Tuesday, December 30, 2014

1.      Kenabian Yusuf as
Yusuf adalah salah seorang putra Ya’qub yang diutus oleh Allah menjadi Nabi. Dan Allah menerangkan kenabian Yusuf di dalam Al-Qur’an:
Dan sesungguhnya telah datang Yusuf kepadamu (Muhammad) dengan membawa keterangan-keterangan, tetapi kamu senantiasa dalam keraguan tentang apa yang dibawahnya kepadamu, hingga ketika dia meninggal, kamu berkata: Allah tidak akan mengirim seorang (rasulpun) sesudahnya. Demikianlah Allah menyesalkan orang-orang yang melampaui batas dan ragu-ragu.” (QS. Al Mu’min: 34)

2.      Yusuf Bermimpi
Tentang mimpi Yusuf ini, diterangkan Allah dalam Al-Qur’an:
“(Ingatlah) ketika Yusuf berkata kepada ayahnya: Wahai ayahku, sesungguhnya aku bermimpi melihat sebelas bintang, matahari, dan bulan, kulihat semuanya bersujud kepadaku.
Ayahnya berkata: Hai anakku, janganlah kamu katakan mimpi itu kepada sudara-saudaramu, maka mereka membuat makar (untuk membinasakan) mu. Sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagi manusia.
Dan demikianlah Tuhanmu, memilih kamu untuk menjadi nabi dan diajarkanNya kepadamu sebagian dari tabir-tabir mimpi dan disempurnakan nikmatNya kepadamu dan kepada keluarga Ya’qub, sebagaimana Dia telah menyempurnakan nikmatNya kepada kedua orang bapakmu sebelum itu, yaitu Ibrahim dan Ishak. Sesungguhnya Tuhan Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.
Sesungguhnya ada beberapa tanda-tanda kekuasaan Allah pada (kisah) Yusuf dan saudara-saudaranya bagi orang-orang yang bertanya.” (QS. Yusuf: 4-7)

3.      Yusuf Disingkirkan Dari Keluarganya
Diantara anak-anak Ya’qub yang paling dicintai dan disayangi adalah Yusuf dan Bunyamin, disamping karena keduanya mempunyai postur tubuh yang baik, wajahnya yang tampan dan mempunyai budi pekerti yang baik, karena cintanya, sehingga keduanya dianak emaskan, apalagi setelah Yusuf memberitakan mimpinya kepada ayahnya, ia bertambah sayang dan cinta kepada Yusuf. Karena adanya asih sayang yang berbeda itulah yang membuat saudaranya yang lain iri hati kepada Yusuf. Karena didasari iri hati itulah sehingga saudara-saudaranya yang lain berusaha menyingkirkan Yusuf dari keluarganya. Sebagaimana firman Allah:
Yaitu ketika mereka berkata: Sesungguhnya Yusuf dan saudara kandungnya (Bunyamin) lebih dicintai oleh ayah kita daripada kita sendiri, padahal kita (kita) adalah satu golongan (yang kuat). Sesungguhnya ayah kita adalah dalam kekeliruan yang nyata.
Bunuhlah Yusuf atau buanglah dia ke suatu daerah (yang tak dikenal) supaya perhatian ayahmu tertumpuh kepadamu saja, dan sesudah itu hendaklah kamu menjadi orang-orang yang baik.
Seorang diantara mereka berkata:Janganlah kamu bunuh Yusuf, tetapi masukkanlah ke dalam sumur supaya dia dipungut oleh beberapa orang Musafir, jika kamu hendak berbuat.
Mereka berkata: Wahai ayah kami, apa sebabnya kamu tidak mempercayai kami terhadap Yusuf, padahal sesungguhnya kami adalah orang-orang yang mengingini kebaikan baginya.
Biarkanlah dia pergi bersama kami besok pagi, agar dia (dapat) bersenang-senang dan (dapat) bermain-main, dan sesungguhnya kami pasti menjaganya.
Berkata Ya’qub: Sesungguhnya kepergian kamu bersama Yusuf amat menyedihkan dan aku khawatir kalau-kalau dia dimakan serigala, sedang kamu lengah dari padanya.
Mereka berkata: Jika ia benar-benar dimakan serigala sedang kami golongan (yang kuat), sesungguhnya kami kalau demikian adalah orang-orang yang merugi.” (QS. Ysusf: 8-14)

