This is featured post 1 title
Replace these every slider sentences with your featured post descriptions.Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha - Premiumbloggertemplates.com.
This is featured post 2 title
Replace these every slider sentences with your featured post descriptions.Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha - Premiumbloggertemplates.com.
This is featured post 3 title
Replace these every slider sentences with your featured post descriptions.Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha - Premiumbloggertemplates.com.
Wednesday, January 28, 2015
6:52 AM
Unknown
Batasan
Jika
menyebut penanggulangan wabah ada dua pengertian yang tercakup di dalamnya
yakni pengertian wabah di satu pihak serta pengertian penanggulangan di pihak
yang lain.
1.
Wabah
Pengertian wabah atau
dikenal pula sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB) banyak macamnya. Beberapa di
antaranya yang terpenting ialah:
a.
Dari sudut arti
kata
Dari sudut arti kata,
Wabah atau Epidemi berasal dari bahasa Yunani yaitu Epi berarti pada dan Demos
yang berarti penduduk atau rakyat. Jadi epidemi diartikan sebagai hal-hal yang
terjadi pada penduduk. Sekalipun yang mungkin terjadi pada penduduk banyak
macamnya, yang paling menarik perhatian ialah tentang penyakit.
b.
Dari sudut
epidemiologi
Dari sudut epidemiologi
wabah berarti suatu peningkatan kejadian kesakitan dan/atau kematian suatu
penyakit di suatu tempat tertentu, yang melebihi keadaan biasanya.
c.
Dari sudut
perundang-undangan
Dari sudut
undang-undang yang untuk Indonesia yaitu Undang-Undang No.4 Tahun 1984, yang
dimaksud dengan wabah ialah kejadian berjangkitnya suatu penyakit menular dalam
masyarakat yang jumlah penderitannya meningkat secara nyata melebihi daripada
keadaan yang lazim pada waktu dan daerah tertentu serta dapat menimbulkan
malapetaka.
Jika
diperhatikan pelbagai pengertian yang seperti ini, terutama pengertian wabah
sebagaimana yang tercantum dalam Undang-Undang No.4 Tahun 1984, segera terlihat
bahwa untuk dapat memahami pengertian wabah dengan sebaik-baiknya, paling tidak
ada empat hal yang perlu diketahui terlebih dahulu. Keempat hal yang dimaksud
ialah:
a.
Penyakit menular
Yang dimaksud dengan
penyakit menular ialah penyakit yang disebabkan oleh suatu mikroorganisme atau
produk toxinya, yang ditularkan dari penderita atau reservoirnya kepada manusia
lain yang rentan.
b.
Keadaan yang lazim
Jumlah penderita suatu
penyakit menular dalam suatu masyarakat atau wilayah sangat bervariasi
tergantung pada penyebab penyakitnya, sifat-sifat penduduk yang terserang serta
lingkungan tempat penyakit tersebut terjangkit. Pada umumnya jumlah penderita
penyakit menular di suatu wilayah diamati dalam suatu kurun waktu tertentu
(mingguan, bulanan atau tahunan).
Apabila angka hasil
pengamatan tersebut berkisar pada satu nilai disekitar nilai rata-rata (mean),
maka keadaan yang seperti ini disebut sebagai suatu ‘keadaan yang lazim’.
c.
Peningkatan
jumlah penderita
Karena satu dan lain
hal, angka hasil pengamatan penyakit menular tersebut bisa melebihi nilai
rata-ratanya. Keadaan yang seperti ini disebut wabah. Pedoman yang dipakai
untuk menentukan keadaan wabah amat beraneka ragam.
Secara statistik,
pedoman yang dipakai ialah apabila perbedaan tersebut melebihi 2 standar
deviasi (SD) dari harga rata-ratanya (mean). Sedangkan untuk kepentingan
praktis di lapangan, pedoman yang dipakai ialah apabila perbedaan tersebut
mencapai 2 kali dari nilai rata-rata.
d.
Dapat
menimbulkan malapetaka
Yang dimaksud denga
dapat menimbulkan malapetaka disini ialah apabila penyakit tersebut mempunyai
potensi besar untuk menular secara cepat. Keadaan malapetaka ini tidak selalu
berarti apabila jumlah penderita telah meningkat saja. Terjadinya suatu kasus
penyakit menular dengan penderita tunggal, tetapi penyakit tersebut sudah lama
tidak ditemukan atau sama sekali belum diketahui, maka keadaan yang seperti ini
telah dianggap mempunyai potensi untuk menimbulkan malapetaka.
2.
Penanggulangan
Pengertian
penanggulangan banyak pula macamnya. Secara sederhana yang dimaksud dengan
penanggulangan disini ialah suatu proses yang meliputi upaya menetapkan
munculnya keadaan wabah, upaya penanganan keadaan wabah serta upaya menetapkan
berakhirnya keadaan wabah. Ketiga upaya tersebut yang dilakukan ini saling
berhubungan dan memengaruhi membentuk spiral.
