapisan ini tidak mengandung pembuluh darah dan saraf. Selain itu,
lapisan ini memiliki sel mati sehingga mudah mengelupas.
Sementara itu, lapisan
malpighi yang terletak di bawah lapisan tanduk merupakan lapisan hidup. Pada
lapisan ini terdapat pigmen melanin yang berfungsi untuk memberi warna pada
kulit dan melindungi kulit dari cahaya matahari.
2.
Dermis
Lapisan dermis terletak
di bawah epidermis dan terdiri atas jaringan ikat yang mengandung serat-serat
elastis dan kolagen. Di dalam dermis terdapat ujung-ujung saraf atau reseptor,
pembuluh darah, pembuluh limfa, kelenjar keringat, kelenjar minyak, dan folikel
rambut.
Bagian atas dermis
disebut lapisan papiler. Lapisan ini mengandung tonjolan dermis yang disebut
papilla dermis yang masuk ke epidermis. Di dalam papilla dermis terdapat
pembuluh darah kapiler dan reseptor raba (korpus meissner). Pembuluh darah
diperlukan kulit untuk memberi nutrien pada epidermis.
Bagian bawah dermis
disebut lapisan retikuler yang mengandung folikel rambut, kapiler lemak
(kelenjar sebacea), kelenjar keringat, dan reseptor tekanan (korpus paccini).
Fungsi kulit yang lebih
terinci di antaranya untuk melindungi alat di dalam tubuh terhadap kerusakan
akibat benda keras atau zat kimia yang merusak. Selain itu, fungsi kulit
merupakan tempat menerima rangsangan dari luar karena adanya ujung-ujung saraf
raba, rasa nyeri, rasa panas, dan rasa dingin. Fungsi lainnya adalah sebagai
tempat penyimpanan kelebihan lemak, tempat pembuatan vitamin D karena
provitamin D di dalam kulit akan diubah menjadi vitamin D oleh sinar
ultraviolet. Selanjutnya fungsi kulit untuk mengatur suhu badan karena adanya
proses penguapan air dari kelenjar keringat yang menyejukkan badan serta
pengerutan kulit akibat pengaruh udara dingin.
3.
Paru-paru
(pulmo)
Kita sudah tahu bahwa
paru-paru berfungsi sebagai alat untuk bernapas. Bernapas adalah menghirup
oksigen dari udara luar dan mengeluarkan karbondioksida dari dalam tubuh ke
luar tubuh. Berarti paru-paru berfungsi ganda, yaitu sebagai alat pernapasan
dan pengeluaran. Kalau berbicara tentang pernapasan maka kita tidak akan lepas
dari pemanfaatan oksigen untuk mengoksidasi zat di dalam sel. Proses oksidasi
itu menghasilkan energi dan zat sisa berupa CO2 dan uap air (H2O).
Zat-zat sisa tersebut akan dikeluarkan dari tubuh. Ada yang dikirim lewat
ginjal, ada yang lewat kulit, dan ada yang lewat paru-paru.
4.
Hati (hepar)
Hati terletak di dalam
rongga perut sebelah kanan, tapat di bawah sekat rongga dada. Hati berwarna
merah tua dan merupakan kelenjar terbesar yang terdapat di dalam tubuh manusia.
Selain berfungsi sebagai kelenjar dalam sistem pencernaan, hati juga berfungsi
sebagai organ ekskresi. Hati merupakan bagian dari sistem ekskresi karena
menghasilkan empedu. Empedu menghasilkan air, asam empedu, garam empedu,
kolesterol, zat warna empedu, dan zat-zat lain. Hati juga berfungsi sebagai
tempat perombakan atau penghancuran sel-sel darah merah yang telah tua.
Hemoglobin yang terdapat pada sel-sel darah merah dirombak menjadi bilirubin
(zat warna empedu). Bilirubin dikeluarkan bersama dengan cairan empedu ke usus.
Di dalam usus, bilirubin mengalami pemecahan menjadi sterkobilin dan urobilin.
Sterkobilin memberi warna pada feses. Urobilin memberi warna pada urin.
Selain sebagai alat
ekskresi dan fungsi lain yang telah disebut di atas, hati juga berfungsi:
·
Penyimpan gula
dalam bentuk gula otot (glikogen),
·
Penawar racun,
·
Sebagai tempat
perubahan provitamin A menjadi vitamin A, dan
·
Sebagai tempat
pembentukan dan perombakan protein tertentu.