4.      Yusuf Dimasukkan Kedalam Sumur
Setelah ayahnya mengizinkan mengajak Yusuf pergi, bergembiraralah hati mereka, karena keinginan mereka untuk menyingkirkan Yusuf tercapai. Sebagaimana diterangkan Allah:
Maka tatkala mereka membawanya dan sepakat memasukkan kedasar sumur (lalu mereka memasukkan dia) dan (diwaktu dia sudah berada didalam sumur) Kami wahyukan kepada Yusuf. Sesungguhnya kamu akan menceritakan kepada mereka perbuatan mereka ini, sedang mereka tiada ingat lagi.
Kemudian mereka datang kepada ayahnya diwaktu sore hari sambil menangis.
Mereka berkata: Wahai ayah kami, sesungguhnya kami pergi berlomba-lomba dan kami tinggalkan Yusuf di dekat barang-barang kami, lalu dimakan serigala, dan kamu sekali-kali tidak akan percaya kepada kami, sekalipun kami adalah orang-orang yang benar.
Mereka datang membawa baju gemisnya (yang berlumuran) dengan darah palsu. Ya’qub berkata: Sebenarnya dirimu sendirilah yang memandang baik perbuatan (yang buruk) itu, maka kesabaran yang baik itulah (kesabaranku). Dan Allah sajalah yang dimohon pertolongannya terhadap yang kamu ceritakan.” (QS. Yusuf: 15-19)

5.      Yusuf Ditolong Oleh Kalifah Pedagang
Stelah saudaranya berhasil memasukkan Yusuf kedalam sumur, mereka mengira Yusuf sudah mati, padahal Allah mempunyai kehendak lain, sehingga rombongan pedagang yang hendak pergi ke Mesir dan istriahat di dekat sumur tempat Yusuf dibuang.
Ketika para pedagang itu mengambil air dilihatnya didalam ada seorang laki-laki muda yang tampan, setelah Yusuf diselamatkan, Yusuf dibawa ke Mesir. Ternyata di Mesir Yusuf dibeli oleh seorang menteri Raja yang bernama Al ‘Aziz. Kemudian Yusuf dibawa pulang dan di serahkan kepada permaisurinya yang bernama Zulaikah agar dirawat dengan baik, sehingga anak itu betah tinggal di istana Raja, apalagi Zulaikah belum dikaruniai seorang anak. Dan barangkali anak ini nanti dapat membawa manfaat atau diambil sebagai anak angkat. Sebagaimana firman Allah:
Kemudian datanglah kelompok orang-orang musafir, lalu mereka menyuruh seorang mengambil air, maka dia menurunkan timbanya, dia berkata: Oh kabar gembira, ini seorang anak muda! Kemudian mereka menyembunyikan dia sebagai barang dagangan. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan.
Dan orang Mesir yang membelinya berkata kepada istrinya: berikanlah kepadanya tempat (dan layanan) yang baik, boleh jadi berminat kepada kita atau kita pungut dia sebagai anak angkat. Dan demikianlah Kami memberi kedudukan yang baik kepada Yusuf di muka bumi (Mesir), dan agar Kami ajarkan kepadanya tabir mimpi. Dan Allah berkuasa terhadap utusanNya tetapi kebanyakan manusia tiada mengetahuinya.
Dan tatkala dia cukup dewasa, Kami berikan kepadanya hikmah dan ilmu. Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik.” (QS. Yusuf: 19-22)

6.      Permaisuri Al ‘Aziz Tertarik Ketampanan Yusuf
Ketampanan yang dimiliki oleh Yusuf membuat semua wanita yang melihatnya tergila-gila kepadanya, termasuk permaisuri Al ‘Aziz sendiri yang bernama Zulaikah yang merawat sejak kecil juga menatuh simpatik kepada Yusuf, apalagi setelah Yusuf menginjak dewasa ketampanan dan kegagahan Yusuf semakin mengagumkan, maka tidak heranlah kalau permaisuri Al ‘Aziz menaruh simpatik dan mencintai Yusuf.
Pada saat yang ditunggu-tunggu, dimana Yusuf berada dikamarnya sendiri, sedangkan suaminya Al ‘Aziz juga sedang berada diluar rumah (pergi), maka Zulaikah memanfaatkan kesempatan tersebut untuk mendapati Yusuf dan melampiaskan cintanya kepada Yusuf.
Zulaikah dengan berpakaian serba menyolok dan merangsang dengan bau yang harum mendekati Yusuf. Yusuf yang melihat keadaan Zulaikah, hatinya berdebar-debar dan hampir tergoda. Dengan terburu-buru dan mengerahkan segala kekuatannya, Yusuf melepaskan diri dari pelukan Zulaikah, seketika itu Zulaikah menarik baju Yusuf dari belakang sampai robek, saat itulah suaminya datang dan kejadian tersebut diketahui leh Al ‘Aziz, sebagaimana firman Allah:
Dan wanita (Zulaikah) yang Yusuf tinggal dirumahnya menggoda Yusuf untuk menuduhkan dirinya(kepadanya) dan dia menutup pintu-pintu, seraya berkata: Marilah kesini! Yusuf berkata: Aku berlindung kepada Allah , sungguh tuanku telah memperlakukan aku dengan baik. Sesungguhnya orang-orang yang dzalim tiada akan beruntung.
Sesungguhnya waita itu telah bermaksud (melakukan) perbuata itu dengan Yusuf, dan Yusufpun bermaksud (melakukan pula) dengan wanita itu andaikata dia tidak melihat tanda (dari) tuhannya.
Demikianlah agar kami memalingkan daripada kemungkaran dan kekejian. Sesungguhnya Yusuf itu termasuk hamba-hamba yang terpilih.
Dan keduanya berlomba-lomba menuju pintu dan wanita itu menarik baju gamis Yusuf dari belakang hingga koyak dan kedua-duanya medapati suami wanita itu dimuka pintu. Wanita itu berkata: apakah pembalasan terhadap orang yang bermaksud seorang dengan istrimu, selain dipenjarakan atau dihukum dengan adzab yang pedih.
Yusuf berkata: Dia menggoda untuk menudukkan diriku (kepadanya), dan seorang saksi dari keluarga wanita itu memberikan kesaksiannya: Jika baju gamisnya dimuka, maka wanita itu benar, dan Yusuf termasuk orang-orang yang dusta.
Dan jika baju gamisnya koyak dibelakang, maka wanita itulah yang dusta, dan Yusuf termasuk orang yang benar.
Maka tatkala suaminya itu melihat baju gamis Yusuf koyak di belakang berkatalah dia: Sesungguhnya (kejadian) itu adalah diantara tipu daya kamu, sesungguhnya tipu daya kamu adalah benar.
Hai Yusuf, Berpalinglah dari ini (rahasiakanlah peristiwa ini) dan (kamu hai istriku) mohonlah ampun atas dosamu itu karena kami sesungguhnya termasuk orang-orang yang berbuat salah.” (QS. Yusuf: 23-24)

