Gejala-gejala Penyakit
Jantung
1.
Gagal Jantung
Kiri
-
Badan lemah
-
Cepat lelah
-
Napas pendek
-
Berdebar-debar
-
Sesak napas
-
Batuk disertai
sakit kepala
-
Keluar keringat
dingin
2.
Gagal Jantung
Kanan
-
Edema tumit dan
tungkai bawah (edema tungkai)
-
Gangguan
pencernaan, perut kembung, anoreksia
dan nausea
-
Berat badan
bertambah
-
Penambahan
cairan badan
-
Kaki bengkak (edema kaki)
-
Perut membuncit
-
Perasaan tidak
enak pada epigastrium
3.
Gejala-gejala
penyakit jantung kororner
-
Rasa sakit atau
nyeri di dada
-
Merasa tertekan
di tengah dada selama 30 detik sampai 5 menit
-
Keluar keringat
dingin
-
Berdebar-debar
-
Pusing
-
Merasa akan
pingsan
-
Napas
tersegal-sengal pada saat berolahraga
Sebagai
catatan, gejala-gejala tersebut tidak selalu dirasakan oleh penderita.
Penyebab Penyakit Jantung
-
Pembesaran
jantung
-
Robekan jantung
-
Perubahan detak
jantung
-
Penyebab stroke
Pengetahuan Penyakit
Jantung
Pengenalan Jantung
Jantung merupakan suatu
organ otot berongga yang terletak di pusat dada. Pada bagian kanan dan kiri
jantung masing-masing memiliki ruang sebelah atas (atrium) yang berfungsi mengumpulkan darah dan ruang sebelah bawah (ventrikel) yang berfungsi mengalirkan
darah keluar. Agar darah hanya mengalir satu arah maka ventrikel memiliki satu
katup pada jalan masuk dan satu katup pada jalan keluar. Fungsi utama jantung
adalah menyediakan oksigen ke seluruh tubuh dan membersihkan tubuh dari hasil
metabolisme yang berupa karbondikosida. Jantung melaksanakan fungsi tersebut
dengan mengumpulkan darah yang kekurangan oksigen dari seluruh tubuh dan
memompanya ke dalam paru-paru, di mana darah akan mengambil oksigen dan
membuang karbondioksida; jantung kemudian mengumpulkan darah yang kaya oksigen
dari paru-paru dan memompanya ke seluruh jaringan tubuh.
Berat jantung adalah
sekitar 300 gram. Agar jantung berfungsi sebagai pemompa yang efisien,
otot-otot jantung, rongga atas dan rongga bawah harus berkontraksi secara
bergantian. Lalu denyut-denyut jantung atau kerja pompa ini dikendalikan secara
alami oleh suatu pengatur irama yang disebut nodus sinotrialis, yang terletak di dalam dinding serambi kanan.
Sebuah impuls listrik yang ditransmisikan dari nodus sinotrialis ke kedua
serambi membuat keduanya berkontraksi secara serentak. Arus listrik tersebut
selanjutnya diteruskan ke dinding-dinding balik yang pada gilirannya membuat
bilik-bilik berkontraksi secara serentak. Periode kontraksi ini disebut systole. Selanjutnya periode ini diikuti
dengan sebuah periode relaksasi pendek yang kurang-lebih terjadi selama 0.4
detik yang disebut diastole, sebelum
impuls berikutnya datang. Nodus sinotrialis menghasilkan antara 60
hingga 72 impuls per menit ketika jantung sedang santai. Produksi impuls-impuls
ini juga dikendalikan oleh suatu sistem saraf yang disebut sistem saraf otonom,
yang bekerja di luar kontrol anda. Sistem listrik inilah yang menghasilkan
kontraksi-kontraksi otot jantung berirama yang disebut denyut jantung.
Fungsi Jantung
Pada saat berdenyut,
setiap ruang jantung mengendur dan terisi darah (disebut diastol); selanjutnya jantung berkontraksi dan memompa darah keluar
dari ruang jantung (disebut sistol).
Kedua atrium mengendur dan berkontraksi secara bersamaan, lalu kedua ventrikel
juga mengendur dan berkontraksi secara bersamaan. Darah yang kekurangan oksigen
dan mengandung banyak karbondioksida dari seluruh tubuh mengalir memlalui 2
vena besar (vena kava) menuju ke dalam atrium kanan.
Setelah atrium kana
terisi darah, atrium tersebut akan mendorong darah ke dalam ventrikel kanan.