Bila terjadi
penyumbatan pada saluran empedu maka cairan empedu akan masuk ke sistem
peredaran darah. Akibatnya, cairan darah menjadi lebih kuning. Penyumbatan
tersebut biasanya disebabkan oleh batu empedu dan endapan kolesterol. Di
samping itu, bila hati tidak mampu menyaring bilirubin dari darah (fungsi hati
terganggu) maka bilirubin yang berwarna kekuningan akan menumpuk pada
jaringan-jaringan lain dan menyebabkan warna kuning pada kulit dan mata.
E.
Saraf
Susunan saraf pada manusia terdiri atas
otak, sum-sum tulang belakang, dan urat-urat saraf.
1.
Otak
Otak adalah pusat
koordinasi utama. Di dalam otak semua kegiatan tubuh akan dikontrol dan dikendalikan
dengan baik. Otak terdiri dari tiga bagian besar, yaitu otak besar (cerebrum),
otak kecil (cerebellum), dan sum-sum penghubung (medula oblongata). Otak
ditutupi oleh tulang tengkorak yang keras. Otak manusia mempunyai volume
kira-kira 1.200-500 mL dengan berat rata-rata 1,5 kg. Di dalam otak, cairan
serebrospinal berfungsi melindungi otak jika terjadi guncangan atau benturan.
Otak sangat penting
bagi tubuh kita. Fungsinya untuk mengendalikan segala hal yang kita lakukan.
Secara rinci fungsi otak adalah sebagai berikut.
·
Otak besar
menjadi pusat sistem indera, pusat kecerdasan, pusat sensoris dan motoris,
pusat kemampuan berbicara, serta bersama otak kecil mengatur gerakan tubuh dan
koordinasinya.
·
Otak kecil
mengatur keseimbangan otot-otot tubuh agar menghasilkan gerakan yang harmonis.
·
Sum-sum
penghubung atau sum-sum lanjutan menghubungkan otak dengan sum-sum tulang
belakang. Fungsi sum-sum tulang penghubung, yaitu mengatur aktivitas tubuh
seperti mengatur tekanan darah, pernapasan, reflek menelan, batuk, bersin,
muntah.
2.
Sum-sum tulang
belakang
Sum-sum tulang belakang
terletak di sepanjang ruas-ruas tulang belakang, memanjang mulai dari ruas
leher sampai ruas pinggang. Fungsi sum-sum tulang belakang adalah mengirimkan
impuls rangsang dari dan ke dalam otak, serta mengendalikan gerak refleks.
Sum-sum tulang belakang bersambungan dengan sum-sum penghubung.
F.
Indera Manusia
Manusia memiliki lima
indera yang disebut panca-indera. Alat indera manusia tersebut adalah mata
(indera penglihatan), telinga (indera pendengaran), hidung (indera pencium),
lidah (indera pengecap), dan kulit (indera peraba/perasa).
1.
Mata (indera
penglihatan)
Bola mata terletak di
dalam rongga mata. Mata terdiri dari tiga ruangan, yaitu,
·
Ruang depan
(anterior) yang terletak di antara kornea, iris dan lensa.
·
Ruang belakang
(posterior) yang terletak di antara iris dan lensa.
·
Ruang vitreus
yang terletakan di belakang lensa dan dikelilingi oleh retina.
Ruang anterior dan
posterior mengandung cairan yang kaya akan protein, sedangkan ruang vitreus
kaya akan zat gelatin. Untuk mempelahari hal ini, terlebih dahulu harus
dikenali bagian-bagian mata.
a.
Kornea
Kornea tidak berwarna
dan transparan serta sangat kaya akan saraf sensorik. Pada kornea tidak
terdapat pembuluh darah. Kornea merupakan lapisan terluar yang berhubungan
dengan lingkungan. Kornea mempunyai selaput pelindung yang disebut konjungtiva.
b.
Iris
Iris (selaput pelangi)
merupakan bagian yang menghubungkan ruang anterior dan posterior. Iris
mempunyai celah atau lubang yang disebut pupil.
c.
Pupil
Pupil merupakan lubang
yang dibentuk oleh iris dan berfungsi mengatur banyak sedikitnya cahaya yang
masuk ke dalam mata. Pupil dapat meluas dan menyempit, tergantung banyaknya
cahaya yang masuk. Pupil akan menyempit jika cahaya yang masuk banyak dan melebar
jika cahaya sedikit.
d.