7.      Yusuf dan Para Wanita
Peristiwa Zulaikah dengan Yusuf beritanya sudah tersebar ditengah-tengah masyarakat, sehingga berita tersebut menjadi pemberitaan di kalangan kaum wanita, akhirnya berita gunjingan itu sendiri sampai ditelinga Zulaikah. Mendengar berita tersebut, Zulaikah berkeinginan mengundang kaum wanita dengan acara makan-makan dirumahnya sambil memamerkan ketampanan Yusuf.
Ketika wanita yang diundang sudah datang, Zulaikah sengaja menyuruh Yusuf untuk menyuguhkan hidangan kepada para tamu. Ketika Yusuf berjalan dengan membawa hidangan, salah seorang tamu ada yang mengelupas buah-buahan, tanpa sengaja wanita tersebut tidak terasa kalau yang dikupas adalah tangannya karena terperangah melihat ketampanan Nabi Yusuf. Sebagaimana firman Allah:
Maka tatkala itu (Zulaikah) mendengar cercaan mereka, diundangnyalah wanita-wanita itu dan disediakan bagi mereka tempat duduk, dan diberikan kepada mereka masing-masing mereka sebuah pisau (untuk memotong jamuan), kemudian dia berkata kepada Yusuf: Keluarlah (nampakkanlah dirimu) kepada mereka. Maka tatkala wanita-wanita itu melihatnya, mereka kagum kepada keelokan rupanya dan mereka melukai (jari) tangannya dan berkata: Maha sempurna Allah, ini bukanlah manusia. Sesungguhnya ini tidak lain hanyalah malaikat yang mulia.
Wanita itu berkata: Itulah dia seorang yang kamu cela aku, karena (tertarik) kepadanya, dan sesungguhnya aku telah menggoda dia untuk menundukkan dirinya (kepadaku) akan tetapi di menolak. Dan sesungguhnya jika dia tidak mentaati apa yang kamu perintahkan kepadanya, niscaya dia akan dipenjara dan dia akan termasuk golongan orang yang hina.
Yusuf berkata: Wahai Tuhanku, penjara lebih aku sukai daripada memenuhi mereka kepadaku. Dan jika tidak Engkau hindarkan daripadaku tipu daya mereka, tentu aku akan cenderung untuk (memenuhi keinginan mereka) dan Aku termasuk menghindarkan Yusuf dari tipu daya mereka. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.
Yusuf berkata: Wahai Tuhanku, penjara lebih aku sukai daripada memenuhi ajakan mereka kepadaku. Dan jika tidak Engkau hindarkan daripadaku tipu daya mereka, tentu aku akan cenderung untuk (memenuhi keinginan mereka) dan tentulah aku termasuk orang-orang yang bodoh.
Maka Tuhannya memperkenankan do’a Yusuf, dan Dia menghindarkan Yusuf dari tipu daya mereka, sesungguhnya Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS. Yusuf: 30-34)