Darah dari ventrikel kanan akan dipompa melalui katup pulmoner ke dalam arteri
pulmonalis menuju ke paru-paru. Darah akan mengalir melalui pembuluh yang
sangat kecil (kapiler) yang mengelilingi kantong udara di paru-paru, menyerap
oksigen dan melepaskan karbondioksida yang selanjutnya dihembuskan. Darah yang kaya
akan oksigen mengalir di dalam vena
pulmonalis menuju ke atrium kiri. Peredaran darah di antara bagian kanan
jantung, paru-paru dan atrium kiri disebut sirkulasi pulmoner. Darah dalam
atrium kiri akan didorong ke dalam ventrikel kiri yang selanjutnya akan memompa
darah kaya oksigen ini melewati katup
aorta masuk ke dalam aorta (arteri terbesar dalam tubuh). Darah kaya
oksigen ini disediakan untuk seluruh tubuh, kecuali paru-paru.
Jika anda mengalami
penyakit jantung maka akan terjadi gangguan sirkulasi darah ke bagian-bagain
tubuh. Gangguan sirkulasi darah adalah gangguan kelancaran peredaran darah yang
dapat diakibatkan oleh gangguan pada jantung dan pembuluh darah di seluruh
tubuh, termasuk artei koroner dan artei yang menuju ke otak. Gangguan sirkulasi
darah dapat disebabkan oleh banyak faktor, antara lain timbulnya plak atheromatous, meningkatnya kekentalan
darah, mengerasnya dinding pembuluh darah dan sebagainya. Gangguan ini terjadi
di jantung, pembuluh darah dan saraf-saraf
pada pembuluh darah.
Gangguan sirkulasi
darah berawal dari timbulnya plak antheromateous pada dinding pembuluh darah,
tingginya kadar kolesterol jahat dalam darah atau meningkatnya kekentalan darah
sehingga meningkatnya tekanan darah yang dalam kondisi lanjut menyebabkan nerkurangnya
aliran darah menuju organ-organ tertentu. Hal tersebut menjadi sangat berbahaya
bila yang mengalami gangguan adalah aliran darah yag menuju organ vital seperti
jantung, otak dan ginjal.
Pembuluh Darah
Keseluruhan sistem
peredaran darah (sistem kardiovaskuler)
terdiri dari arteri, arteriola, kapiler, venula dan vena. Arteri yang memiliki
struktur kuat dan lentur membawa darah dari jantung dan menanggung tekanan
darah yang paling tinggi. Kelenturannya membantu mempertahankan tekanan darah
di antara denyut jantung. Arteri yang lebih kecil dan arteriola memiliki
dinding berotot yang menyesuaikan diameternya untuk meningkatkan atau
menurunkan aliran darah ke bagian tertentu. Kapiler merupakan pembuluh darah
yang halus dan berdinding sangat tipis dan berfungsi sebagai jembatan di antara
arteri yang membawa darah dari jantung dan vena yang membawa darah kembali ke
jantung.
Kapiler memungkinkan
oksigen dan zat makanan berpindah dari darah ke dalam jaringan dan memungkinkan
hasil metabolisme berpindah dari jaringan ke dalam darah. Dari kapiler, darah
mengalir ke dalam venula, lalu ke dalam vena yangakan membawa darah kembali ke
jantung. Vena memiliki dinding yang tipis, tetapi biasanya diameternya lebih
besar dibanding arteri sehingga vena mengangkut darah dalam volume yang sama
tetapi dengan kecepatan yang lebih rendah dan tidak terlalu di bawah tekanan.
Otot jantung (miokardium) sendiri menerima sebagian
dari sejumlah volume darah yang mengalir melalui atrium dan ventrikel. Suatu
sistem arteri dan vena (sirkulasi koroner) menyediakan darah yang kaya akan
oksigen untuk miokardium, kemudian mengembalikan darah yang tidak mengandung
oksigen ke dalam atrium kanan. Arteri koroner kanan dan arteri koroner kiri
merupakan cabang daro aorta; vena kardiak mengalirkan darah ke dalam sinurskoroner yangakan mengembalikan
darah ke dala atrium kanan. Sebagian besar darah mengalir ke dalam sirkulasi
koroner pada saat jantung sedang mengendur di antara denyutnya (selama diastol ventrikuler).
Penyakit Jantung
Secara umum, penyakit
jantung merupakan gangguan yang terjadi pada sistem pembuluh darah besar
sehingga menyebabkan jantung dan peredaran darah tidak berfungsi sebagaimana
mestinya. Penyakit-penyakit yang berhubungan dengan organ jantung dan pembuluh
darah antara lain gagal jantung, jantung koroner dan jantung rematik.