Lensa mata
Lensa mata merupaka suatu struktur
bikonkaf yang mempunyai daya elsatisitas yang tinggi. Keelastisitasan ini
sangat dipengaruhi oleh usia. Makin tua usia seseorang maka daya elastisitasnya
makin berkurang dan lensa akan mengeras. Lensa dipertahankan kedudukannya oleh
suatu ligamen yang memungkingkan adanya suatu akomodasi. Proses ini
memungkinkan terjadinya pemfokusan obyek, baik dekat maupun jauh, dengan jalan
mengubah bentuk kelengkungan lensa. Bila memandang obyek jauh atau berada dalam
posisi istirahat (relaksasi), lansa akan menjadi cembung. Sebaliknya, bila
memandang obyek yang dekat atau dalam keadaan kontraksi, lensa akan memipih.
e.
Bola mata
Bola mata terdiri dari cairan vitreus.
Pada mata terdapat tiga lapisan, yaitu lapisan sclera, koroid, dan retina.
· Lapisan sclera adalah bagian terluar dari bola mata
yang berwarna putih dan tidak mengandung pembuluh darah. Pada manusia, sclera
membentuk segmen lengkung dengan diameter sekitar 22 mm.
· Lapisan koroid adalah lapisan di bawah sclera yang
kaya akan pembuluh darah. Pada lapisan ini terdapat melanosit sehingga
memberikan warna hitam yang khas.
· Lapisan retina (selaput jala) adalah lapisan paling
dalam pada bola mata. Retina terdiri atas dua lapisan, yaitu lapisan belakang yang
bersifat fotosensitif (peka terhadap rangsangan) yang disebut bintik kuning dan
lapisan depan yang tidak fotosensitif. Pada retina terdapat sel-sel reseptor
dengan dua bentuk, yaitu berbentuk batang dan kerucut. Bentuk batang peka
terhadap cahaya tak berwarna dan cahaya yang lemah, sedangkan bentuk kerucut
peka terhadap warna dan cahaya kuat, terutama cahaya merah. Pada retina
terdapat serabut saraf yang disebut optik. Berdekatan dengan mata terdapat
suatu daerah yang tidak dapat menerima rangsangan cahaya yang disebut bintik
buta.
2.
Telinga (indera
pendengaran)
Telingan merupakan
organ yang berfungsi untuk mendengarkan suara atau bunyi. Telinga memiliki
reseptor khusus untuk mengenali getaran bunyi. Organ ini juga berfungsi untuk
keseimbangan. Suara yang dapat didengar adalah suara-suara yang memiliki
bilangan getar (frekuensi) antara 20-20.000 Hz.
Telinga merupakan
saluran terbuka di bagian luar dan bersatu dengan tulang tengkorak. Telinga
tersusun atas tiga bagian utama, yaitu telinga luar, tengah, dan dalam.
a.
Telinga luar
Telinga luar terdiri
dari daun telinga, saluran telinga luar, dan gendang telinga (membrane
timpani). Daun telinga tersusun atas tulang rawan dan memiliki bentuk yang khas
untuk mendukung fungsinya. Dinding saluran telinga luar dapat menghasilkan
minyak serumen. Selain itu, pada saluran telinga luar yang dekat dengan lubang
telinga dilengkapi dengan rambut-rambut halus yang menjaga agar benda asing
tidak masuk. Fungsi telinga luar adalah menangkap getaran bunyi.
b.
Telinga tengah
Bagian ini merupakan
rongga yang berisi udara untuk menjaga tekanan udara seimbang. Ruang telinga
tengah berhubungan dengan telinga luar melalui membran timpani. Telinga tengah
atau ruang timpani berfungsi meneruskan getaran bunyi dari telinga luar ke
telinga dalam. Di dalam telinga tengah terdapat saluran eustachius, yaitu
saluran yang menghubungkan telinga tengah dengan rongga mulut (rongga faring).
Saluran eustachius berfungsi menjaga tekanan udara telinga bagian tengah tetap
sama dengan tekanan udara luar.
Di telinga bagian
tengah juga terdapat tiga tulang pendengaran, yaitu tulang martil (maleus),
tulang landasan (inkus), dan tulang sanggurdi (stapes). Ketiga tulang
pendengaran tersebut membentuk suatu rangkaian yang melintang. Bagian luar
tulang martil bersatu dengan membran timpani dan bagian dalam tulang sanggurdi
bersatu dengan jendela oval. Rangkaian tulang-tulang pendengaran tersebut
berfungsi untuk mengirimkan getaran suara dari gendang telinga menyeberangi
rongga telinga tengah ke jendela oval.
c.
