Bismillahirrohmanirrohim
(dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang)
Nama lengkap Idris adalah Idris bin
Yakid bin Mahlail bin Qaiman bin Anusy bin Syit bin Adam as. Beliau adalah Nabi
yang kedua sesudah Adam. Di dalam Al-Qur’an diceritakan panjang lebar tentang
Nabi Idris termasuk juga menerangkan panjang lebar tentang derajat dan
keluhuran Nabi Idris as.
(dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang)
Nabi Idris adalah orang yang pertama
kali pandai dan mengajarkan cara jahit manjahit, menata pakaian, ilmu fasak dan
tulis menulis dengan pena. Nabi Idris memberi peran yang sangat besar sekali dengan
lahirnya berbagai macam model pakaian, pejahitan, ilmu fasak dan cara tulis
menulis (persurat kabaran) dan lain sebagainya.
Allah Ta’ala telah memberikan sifat
sabar kepada Nabi Idris, dan dengan sifat kesabaran itulah sehingga Nabi Idris
memperoleh derajad yang tinggi. Menurut beberapa Ulama’ Nabi Idris ini adalah
orang pertama yang menerima Wahyu dari Malaikat Jibril untuk memberi petunjuk
kepada keturunan Qabil agar mereka bersifat sabar atas kedurhakaan dan
keturunannya dan bertaubat kepada Allah serta bertingkah laku sesuai dengan
tuntunan syariat.
Cerita tentang keluhuran Nabi Idris
diterangkan Allah dalam surah Maryam: 56-57.
“Dan
ceritakanlah (Hai Muhammad), kepada mereka kisah Idris (yang tersebut) di dalam
Al-Qur’an. Sesungguhnya ia adalah seorang yang sangat membenarkan dan seorang
Nabi. Dan kami telah mengangkatnya ke derajat yang tinggi.” (QS. Maryam: 56-57)
Para Hukama berselisih pendapat
tentang tempat kelahiran dan tempat dibesarkannya Nabi Idris. Sebagian
mengatakan bahwa Idris dilahirkan di Mesir, di daerah Munaf. Pada waktu kecil
beliau diberi nama Kurmus Al Haramisah, berasal dari bahasa Yunani Armia,
kemudian di istilahkan dalam bahasa Arab menjadi Hurmus. Menurut orang-orang
Ibrani beliau bernama Khunukh yang diarahkan menjadi Ukhnukh. Kemudian didalam
Al-Qur’an Allah memberi nama Idris. Hurmus (Idris) meninggalkan Mesir kemudian
berkelana mengelilingi dunia, kemudian kembali ke Mesir lagi dan Allah
mengangkatnya menjadi Rasul ketika beliau berusia 82 tahun, dan sebagian
kelompok lagi mengatakan bahwa Idris dilahirkan di Babilonia.
Pada waktu kecil beliau belajar ilmu
kepada Syit (Syis) Putra Adam. Setelah dewasa, Allah menurunkan wahyu keNabian
kepadanya, kemudian beliau menjalankan tugas keNabiannya melarang anak cucu
Adam untuk membuat kerusakan, keonaran serta menentang ajaran Adam Syit,
pengikutnya hanya sedikit, karena kebanyakan meninggalkan Mesir sampai wafat.
Idris dan pengikutnya menyeru
makhluk-makhluk Allah untuk melakukan amar ma’ruf nahi munkar dan taat kepada
Allah sebagaimana dikatakan: Bahwa dia (Idris) menyeru untuk memeluk agama
Allah, mengakui keesaan Allah, beribadah kepada Allah, membebaskan diri dari
adzab Allah di akhirat dengan mengerjakan amal kebajikan di dunia, mengajurkan
zuhud (hidup sederhana) didunia serta berlaku adil terhadap sesama dengan
ajarannya, dan menganjurkan jihad untuk melawan musuh-musuh agama mereka dan
memerintahkan mengeluarkan zakat harta benda untuk membantu orang-orang lemah.
0 comments:
Post a Comment