8.      Yusuf Dimasukkan Penjara
Untuk menutupi kesalahan Zulaikah ditengah-tengah masyarakat atas peristiwa dengan Yusuf, maka jalan satu-satunya adalah memasukkan Yusuf kedalam penjara, supaya masyarakat menuduh, bahwa yang melakukan perzinahan adalah Yusuf. Walaupun sudah jelas, bahwa Yusuf tidak melakukan perbuatan yang sangat mesum.
Karena kekuasaan sepenuhnya ada ditangan Raja, maka Yusuf tidak dapat membela diri, perasaan Yusuf ketika itu sedih bercampur gembira. Sedih karena ia dipenjara dengan tuduhan hina, gembira karena Yusuf terbebas dari rumah tuannya yang penuh dengan makar dan fitnahan. Sehingga penjara lebih baik bagi Yusuf.
Yusuf dimasukkan penjara bersama kedua orang temannya yang keduanya bekerja sebagai pelayan Raja, yang satu bernama Nabo mempunyai tugas membuatkan minuman sang raja, sedangkan yang satunya bernama Malhab yang mempunyai tugas membuat makanan kue-kue. Keduanya dimasukkan penjara karena tuduhan berencana membunuh Raja dengan cara memasukkan racun kedalam makanan dan minuman.
Setelah mereka bertiga tinggal dalam penjara, keduanya sama menceritakan mimpinya yang pernah dialami waktu tidur, Nabo menceritakan bahwa dirinya bermimpi memeras anggur yang akan dijadikan khomer, sedangkan Malhab menceritakan mimpinya membawa kue diatas kepalanya, ketika itu datanglah burung memakan kue itu.
Didalam penjara Yusuf berusaha mengajak kepada teman-temannya agar mau menyembah kepada Allah, termasuk kepada kedua temanya tersebut. Melalui mimpi tersebut, Yusuf mencoba mengajak kepada temannya agar mau menyembah kepada Allah sebelum Yusuf menta’wilkan mimpi kedua temannya tersebut.

9.      Yusuf Menta’wailkan Mimpi Kedua Temannya
Sesudah Yusuf menasehati dan mengajak temannya untuk beribadah kepada Allah, Tuhan sebenarnya, mulailah ia menceritakan makna yang terkandung dalam mimpi kedua temannya tersebut. Engkau Nabo, yang bekerja sebagai kepala minuman raja, bernasib baik dan bergembiralah engkau, karena Raja akan membebaskan dan akan menempatkanmu pada jabatan semula, karena engkau terbukti tidak bersalah. Sedangkan engkau Malhab, yang bekerja sebagai kepala bagian kue-kue, akan bernasib buruk dan menyengsarakanmu, tuduhan terhadapmu akan terbukti, dan raja akan menghukum mati terhadapmu dengan salib, dan mayatmu akan dimakan burung buas mulai dari kepalamu.
Beberapa hari kemudian terbuktilah kebenaran Yusuf dalam menta’wilkan mimpi dari kedua temannya. Benar terjadi dan dapat disaksikan oleh kedua temannya. Menjelang dibebaskan dari penjara, Yusuf berpesan kepada bagian minuman agar menceritakan kisahnya kepada Raja tentang sebab-sebab ia dijerumuskan kedalam penjara. Sebagaimana firman Allah:
Hai kedua temanku dalam penjara: Adapun salah seorang diantara kamu berdua, akan memberi tuannya dengan khomer, adapun seorang lagi maka ia akan disalib, lalu burung memakan sabagian dari kepalanya. Telah diputuskan  perkara yang kamu berdua menanyakannya (kepadaku).
Dan Yusuf berkata kepada orang yang diketahuinya akan selamat (Nabo) diantara mereka berdua: Terangkanlah keadaanku kepada tuanmu (rajamu). Maka syaitan menjadikan dia lupa menerangkan (keadaan Yusuf) kepada tuannya. Karena itu tetaplah dia (Yusuf) dalam penjara beberapa tahun lamanya.” (QS. Yusuf 41-42)

10.  Raja Al ‘Aziz Bermimpi
Ketika Yusuf tinggal sendirian didalam penjara, Raja Al ‘Aziz bermimpi dan kali ini mimpinya sangat menggelisahkan dan merasuki alam fikirnya. Maka seketika itu juga sang Raja mengumpulkan para tukang ramal untuk menta’wilkan mimpinya, setelah para tukang ramal itu berkumpul, sang Raja menceritakan mimpinya: Tadi malam aku bermimpi bahwa saya melihat tujuh ekor sapi yang kurus kering bentuk tubuhnya sedang memakan tujuh ekor sapi gemuk. Cobalah kalian meramalkan mimpi tersebut, perintah sang Raja kepada tukang ramal.
Dengan kebingungan dan ragu-ragu para tukang ramal menjawab: Itu adalah mimpi kosong, mimpi yang tidak berarti dan yang terakhir para tukang ramal itu mengatakan bahwa tidak ahli dalam menta’wilkan mimpi.
Mendengar jawaban tukang ramal, salah seorang pelayan Raja bagian minuman yang pernah diselamatkan dari penjara waktu itu bersama Yusuf, ingat akan wajah Yusuf dan ingat akan kehebatan dalam menta’wilkan mimpi. Akhirnya pelayan tersebutmemberanikan diri menghadap Raja untuk memberitahu Raja tentang kehebatan Yusuf dalam menta’wilkan mimpi yang sekarang tinggal didalam penjara.
Mendengar kabar dari pelayannya tersebut, Raja langsung menyuruh kepada pelayan (Nabo) untuk memanggil Yusuf, guna menta’wilkan mimpi yang merisaukan pikiran sang Raja.