Telinga dalam
Telinga tersusun atas
serambi (vestibulum), saluran setengah lingkaran (kanal semisirkularis), dan
rumah siput (koklea).
Vestibulum merupakan
bagian tengah dan tempat bersambungnya bagian-bagian yang lain. Kanal
semisirkularis atau saluran gelung terdiri dari tiga saluran setengah
lingkaran. Di bagian ini terdapat reseptor keseimbangan. Ketiga saluran
tersebut tersusun menjadi satu kesatuan dengan posisi yang berlainan. Setiap
saluran berisi endolimfa. Ujung dari setiap saluran yang bentuknya menggembung
disebut ampula. Di dalam ampula terdapat reseptor keseimbangan dan ujung-ujung
saraf yang berfungsi meneruskan rangsangan ke otak. Jika alat tersebut tidak
bekerja dengan baik maka keseimbangan tubuh akan terganggu. Sementara koklea
merupakan sebuah tabung berbentuk spiral yang menyerupai rumah siput. Di dalam
koklea berisi organ korti. Organ korti merupakan alat pendengaran. Di dalam
koklea juga terdapat cairan limfa yang disebut endolimfa, sedangkan yang di
luar koklea disebut perilimfa.
Seseorang akan mengalami
rasa pening bila berputar sangat cepat, kemudian berhenti tiba-tiba. Perputaran
yang cepat tersebut akan menyebabkan terguncangnya cairan endolimfa dalam
saluran setengah lingkaran dengan cepat pula. Jika tiba-tiba berhenti maka
cairan itu dengan cepat akan kembali pada posisi semula. Keadaan inilah yang
menyebabkan timbul rasa pening. Bahkan bagi beberapa orang, gerakan-gerakan
pada waktu berada di dalam kereta api, mobil, ataupun kendaraan lainnya dapat
menimbulkan rasa yang tidak nyaman yang mempengaruhi seluruh tubuhnya.
3.
Hidung (indera
penciuman)
Mengapa bau dapat
dicium? Di dalam rongga hidung bagian atas terdapat serabut saraf pembau. Pada
serabut saraf pembau terdapat sel pembau yang berfungsi sebagai reseptor dan
diliputi oleh selaput lendir. Selain itu, di dalam rongga hidung juga terdapat
rambut-rambut. Fungsi rambut tersebut untuk menyaring debu dan kotoran yang
masuk bersama udara pernapasan.
Sewaktu bernapas, udara
masuk ke rongga hidung. Di dalam rongga tersebut, selaput lendir menimbulkan
keadaan lembap. Karena itu, bau yang diterima dalam bentuk gas atau uap
dilarutkan dalam selaput lendir. Selanjutnya, bau tersebut diteruskan oleh
serabut saraf pembau ke otak sehingga akhirnya kita dapat menerima rangsangan
bau tersebut. Selain itu, indera pembau ini membantu indera pengecap untuk
meningkatkan selera makan.
4.
Kulit (indera
peraba)
Kulit berfungsi penting
bagi tubuh. Beberapa fungsi kulit adalah sebagai alat pengeluaran atau
ekskresi, pengantur suhu tubuh, dan alat peraba. Kulit sebagai alat peraba,
peka terhadap rangsang dari luar tubuh, seperti sentuhan, tekanan, panas, dan
dingin. Di samping itu, kulit peka terhadap permukaan kasar, permukaan halus,
serta dapat mengetahui bentuk benda yang diraba. Alat peraba menerima rangsang
dari permukaan tubuh atau kulit, kemudian diteruskan ke pusat saraf (otak)
melalui saraf perasa.
Stuktur kulit terdiri
atas dua lapisan, yaitu epidermis dan dermis yang saling melekat. Epidermis
merupakan bagian kulit yang agak tipis dan terdiri atas jaringan epitel. Adapun
dermis berada di bawah epidermis. Di dalam dermis terdapat ujung-ujung saraf
(reseptor), pembuluh darah, pembuluh limfa, kelenjar dan folikel rambut.
Reseptor tersebut
sangat berguna bagi tubuh dan bertindak sebagai pengaman atau tanda bahaya.
Indera peraba sangat dibutuhkan oleh orang buta. Dengan menggunakan ujung
jari-jarinya, orang buta dapat membaca huruf “Braille” dengan cara meraba.
Selanjutnya, kesan huruf-huruf yang dirabanya diteruskan oleh saraf peraba
menuju otak untuk diterjemahkan menjadi kata-kata.
5.