Serangan Jantung
Serangan jantung adalah
suatu kondisi ketika kerusakan dialami oleh bagian otot jantung (myocardium) akibat berkurangnya pasokan
darah secara mendadak ke jantung . berkurangnya pasokan darah ke jantung secara
tiba-tiba depat terjadi ketika salah satu arteri koroner terblokade selama
beberapa saat. Hal ini mungkin terjadi akibat mengencangnya arteri koroner atau
akibat penggumpalan darah thrombus.
Bagian otot jantung yang biasanya dipasok darah oleh arteri mengalami blokade
sehingga berhenti berfungsi dengan baik segera setelah splasme reda dengan
sendirinya, gejala-gejala akan hilang secara menyeluruh dan otot jantung dapat
berfungsi secara normal lagi. Proses tersebut sering disebut crescendo angina atau coronary insufficiency. Sebaliknya
pasokan darah ke jantung terhenti sama sekali, sel-sel yang bersangkutan
mengalami perubahan permanen hanya dalam beberapa jam saja dan bagian otot
jantung tersebut mengalami penurunan mutu atau rusak secara permanen. Otot yang
mati tersebut disebut infark.
Gagal Jantung
Gagal jantung adalah
suatu keadaan di mana jantung sebagai pompa tidak mampu memenuhi kebutuhan
daraj untuk metabolisme tubuh anda. Gagalnya aktivitas jantung terhadap
pemenuhan kebutuhan metabolik tubuh gagal. Fungsi pompa jantung secara
keseluruhan tidak berjalan normal. Gagal jantung merupakan kondisi yang sangat
berbahaya. Meski demikian, bukan berarti jantung tidak dapat bekerja sama
sekali, hanya saja jantung tidak berdetak sebagaimana mestinya.
Darah dalam tubuh anda
bersirkulasi ke seluruh tubuh dan kembali lagi ke jantung, begitu seterusnya.
Istilah gagl sirkulasi lebih bersifat umum dibanding gagal jantung. Gagal
sirkulasi menunjukkan ketidakmampuan dari sistem kardiovaskuler untuk melakukan
perfusi jaringan dengan memadai. Gagal jantung disebabkan oleh ketidakmampuan
jantung untuk memompa darah ke seluruh tubuh. Risiko akan meningkat pada orang
berusialanjut karena penurunan fungsi ventrikel jantung akibat penuaan.
Penyakit ini dapat menjadi kronik apabila disertai dengan penyakit-penyakit
seperti hipertensi, penyakit katup jantung, kardiomiopati
dan lain-lain. CHF juga dapat menjadi kondisi akut dan berkembang secara
tiba-tiba pada miokard infark. Pada umumnya, gagal jantung diderita orang yang
berusia sekitar 50 tahun.
Kondisi-kondisi
penyebab gagal jantung secara umum dapat terjadi oleh mekanisme sebagai
berikut:
1.
Penyempitan
pembuluh darah koroner
2.
Tekanan darah
tinggi
3.
Volume cairan
berlebihan
4.
Penyakit
penurunan fungsi otot jantung
Gagal jantung dapat
dikelompokkan menurut beberapa hal yang berkaitan dengan sifat dan letak bagian
yang mengalami kerusakan.
1.
Gagal jantung
akut dan kronik
a.
Gagal jantung
akut terjadinya secara tiba-tiba, ditandai dengan penurunan kardiak output dan
tidak kuatnya perfusi jaringan. Ini dapat mengakibatkan edema paru dan kolaps
pembuluh darah.
b.
Gagal jantung
kronik terjadinya secara perlahan ditandai dengan penyakit jantung iskemik,
penyakit paru kronis. Pada gagal jantung kornik terjadi retensi air dan sodium
pada ventrikel sehingga menyebabkan hipervolemia, akibatnya ventrikel dilatasi
dan hipertrofi.
2.
Gagal jantung
kanan dan kiri
Gagal jantung
kiri atau gagal jantung ventrikel kiri terjadi karena adanya gangguan pemompaan
darah oleh ventrikel kiri sehingga curah jantung kiri menurun dengan akibat
tejanan akhir diastolik dalam ventrikel kiri dan volum akhir diastolik dalam
ventrikel kiri meningkat. Kongesti paru-paru menonjol pada gagal ventrikel kiri
karena ventrikel kiri tidak mampu memompa darah yang datang dari paru-paru.
Peningkatan tekanan darah sirkulasi paru-paru menyebabkan cairan terdorong ke
jaringan paru. Disamping itu dapat terjadi akibat penurunan cairan dalam
alveoli yang mengganggu pertukaran gas. Mudah lelah dapat terjadi akibat curah
jantung yang kurang menghambat jaringan dari sirkulasi normal dan oksigen,
serta menurunnya pembuangan sisa hasil katabolisme. Selain itu juga terjadi
akibat meningkatnya energi yang digunakan untuk bernapas dan insomnia yang
terjadi akibat distress pernapasan
dan batuk.