11.  Yusuf Menta’wilkan Mimpi Sang Raja
Setelah sang pelayan mendatangi dan menceritakan perintah Raja untuk menta’wilkan mimpinya, maka Yusuf minta agar dijelaskan mimpi yang dialami oleh Raja, setelah mendengar penjelasan temannya, Yusuf menerangkan dan memberi jalan keluar tentang mimpi sang Raja. Yusuf mengatakan: Bahwa Mesir akan mengalami masa subur selama tujuh tahun, maka pada waktu itu para penduduk harus memanfaatkan masa subur tersebut dengan bercocok tanam dan pada saat itu hasil pertanian akan melimpah ruah. Kemudian setelah itu akan datang musim paceklik selama tujuh tahun pula, oleh karena itu hasil panen pada musim subur harus disimpan, kecuali yang dipakai untuk memenuhi kehidupan sehari-hari, sehingga nanti bila datang paceklik mempunyai cadangan hasil panen yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup.

12.  Yusuf Menjadi Menteri Ekonomi di Mesir
Setelah sang pelayan (Nabo) menghadap Raja dan menceritakan ta’wil mimpinya, sang Raja tertarik atas uraian yang disampaikan oleh Nabo sesuai dengan yang dita’wilkan oleh Yusuf. Setelah itu sang Raja meminta agar dirinya ditemukan dengan Yusuf untuk membicarakan tentang ta’wil mimpinya.
Berdasarkan hal-hal yng disampaikan oleh Yusuf, maka Yusuf pantas menduduki jabatan penting dalam Negeri ini. Dalam pertemuannya dengan Yusuf, Al ‘Aziz bersama permaisurinya menawarkan kepada Yusuf untuk menduduki tempat tertinggi di negeri ini. Yusuf berfikir sejenak, jabatan apa yang kira-kira pantas bagi dirinya. Akhirnya Yusuf minta kepada Raja, agar diberikan jabatan sebagai pengawas dibidang ekonomi (menteri ekonomi) agar nanti dapat mengantisipasi datangnya musim subur dan datangnya musim paceklik.
Raja mengabulkan permintaan Yusuf, yang nanti dapat megendalikan seluruh kebijakan dibidang ekonomi di Mesir. Itulah ketentuan Allah kepada hamba-hambaNya yang sholeh yang bakal mendapatkan kedudukan terhormat di dunia dan tempat yang terhormat diakhirat nanti.

13.  Saudara-Saudara Yusuf Datang ke Negeri Mesir
Memang benar dan terbukti apa yang pernah dita’wilkan oleh Yusuf terhadap mimpi Raja Mesir benar-benar terjadi, dimana musim subur yan berlangsung selama tujuh tahun sudah berganti dengan musim kemarau dan paceklik juga berlangsung tujuh tahun. Musim paceklik tidak hanya terjadi di Mesir saja, tetapi juga terjadi di Palestina.
Pada musim paceklik ini, negeri Mesir sudah mempunyai persediaan bahan makanan yang cukup, karena pada musim subur, Negeri ini menyimpan hasil panennya sesuai dengan kebijaksanaan pengawas ekonomi, yaitu Yusuf. Berbeda dengan Palestina yang tidak mempunyai cadangan pangan untuk musim paceklik, sehingga penduduk berbondong-bondong datang ke Mesir minta bantuan bahan pangan termasuk saudara-saudara Yusuf.
Sesampainya di Mesir, saudara-saudara Yusuf tidak tahu kalau yang menjadi menteri perekonomian dan yang membagi-bagikan gandum itu saudaranya sendiri, tapi Yusuf mengetahui bahwa diantara orang-orang Palestina yang datang itu ada saudaranya, sehingga saudaranya itu diperlakukan seperti tamu agung, menjamu mereka dengan jamuan yang lezat, memberi gandum lebih banyak daripada yang lainnya, dan mereka juga diberi bekal untuk pulang ke Palestina, ketika mereka akan pulang, Yusuf berkata: Bawalah saudaramu yang seayah (yang bernama Bunyamin) kemari, kalau tidak kamu bawa kemari, maka tidak akan saya layani dan kalian tidak diperbolehkan masuk ke Negeri ini. Maksud Yusuf mengancam demikian supaya mereka mau membujuk Bunyamin ikut kemari.

