Friday, August 15, 2014

Bismillahirrohmanirrohim 
(dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang)
            
Keanekaragaman makhluk hidup yang melimpah perlu dikelompokkan berdasarkan persamaannya. Makhluk hidup yang memiliki kesamaan dikelompokkan menjadi satu unit atau takson. Kegiatan ini disebut klasifikasi. Klasifikasi bermanfaat untuk mengetahui hubungan kekerabatan antara makhluk hidup yang beraneka ragam.
            Sistem klasifikasi yang masih dipergunakan dan terus dikembangkan adalah sistem klasifikasi buatan (artifisial). Sistem ini mengklasifikasikan makhluk hidup berdasarkan struktur morfologi, anatomi, maupun fisiologi (terutama alat reproduksi dan habitatnya). Sistem ini mengutamakan tujuan praktis, yaitu untuk memperoleh ikhtisar dunia makhluk hidup.
            Sistem klasifikasi artifisial dikembangkan oleh Aristoteles, Theophrastus, dan Carolus Linnaeus. Kelebihan sistem ini ialah identifikasi yang mudah. Pengelompokan makhluk hidup yang kurang dikenal masih mungkin dilakukan. Sistem ini juga relatif lebih adaptif, karena terus dapat menyesuaikan diri terhadap perubahan perkembangan pengetahuan.
            Contoh klasifikasi artifisial antara lain pada pengelompokan tumbuhan Angiospermae berdasarkan habitusnya (perawakannya). Misal pengelompokan bayam, kangkung, dan lili di dalam habitus herba dan pengelompokan jati, randu, dan kelengkeng dalam habitus pohon.
            Adapun contoh klasifikasi artifisial pada dunia hewan (Animalia) adalah pengelompokan orang utan, siamang, dan kuskus menjadi hewan arboreal (dominasi hidup di atas pepohonan).

0 comments:

Post a Comment