Ruang Lingkup
Sebenarnya
jika berbicara tentang keadaan wabah, jenis penyakit yang tercakup di dalamnya
tidak terbatas hanya pada penyakit menular. Sesuai dengan pengertian wabah
sebagaimana yang tercantum dalam epidemiologi, penyakit apapun dapat
menimbulkan keadaan wabah, apabila untuk jangka waktu tertentu, di suatu daerah
tertentu, ditemukan jumlah penderita untuk penyakit tersebut yang meningkat
secara bermakna.
Dalam
buku ini tidaklah wabah semua penyakit tersebut dibicarakan. Disesuaikan dengan
pola penyakit yang ditemukan di masyarakat dan juga disesuaikan pula dengan
pengertian wabah sebagaimana yang tercantum dalam Undang-Undang No.4 Tahun
1984, maka pembicaraan tentang wabah tersebut dibatasi hanya pada penyakit
menular saja.
Adanya
pembatasan yang seperti ini mudah dimengerti, karena memanglah sampai saat ini
jenis penyakit utama yang ditemukan dimasyarakat masih berkisar pada penyakit
yang bersifat menular tersebut. Diharapkan jika penyakit menular ini dapat
diatasi, dalam arti tidak sampai menimbulkan keadaan wabah, maka secara
bertahap derajat kesehatan masyarakat akan dapat ditingkatkan.
Kegiatan Penanggulangan Wabah
Untuk
dapat melakukan penanggulangan wabah banyak kegiatan yang harus dilakukan.
Untuk suatu puskesmas kegiatan tersebut secara sederhana dapat dibedakan atas
empat macam, yakni:
1.
Menetapkan terjangkitnya keadaan wabah
Kegiatan pertama yang harus dilakukan ialah
menetapkan terjangkitnya suatu wabah. Untuk dapat menetapkan terjangkitnya atau
tidaknya wabah tersebut, perlu dilakukan pengumpulan data, penganalisisan data
dan penarikan kesimpulan. Agar kesimpulan terbebut sesuai dengan keadaan yang
sebenarnya perlu dimiliki suatu pedoman pengambilan kesimpulan. Pedoman yang
dimaksud dikenal dengan nama Nilai Batas
Keadaan Wabah.
2.
Melaksanakan penanganan keadaan wabah
Apabila telah dibuktikan adanya wabah, kegiatan
selanjutnya yang perlu dilakukan ialah melaksanakan penanganan wabah. Untuk ini
ada tiga hal yang harus dilaksanakan yakni:
a.
Kegiatan-kegiatan
yang ditunjukan kepada penderita.
b.
Kegiatan-kegiatan
yang ditunjukan kepada masyarakat.
c.
Kegiatan-kegiatan
yang ditunjukan terhadap lingkungan.
3.
Menetapkan berakhirnya keadaan wabah
Keadaan wabah adalah suatu keadaan darurat, dan
karena itu perlu ditetapkan masa berakhirnya. Cara menetapkan berakhirnya
keadaan wabah adalah sama dengan menetapkan terjangkitnya wabah, yakni
melakukan pengumpulan data, penganalisisan data dan penarikan kesimpulan.
Penarikan kesimpulan disini juga memanfaatkan Nilai Batas Keadaan Wabah yang
telah ditetapkan.
4.
Pelaporan wabah
Kegiatan lain yang harus dilakukan ialah melaporkan
keadaan wabah. Pada dasarnya laporan wabah tersebut meliputi laporan terjangkitnya keadaan wabah, laporan
penanganan wabah serta laporan berakhirnya keadaan wabah. Semua laporan ini
dipersiapkan oleh puskesmas untuk dikirimkan ke dinas kesehatan tingkat II.
Adanya laporan yang seperti ini dipandang penting dalam rangka penyusunan
rencana-rencana dan pelaksanaan rencana kerja penanggulangan wabah itu sendiri.
Perlu disampaikan disini bahwa keempat kegiatan ini
tidak dilakukan oleh puskesmas saja, tetapi juga mengikutsertakan pelbagai
pihak yang ada di masyarakat, baik instansi pemerintah, instansi swasta
dan/ataupun masyarakat sendiri.
Refrensi: Dr. Resna A. Soerawidjaja & Prof. DR. Dr.
Azrul Azwar, M.P.H; Penanggulangan
Wabah oleh PUSKESMAS
6:44 AM
Unknown
Obesitas salah satu penyakit modern |
Akibat Obesitas
Penimbunan lemak yang
berlebihan di bawah diafragma dan di dalam dinding dada bisa menekan paru-paru
sehingga timbul gangguan pernapasan dan sesak napas, meskipun penderita hanya
melakukan aktivitas yang ringan. Gangguan pernapasan bisa terjadi pada saat tidur
dan menyebabkan terhentinya pernapasan untuk sementara waktu (tidur apneu)
sehingga pada siang hari penderita sering merasa ngantuk. Obesitas bisa
menyebabkan berbagai masalah ortopedik, termasuk nyeri punggung bawah dan
memperburuk osteoartritis terutama di
daerah pinggul, lutut dan pergelangan kaki. Terkadang juga ditemukan kelainan
kulit. Seseorang yang menderita obesitas memiliki permukaan tubuh yang relatif
lebih sempit dibanding berat badannya sehingga panas tubuh tidak dapat dibuang
secara efisien dan mengeluarkan keringat yang lebih banyak. Sering ditemukan
edema atau pembengkakan akbiat penimbunan sejumlah cairan di daerah tungkai dan
pergelangan kaki.