14.  Saudara-Saudara Yusuf Menghadap Ayah Mereka
Setelah sampai di rumah, mereka langsung menghadap ayahnya dan menyampaikan pesan Menteri Perekonomian kepada ayahnya. Pada mulanya Ya’qub merasa keberatan melepaskan Bunyamin untuk pergi bersama saudaranya ke Mesir, karena ia merasa takut kalau Bunyamin diperlakukan seperti Yusuf. Namun atas desakan saudara-saudaranya, akhirnya memperbolehkan Bunyamin ikut bersama-sama saudaranya pergi ke Mesir. Sebagaimana firman Allah:
Maka tatkala mereka telah kembali kepada ayahnya mereka (Ya’qub) mereka berkata: Wahai ayah kami, kami tidak akan mendapat sukatan (gandum) lagi, (jika tidak membawa saudara kami), sebab itu biarkanlah saudara kami (Bunyamin) pergi bersama-sama kami supaya kami mendapat sukatan, dan sesungguhnya kami benar-benar akan menjaganya.
Berkata Ya’qub: Bagaimana aku akan mempercayainya (Bunyamin) kepadamu, kecuali seperti aku telah mempercayakan saudaramu (Yusuf) kepada kamu dahulu? Maka Allah adalah sebaik-baik penjaga dan Dia adalah Maha Penyayang diantara penyayang.
Tatkala mereka membuka barang-barangnya, mereka menemukan kembali barang-barang (penukaran) mereka, dikembalikan kepada mereka. Mereka berkata: Wahai ayah apalagi yang kita dan kami akan dapat memberi makan keluarga kami, dan kami akan dapat  memelihara saudara kami, dan kami akan mendapatkan tambahan sukatan (gandum) seberat seekor unta itu adalah sukatan yang mudah (bagi Raja Mesir).
Ya’qub berkata: Aku sekali-kali tidak melepaskannya bersama-sama kamu, sebelum kamu memberikan kepadaku janji yang tentu atas nama Allah, bahwa kamu pasti akan membawanya kepadaku kembali, kecuali jika kamu dikepung musuh. Tatkala mereka memberikan janji mereka, maka Ya’qub berkata: Allah adalah saksi terhadap apa yang kita ucapkan.
Dan Ya’qub berkata: Hai anak-anak janganlah kamu bersama-sama masuk dari satu gerbang, dan masuklah dari pintu-pintu gerbang yang berlainan, namun demikian aku tiada dapat melepaskan kamu barang sedikitpun dari pada (takdir) Allah. Keputusan menetapkan (sesuatu) hanyalah hak Allah, kepadaNyalah aku bertawakkal berserah diri.
Dan tatkala mereka masuk menurut yang diperintahkan ayah mereka maka (cara yang mereka lakukan itu) tidaklah melepaskan mereka sedikitpun dari takdir Allah, akan tetapi itu hanya suatu keinginan dari diri Ya’qub yang telah ditetapkannya. Dan sesungguhnya dia mempunyai pengetahuan, karena kami telah mengerjakan kepadanya. Akan tetapi kebanyakan manusia tiada mengetahui.” (QS. Yusuf: 63-68)