Ventrikel kanan
dan kiri dapat mengalami kegagalan secara terpisah. Gagal ventrikel kiri paling
sering mendahului gagal ventrikel kanan. Gagal ventrikel kiri murni sinonim
dengan edema paru-paru akut. Karena curah ventrikel berpasangan atau sinkron
maka kegagalan salah satu ventrikel dapat mengakibatkan penurunan perfusi
jaringan. Gagal jantung kanan terjadi karena gangguan atau hambatan pada daya
pompa ventrikel kanan sehingga isi sekucup ventrikel kanan menurun tanpa
didahului oleh gagal jantung kiri. Bila ventrikel kanan gagal, yang menonjol
adalah kongesti viscera da jaringan perifer. Hal ini terjadi karena isi kanan
jantung tidak mampu mengosongkan volume darah dengan kuat sehingga tidak dapat
mengakomodasikan semua darah yang secara normal kembali dari sirkulasi vena.
Manifestasi klinis yang tampak dapat meliputi edema ekstremitas bawah,
peningkatan berat badan, hepatomegali, distensi vena leher, asites anoreksia,
mual dan nokturia. Bila gangguan jantung kiri dan jantung kanan terjadi
bersamaan. Dalam keadaan gagal jantung kongestif maka curah jantung menurun
sedemikian rupa sehingga terjadi bendungan sitematik bersama dengan bendungan
paru.
3.
Gagal jantung sistolik dan diastolik
Sistolik terjadi
karena penurunan kontraktilitas ventrikel kiri sehingga ventrikel kiri tidak
mampi memompa darah, akibatnya cardiac
output menurun dan ventrikel
hipertrofi. Diastolik karena ketidakmampuan ventrikel dalam pengisian darah
mengakibatkan stroke volume dan cardiac output turun.
Pemeriksaan Penunjang
1.
EKG untuk
mengetahui hipertrofi atrial atau ventrikuler, penyimpanan aksis, iskemia dan kerusakan pola.
2.
ECG untuk
mengetahui adanya sinus takikardi, iskemi, infark/fibrilasi atrium, ventrikel
hipertrofi, disfungsi penyakit katup jantung.
3.
Rontgen dada
untuk menunjukkan pembesaran jantung. Bayangan mencerminkan dilatasi atau
hipertrofi bilik atau perubahan dalam pembuluh darah atau peningkatan tekanan pulnonal.
4.
Scan jantung
untuk tindakan penyuntikan fraksi dan memperkirakan gerakan jantung.
5.
Kateterisasi
jantung untuk mengetahui tekanan abnormal, menunjukkan indikasi dan membantu
membedakan gagal jantung sisi kanan dan kiri, stenosis katup atau insufisiensi,
serta mengkaji potensi arteri koroner.
6.
Terapi diuretic,
elektrolit mungkin berubah karena perpindahan cairan atau penurunan fungsi
ginjal.
7.
Okimetri arteri,
saturasi oksigen mungkin rendah terutama jika CHF memperburuk PPOM.
8.
AGD, gagal
ventrikel kiri ditandai dengan alkalosis respiratorik ringan atau hipoksemia
dengan peningkatan tekanan karbondioksida.
9.
Enzim jantung,
meingkat bila terjadi kerusakan jaringan-jaringan jantung, misal infark miokard
(kreatinin fosfokinase/CPK, isoenzim
CPK dan dehidrogenase laktat/LDH,
serta isoenzim LDH).
Penyakit Jantung Koroner
Jantung koroner
merupakan jenis penyakit jantung yang paling banyak diderita. Penyakit ini
menyerang pembuluh darah dan dapat menyebabkan serangan jantung. Serangan jantung
disebabkan oleh tersumbatnya pembuluh arteri yang menghambat penyaluran oksigen
dan nutrisi ke jantung. Penyakit-penyakit dapat mempengaruhi bagian manapun
dari jantung. Tetapi, penyakit yang paling umum adalah penyakit kornis pada
arteria koroner yang disebut aterosklerosis.
Karena itu, sakit jantung yang umum dikenal dan paling banyak diderita adalah
penyakit jantung koroner atau penyakit arteria koroner. Penyakit ini paling
sering menyebabkan serangan jantung pada seseorang dan bisa menyebabkan
kematian. Penyebabnya adalah penyempitan pada pembuluh darah koroner, di mana
pembuluh ini berfungsi untuk menyediakan darah ke otot jantung. Penyempitan
disebabkan oleh tumpukan kolesterol atau protein lain yang berasal dari makanan
yang masuk dalam tubuh. Penumpukan ini juga menyebabkan pembuluh darah koroner
menjadi kaku atau disebut aterosklerosis.