Lidah (indera
pengecap)
Indera pengecap pada
manusia adalah lidah. Lidah mempunyai permukaan yang bersifat kasar karena
memiliki tonjolan yang disebut papilla. Menurut bentuknya, papilla dibedakan
menjadi tiga jenis, yaitu
·
Papilla filiformis,
berbentuk seperti benang halus, banyak terdapat pada bagian depan lidah,
·
Papilla
fungiformis, berbentuk tonjolan seperti kepala jamur, banyak terdapat pada
bagian depan lidah dan bagian sisi lidah.
·
Papilla
sirkumvalata, berbentuk bulat, tersusun seperti huruf V terbalik di belakang
lidah.
Di dalam satu papilla
terdapat banyak tunas pengecap. Setiap tunas pengecap terdiri dari dua jenis
sel, yaitu sel penyokong untuk menopang dan sel pengecap (sel rambut sebagai
reseptor) yang memiliki tonjolan seperti rambut yang keluar dari tunas
pengecap.
Secara umum dapat
disebutkan bahwa setiap tunas pengecap akan merespon secara maksimal terhadap
salah satu rasa, yaitu rasa manis, asin, asam, atau pahit. Tunas pengecap untuk
rasa pahit terutama terletak pada pangkal lidah, untuk rasa manis dan asin
banyak terdapat di ujung lidah, dan untuk rasa asam terdapat di sisi lidah.
Sejumlah tunas pengecap juga terdapat pada tenggorokan dan langit-langit rongga
mulut.
Kelenjar bawah ludah
terdapat di bagian bawah lidah dan di daerah pangkal rahang bawah. Kelenjar
ludah atas terdapat di dekat telinga. Kelenjar ludah menghasilkan air ludah dan
enzim amilase (ptialin). Enzim amilase berfungsi mengubah zat tepung (amilum)
menjadi zat gula. Itulah sebabnya nasi yang mengandung amilum lama-kalamaan
akan terasa manis pada saat kita kunyah.
G.
Alat-Alat
Reproduksi
Manusia berkembang biak
secara vivipar atau melahirkan. Ovum yang telah dibuahi oleh spertamozoa akan
menghasilkan zigot dan akan berkembang menjadi embrio di dalam uterus.
1.
Alat reproduksi
pria
Alat reproduksi pria terdiri dari
testis, saluran reproduksi, kelenjar kelamin pria, uretra, penis, dan skrotum.
a.
Testis
-
Berjumlah
sepasang berbentuk bulat telur.
-
Terdapat di
dalam skrotum dan terletak di dalam rongga perut.
-
Berfungsi
menghasilkan sperma dan testoteron.
b.
Saluran
reproduksi
Saluran reproduksi terdiri dari
epididimis dan vas deferens.
Epididimis
-
Saluran panjang
berkelok-kelok dalam skrotum yang keluar dari testis.
-
Setiap testis
mempunyai satu epididimis sehingga jumlahnya sepasang kanan dan kiri.
-
Sperma disimpan
sementara di dalam epididimis dan menjadi matang sehingga dapat bergerak.
Vas deferens
-
Saluran yang
merupakan lanjutan dari epididimis.
-
Saluran yang
merupakan saluran lurus yang bergerak ke atas.
-
Bagian ujung
saluran terdapat di dalam kelenjar prostat.
-
Berfungsi
mengangkut sperma dari epididimis ke vesika seminalis.
c.
Kelenjar kelamin
pria
Vesika seminalis (kantung mani)
-
Kantong ini
berjumlah sepasang.
-
Dindingnya dapat
menghasilkan cairan berwarna kekuningan yang banyak mengandung makanan untuk
sperma.
Kelenjar prostata
-
Getah yang
dihasilkan dialirkan ke saluran sperma.
Kelenjar cowper
-
Terdapat pada pangkal
uretra.
-
Getah yang
diproduksi berupa lendir dan dialirkan ke uretra.
-
Sperma
bersama-sama dengan getah yang diproduksi oleh kelenjar kelamin tadi akan
membentuk suatu komponen yang disebut semen. Semen ini akan dipancarkan ke luar
melalui uretra yang terdapat di dalam penis (alat kelamin luar pria).
d.
Uretra
Uretra adalah saluran
yang terdapat di dalam penis yang mempunyai dua fungsi, yaitu
-
Sebagai saluran
urin dari kandung kemih (vesika urinaria) ke luar tubuh.
-
Sebagai saluran
untuk jalannya semen dari kantong semen.
e.
Penis
-
Berfungsi untuk
kopulasi, memasukkan semen ke dalam tubuh perempuan (rahim).