15.  Bunyamin Ditahan Yusuf di Gedung Kementrian
Sebagai upaya agar Bunyamin saudara kandungnya Yusuf dapat tinggal bersamanya, maka Yusuf memasukkan takaran gandum yang terbuat dari emas kedalam karung Bunyamin sewaktu bersama-sama saudaranya mengambil gandum. Dan inilah cara yang tepat dilakukan oleh Yusuf untuk bertemu dan berkumpul dengan saudara-saudaranya yang sudah lama berpisah.
Ditengah-tengah perjalanan mereka pulang, Yusuf menyuruh kepada pembantu-pembantunya untuk mencari emas yang hilang, ternyata takaran emas itu berada didalam karung Bunyamin, dan sebagai hukumannya, yang membawa takaran tersebut harus ditawan di istana. Karena dihadapakan ke penguasa Mesir, Bunyamin merasa ketakutan dan gemetar. Melihat Bunyamin ketakutan, Yusuf berkata kepada Bunyamin: Janganlah kamu merasa takut tinggal disini, aku ini adalah saudaramu sendiri, saudara sekandung seayah dan seibu, karena ulah saudara-saudaramu, sehingga aku harus berpisah beberapa tahun lamanya. Sebagaimana firman Allah:
Dan tatkala mereka ke tempat Yusuf, Yusuf membawa saudaranya (Bunyamin) ke tempatnya. Yusuf berkata: Sesungguhnya aku (ini) adalah saudaramu, maka janganlah kamu berduka cita terhadap apa yang telah mereka kerjakan.
Maka tatkala telah disiapkan untuk mereka bahan makanan mereka, Yusuf memasukkan piala (tempat minum/takaran) kedalam karung saudaranya. Kemudian berteriaklah seorang yang menyerukan: Hai kalifah, sesungguhnya kamu adalah orang-orang yang mencuri.
Mereka menjawab sambil menghadap kepada penyeru-penyeru itu: Barang apakah yang hilang daripada kamu?
Penyeru-penyeru itu berkata: Kami kehilangan piala raja, dan siapa yang dapat mengembalikannya akan memperoleh bahan makanan (seberat) beban unta, dan aku menjamin terhadapnya.
Saudara-saudara Yusuf berkata: Demi Allah sesungguhnya kamu mengetahui bahwa kami datang bukan untuk membuat kerusakan di negeri (ini) dan kami bukanlah orang-orang mencuri.
Mereka menjawab: Tetapi apa balasannya jikalau kamu bertul-betul pendusta.
Mereka menjawab: Balasanya ialah pada siapa yang ditemukan (barang yang hilang) dalam karungnya, maka dia sendirilah balasannya (sebagai tebusan). Demikianlah kamu memberi pembalasan kepada orang yang dzalim.
Maka mulailah Yusuf (memeriksa) karung-karung mereka sebelum (memeriksa) karung saudaranya sendiri, kemudian dia mengeluarkan piala raja itu dari karung saudaranya. Demikianlah kami atur untuk (mencapai maksud) Yusuf. Tiadalah patut Yusuf menghukum saudaranya menurut undang-undang raja, kecuali Allah menghendakiNya. Kami tinggikan derajat orang yang Kami hendaki, dan diatas tiap-tiap orang yang berpengetahuan itu ada yang Maha Mengetahui.” (QS. Yusuf: 69-76)

16.  Penderitaan Ya’qub Semakin Memuncak
Dengan ditahanya Bunyamin di Mesir, maka menambah pederitaan Ya’qub, karena kepedihan dan kesedihan Ya’qub atas hilangnya Yusuf belum hilang dari ingatan, dan kini ditambah lagi dengan hilangnya Bunyamin. Kalian membuat aku sedih dan menambah sakitku, tidak menghiburnya malah menambah sakitku, kata Ya’qub kepada anak-anaknya.
Setelah hilangnya Bunyamin, apapun perkataan dari anak-anaknya tidak dihiraukan oleh ayahnya (Ya’qub). Dan jehilangan dua anaknya tersebut, Ya’qub tidak mengadu kepada siapa-siapa, hanya memohon dan berdo’a kepada Allah, karena Ya’qub masih mengharapkan kembalinya kedua anaknya, maka hanya kepada Allah sajalah Ya’qub meminta pertolongan, dan dalam hatinya mengatakan bahwa kedua anaknya masih hidup, oleh karena itu Ya’qub meminta anak-anaknya untuk pergi ke Mesir mencari saudaranya Yusuf dan Bunyamin.

17.  Saudara-Saudara Yusuf Mencari Yusuf dan Bunyamin
Setelah mendapat perintah dari ayahnya, maka saudara-saudara Yusuf segera pergi ke Mesir untuk mencari Yusuf dan Bunyamin, setelah sampai di Mesir mereka langsung menemui sang raja dan menceritakan apa adanya tentang kondisi keluarganya kepada Raja (Yusuf), setelah mendengar cerita dari saudaranya tersebut, Yusuf membuka rahasia pribadinya dan mengatakan dengan sebenarnya bahwa dirinya adalah Yusuf yang pernah dimasukkan kedalam sumur oelh saudara-saudaranya.
Mendengar pengakuan tersebut, saudara-saudara Yusuf merasa keheranan dan tercengang, karena mereka mengira Yusuf sudah mati dan kejadian itu sudah berlangsung lama sekali. Setelah itu Yusuf berkata kepada mereka: Allah telah memberikan nikmat kepada kami berupa keselamatan dan kehancuran dan memberikan kepada kami kemuliaan, kekuasaan dan kekayaan. Ini adalah balasan bagi orang-orang yang selalu berbuat baik.
Saudara-saudara Yusuf hanya bisa berkata: Demi Allah, Dia telah memberi kelebihan kepadamu daripada kami berupa ketaqwaan, kesabaran dan tingkah laku yang baik serta penuh kedudukan yang tinggi. Sedang kami adalah orang-orang yang penuh dosa tidak bertaqwa dan tidak sabar, kami telah berbuat salah dalam berbicara dan berbuat terhadapmu, maka kami hanya bisa mengadu kepada Allah dan kepadamu, kasihanilah kami dan janganlah diberi hukuman yang pedih. Yusuf berkata: Kamu sekarang tidak tercela dan tidak akan dihukum. Hanya saya minta kepada kalian mohonlah kepada Allah ampunan dan rahmatNya, sebab Dia Maha Pengasih dan Maha Penyayang.
Sesudah Yusuf memerintahkan kepada sudara-saudaranya menghadap ayahnya, dan ia tahu bahwa kebutaan ayahnya diakibatkan karena kesedihannya yang setiap hari menangis, Yusuf memberikan bajunya untuk diusap-usapkan kemuka ayhnya, niscaya akan melihat kembali. Yusuf juga menyuruh kepada saudara-saudaranya membawa ayah dan seluruh keluarganya ke Mesir.

