Bismillahirrohmanirrohim
(dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang)
Keanekaragaman makhluk hidup yang
melimpah perlu dikelompokkan berdasarkan persamaannya. Makhluk hidup yang
memiliki kesamaan dikelompokkan menjadi satu unit atau takson. Kegiatan ini
disebut klasifikasi. Klasifikasi bermanfaat untuk mengetahui hubungan
kekerabatan antara makhluk hidup yang beraneka ragam.
(dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang)
Sistem klasifikasi yang masih
dipergunakan dan terus dikembangkan adalah sistem klasifikasi buatan (artifisial).
Sistem ini mengklasifikasikan makhluk hidup berdasarkan struktur morfologi,
anatomi, maupun fisiologi (terutama alat reproduksi dan habitatnya). Sistem ini
mengutamakan tujuan praktis, yaitu untuk memperoleh ikhtisar dunia makhluk
hidup.
Sistem klasifikasi artifisial
dikembangkan oleh Aristoteles, Theophrastus, dan Carolus Linnaeus. Kelebihan
sistem ini ialah identifikasi yang mudah. Pengelompokan makhluk hidup yang
kurang dikenal masih mungkin dilakukan. Sistem ini juga relatif lebih adaptif,
karena terus dapat menyesuaikan diri terhadap perubahan perkembangan
pengetahuan.
Contoh klasifikasi artifisial antara
lain pada pengelompokan tumbuhan Angiospermae berdasarkan habitusnya
(perawakannya). Misal pengelompokan bayam, kangkung, dan lili di dalam habitus
herba dan pengelompokan jati, randu, dan kelengkeng dalam habitus pohon.
Adapun contoh klasifikasi artifisial
pada dunia hewan (Animalia) adalah pengelompokan orang utan, siamang, dan
kuskus menjadi hewan arboreal (dominasi hidup di atas pepohonan).
0 comments:
Post a Comment