-
Mempunyai
kemampuan untuk ereksi (tegak) yang difungsikan untuk kopulasi.
f.
Skrotum
-
Merupakan
kantung testis.
2.
Alat reproduksi
wanita
Alat reproduksi wanita
terdiri dari vulva, ovarium, saluran telur, uterus, dan vagina.
a.
Vulva (celah
luar)
Celah ini dibatasi oleh
bibir besar (labium mayora) dan bibir kecil (labium minora). Di bagian depan
vulva terdapat tonjolan yang disebut clitoris. Ke dalam vulva ini bermuara saluran
kelamin dan saluran urin.
b.
Ovarium (indung
telur)
Umumnya ovarium
berjumlah sepasang, kecil dan terdapat dalam rongga badan, yaitu di daerah
pinggang sebelah kanan dan kiri tulang kemudi. Bentuknya seperti telur. Di
dalam varium terdapat jaringan kelenjar buntu (kelenjar endokrin) dan jaringan
tubuh yang membentuk sel-sel telur (ovum) yang disebut folikel.
Sel ovarium pada wanita
yang telah masak akan memproduksi sel telur. Setelah volikel masak, ovum akan
dikeluarkan dari ovarium. Peristiwa ini akan berlangsung sebulan sekali dan
disebut ovulasi. Setiap ovulasi hanya satu sel telur yang dihasilkan (masak)
dan dapat tahan hidup selama 24 jam. Pada waktu folikel telur tumbuh, ovarium
menghasilkan hormon estrogen dan ovulasi menghasilkan hormon progesteron.
c.
Saluran telur
(tuba fallopii)
-
Merupakan
saluran reproduksi.
-
Berjumlah
sepasang kanan dan kiri.
-
Berfungsi untuk
menggerakkan ovum ke arah rahim dengan gerak peristaltis dan dengan bantuan
silia.
-
Bagian
pangkalnya berbentuk corong yang disebut infundibulum tuba.
-
Infundibulum
tuba dilengkapi dengan jumbai-jumbai yang berfungsi untuk menangkap sel telur
yang telah masak dan lepas dari ovarium.
d.
Uterus
-
Bertipe simplek
dan berbentuk seperti buah pir.
-
Dinding uterus
akan selalu mengalami perubahan ketebalan di bawah pengaruh hormon estrogen
(menjelang ovulasi).
-
Pada waktu
menstruasi, dinding rahim menipis.
e.
Vagina
Vagina merupakan akhir
dari saluran kelamin dalam dan terdapat dalam vulva dan merupakan organ
persetubuhan.
Daftar Pustaka
Aryulina, Diah, Biologi
SMA dan MA Kelas XI (Jakarta: Esis, 2006).
Atikah, Titin, Biologi
SLTP Kelas 2 (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2003).
Kadaryanto, Kajian
dan Terapan Biologi 3 SMP (Jakarta: Yudhistira, 2003).
Marthin, Belajar
Biologi untuk SMP Kelas 2 (Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional, 2002).
Murdaningsih, Sri, Biologi 2A (Jakarta: Piranti Darma Kalokatama, 2002).
Nurhadi, Biologi
SMA Kelas XI (Jakarta: Penerbit Pelangi Indonesia, 2007).
Parker, Steve, Tubuh
Kita (Bandung: Pakar Raya, 2006).
Parker, Steve, 100
Pengetahuan Tentang Tubuh Manusia (Bandung: Pakar Raya, 2004).
Permana, Dana Agus, Biologi untuk SMA (Jakarta: Tim Olimpiade Biologi Indonesia, 2004).
Prawirohartono, Slamet, Biologi untuk Kelas 2 SLTP (Jakarta: Bumi Aksara, 2000).
Radiopoetro, Zoology
(Jakarta: Erlangga, 1986).
Saktiyono, IPA
Biologi 1 SMP (Jakarta: Esis, 2007).
Saktiyono, Biologi
SMP untuk Kelas VIII (Jakarta: Esis, 2004).
Sjahfirdi, Luthfiralda, Biologi SLTP 2 (Jakarta: Widya Utama, 1997).
Sriyono, Ilmu
Pengetahuan Alam Biologi (Jakarta: Penerbit Sunda Kelapa Pustaka, 2005).
Sumarjito, Biologi
(Yogyakarta: Penerbit Andi, 2004).
Syamsuri, Istamar, Biologi untuk SMA Kelas XI (Jakarta:
Erlangga, 2004).
Subscribe to:
Posts (Atom)