18.  Ya’qub Mencium Bau Yusuf
Ketika saudara-saudara Yusuf sampai di rumah dengan membawa baju Yusuf, Ya’qub sudah dapat mencium bahwa Yusuf masih hidup dan mendapat kedudukan yang mulia dan terhormat. Setelah menerima kabar dari anak-anaknya bahwa Yusuf masih hidup sambil mengusapkan baju Yusuf di wajah Ya’qub, seketika itu juga dengan pertolongan Allah, mata yang semula tidak dapat melihat, sekarang bisa melihat. Sebagaimana firman Allah:
Tatkala ketika itu keluar dari Mesir berkata ayah mereka: Sesungguhnya aku mencium bau Yusuf, sekiranya kamu tidak menuduhkan lemah akal (tentu kamu membenarkan aku).
Keluarganya berkata: Demi Allah, sesungguhnya kamu masih dalam kekeliruan dahulu.
Tatkala telah tiba pembawa kabar gembira itu, maka diletakkannya baju gamis itu ke wajah Ya’qub, lalu kembalilah dia dapat melihat. Berkata Ya’qub: tidak aku katakan kepadamu, bahwa aku mengetahui dari Allah apa yang kamu tidak mengetahuinya.
Mereka berkata: Wahai ayah kami, mohonkanlah ampun negi kami terhadap dosa-dosa kami, sesungguhnya kami adalah orang-orang yang bersalah (berdosa).
Ya’qub berkata: Aku akan memohonkan ampun bagimu kepada Tuhanku. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Yusuf: 94-98)

19.  Pertemuan Yang Mengharukan Antara Yusuf dan Ya’qub Sekaligus Bukti Kebenaran Mimpinya
Tidak dapat dibayangkan dan dilukiskan, betapa bahagianya hati Ya’qub ketika dipertemukan dengan Yusuf yang sudah beberapa tahun lamanya berpisah dengan keluarganya, dan kini bertemu lagi dalam keadaan baik dan selamat dan menduduki tempat tertinggi di Mesir.
Yusuf menerima ayahnya dan saudara-saudaranya yang lain dengan penuh kehormatan dan dipersilahkan ayah dan ibunya untuk menduduki singgah sana kerajaan seraya bersujud memberi penghormatan kepada Yusuf.
Dalam keadaan mereka bersujud kepada Yusuf, ia berkata kepada ayahnya: Inilah tafsir dari apa yang telah aku ceritakan kepadamu. Ketika itu aku bermimpi melihat sebelas bintang matahari dan bulan bersujud kepadaku dan Tuhan telah membuktikannya sekarang. Sebagaimana firman Allah:
Maka tatkala mereka masuk ke (tempat) Yusuf, Yusuf merangkul ibu bapaknya dan dia berkata: Masuklah kamu ke Negeri Mesir, insya Allah dalam keadaan aman.
Dan ia menaikkan kedua ibu bapaknya ke atas singgasana. Mereka (semuanya) merebahkan diri seraya sujud kepada Yusuf. Yusuf berkata: Wahai ayahku inilah tabir mimpiku yang dahulu itu, sesungguhnya Tuhan telah menjadikannya suatu kenyataan. Dan sesungguhnya Tuhan telah berbuat baik kepadaku, ketika membebaskan aku dari rumah penjara dan ketika membawa kami dari dusun padang pasir, setelah setan merusakkan (hubungan) antara aku dan saudara-saudaraku. Sesungguhnya Tuhan Maha Lembut terhadap apa yang Dia kehendaki. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.
Ya Tuhanku, sesungguhnya Engkau telah menganugerahkan kepadaku kerajaan dan telah mengajarkan kepadaku sebagian tabir mimpi. (Ya Tuhan), pencipta langit dan bumi. Engkaulah pelindungku di dunia dan di akhirat, wafatkanlah aku dalam keadaan islam dan gabungkanlah dengan orang-orang yang sholeh.” (QS. Yusuf: 99-101)

0 comments:

Post a Comment