Aterosklerosis terjadi
jika terjadi penumpukkan plak atau timbunan lemak pada dinding-dinding arteri.
Selang beberapa waktu, plak akan menumpuk, mengeras dan mempersempit arteri,
serta menghambat aliran darah ke jantung. Penyakit arteria koroner inilah yang
pada dasarnya memicu sebagian besar serangan jantung. Penyumbatan dalam satu
arteri koroner atau lebih dapat menimbulkan serangan jantung secara tiba-tiba.
Penyebabnya karena jantung meminta oksigen melebihi yang tersedia sehingga
memicu serangan jantung. Mengapa? Apabila otot jantung tidak menerima oksigen
dalam waktu yang cukup lama, jaringan di sekitarnyadapat rusak. Tidak seperti
jaringan yang lain, otot jantung tidak mengalami regenerasi. Semakin lama
serangannya, semakin banyak kerusakan pada jantung dan semakin besar
kemungkinan menyebabkan kematian pada penderitanya ketika jantung sudah tidak
dapat berfungsi sama sekali.
Bahkan dalam arteri
yang tidak terlalu sempit karena timbunan plak dan lemak, timbunan plak dapat
pecah dan membentuk kerak darah atau trombus. Selain itu, arteri yang telah
rusak juga cenderung mengalami kontraksi otot secara mendadak sehingga kepingan
kerak darah dapat terbentuk di tempat kontraksi, melepaskan zat kimia, kemudian
mengakibatkan dinding arteri menyempit dan memicu sebuah serangan jantung. Jika
sistem kerja dari jantung rusak, irama normal jantung pun akan kacau dan
jantung mulai bergetar dengan tidak menentu atau mengalami fibrilasi. Irama
tidak normal ini disebut sebagai aritmia, yaitu penyimpanan irama jantung
normal. Hal ini akan menyebabkan jantung kehilangan kemampuannya untuk memompa
darah ke otak dengan efektif. Dalam waktu 10 menit, otak akan mati dan si
pasien pun tidak dapat tertolong lagi. Selain penyakit jantung koroner yang
disebabkan karena penumpukan lemak di dinding arteri, ada juga penyakit jantung
lain yang disebabkan sejak lahir, misalnya jantung yang tidak sempurna,
kelainan katup jantung dan melemahnya otot jantung, penyebab lain adalah
bakteri yang menyebabkan infeksi pada jantung.
Penyebab Penyakit Jantung
-
Usia
-
Jenis kelamin
-
Keturunan
-
Penyakit lain
1.
Diabetes
mellitus
2.
Hiperlipoproteinemia
3.
Hipertensi
4.
Obesitas
-
Zat-zat
konsumtif
1.
Asupan garam
yang berlebihan
2.
Rokok (nikotin)
3.
Obat-obatan
Perawatan untuk Penderita Penyakit Jantung
-
Aktivitas fisik
-
Istirahat
1.
Meningkatkan
oksigenasi dengan pemberian oksigen dan menurunkan konsumsi oksigen melalui
istirahat atau pembatasan aktivitas.
2.
Pembatasan
konsumsi bahan yang mengandung natrium.
3.
Konsumsi bahan
makanan tambahan yang banyak mengandung kalium seperti pisang dan keju.
4.
Menghentikan
obat-obatan yang memperparah seperti NSAIDs karena efek prostaglandin pada
ginjal menyebabka retensi air dan natrium.
5.
Pembatasan
cairan (kurang lebih 1200-1500 cc/hari).
6.
Aktivitas fisik
atau olahraga secara teratur dengan konsep gerak yang sesuai untuk penderita jantung.
7.
Pembatasan
cairan.
Pencegahan Penyakit Jantung
-
Kontrol asupan
zat ke dalam tubuh
1.
Diet sehat
jantung
2.
Sayuran
3.
Lemak
4.
Garam
5.
Minuman
6.
Kurangi konsumsi
junk food
7.
Konsumsi alpukat
8.
Konsumsi kalsium
(Cl)
9.
Konsumsi vitamin
C dan E
10. Berhenti merokok
-
Perhatikan
masalah psikologis
-
Pengendalian
tekanan darah
-
Pengendalian
berat badan
-
Mengatur
aktivitas fisik
-
Pengendalian
faktor risiko yang tidak dapat dihindari
1.
Keturunan
2.
Faktor usia
0 comments:
Post a Comment