Penderita obesitas
dengan berat badan 80 kg atau lebih diketahui akan meninggal dalam kurun waktu
3 hingga 12 tahun lebih cepat dibanding individu dengan berat badan normal.
Sedangkan individu dengan kelebihan berat badan normal atau obesitas ringan
dimungkinkan hidup dengan normal. Dari awal penelitian di dapat kesimpulan
bahwa memiliki kelebihan berat badan ringan mungkin tidak akan merasakan dampat
tertentu dan dapat menjalani kehidupan secara normal. Sebaliknya, memiliki
berat badan jauh dari normal secara dramatis mempersempit kesempatan menjalani
kehidupan secara normal.
Obesitas merupakan dilema
kesehatan dan secara langsung berbahaya bagi kesehatan anda karena meningkatkan
risiko terjadinya penyakit jantung dan sejumlah penyakit menahun, seperti
serangan jantung (infark miokardium),
gagal jantung, kanker jenis tertentu, misalnya kanker prostat dan kanker usus
besar, batu kandung empedu dan batu kandung kemih, diabetes tipe 2 (timbul pada
masa dewasa), hipertensi, stroke dan beberapa penyakit lainnya.
Pengetahuan Obesitas
Obesitas adalah
kelebihan berat badan sebagai akibat dari penimbunan lemak tubuh yang
berlebihan. Setiap orang memerlukan sejumlah lemak tubuh sebagai cadangan
energi penyekat panas, penyerap guncangan dan beberapa fungsi lainnya.
Rata-rata wanita memeiliki lemak tubuh yang lebih banyak dibanding pria.
Perbandingan yang normal antara lemak tubuh dengan berat badan adalah sekitar
25-30% pada wanita dan 18-23% pada pria. Wanita dengan lemak tubuh lebih dari
30% dan pria dengan lemak tubuh lebih dari 25% dianggap mengalami obesitas.
Seseorang yang memiliki berat badan 20% lebih tinggi dari nilai tengah kisaran
berat badan yang normal dianggap mengalami obesitas.
Obesitas digolongkan
menjadi 3 kelompok, yaitu:
1.
Obesitas ringan:
kelebihan berat badan 20-40%
2.
Obesitas sedang:
kelebihan berat badan 41-100%
3.
Obesitas berat:
kelebihan berat badan >100%
Obesitas berat
ditemukan sebanyak 5% di antara penderita kegemukan. Perhatian tidak hanya
ditunjukan pada jumlah lemak yang ditimbun, tetapi juga pada lokasi penimbunan
lemak tubuh. Pola penyebaran lemak tubuh pada pria dan wanita cenderung berbeda.
Wanita cenderung menimbunn lemaknya di pinggul dan pantat sehingga memberikan
gambaran seperti buah pir, sedangkan pria biasanya menimbun lemaknya di sekitar
perut sehingga memberikan gambaran seperti buah apel. Meski demikian, hal
tersebut bukan merupakan sesuatu yang mutlak. Pada beberapa pria kadang
timbunan lemak tampak seperti buah pir dan timbunan lemak pada beberapa wanita
tampak seperti buah apel, terutama setelah masa menopause.
Seseorang dengan banyak
timbunan lemak di perut memiliki kemungkinan mengalami masalah kesehatan yang
berhubungan dengan obesitas lebih tinggi dibanding seseorang dengan timbunan
lemak di bagian tubuh selain perut. Jadi gambaran buah pir lebih baik dibanding
gambaran buah apel. Untuk membedakan kedua gambaran tersebut, telah ditemukan
suatu cara untuk menentukan apakah seseorang memiliki kecenderungan timbunan
lemak seperti buah apel atau buah pir, yaitu dengan menghitung rasio antara
bagian pinggang dengan pinggul. Pinggang diukur pada titik yang tersempit,
sedangkan pinggul diukur pada titik yang terlebar; kemudian ukuran pinggang
dibagi dengan ukuran pinggul. Seorang wanita dengan ukuran pinggang 87,5 cm dan
ukuran pinggul 115 cm, memiliki raiso pinggan-pinggul sebesar 0,76. Wanita
dengan rasio pinggang:pinggul lebih dari 0,8 atau pria dengan rasio
pinggang:pinggul lebih dari 1 cm dikatakan termasuk dalam kategori bentuk apel.
Anda dapat mengetahui
tingkat obesitas dengan mengukur lemak tubuh. Cara-cara berikut memerlukan
peralatan khusus dan dilakukan oleh tenaga terlatih untuk mendapatkan hasil
yang tepat:
1.
Underwater
weight, pengukuran berat badan dilakukan di dalam air, kemudian lemak tubuh
dihitung berdasarkan jumlah air yang tersisa.
2.
BOD POD
merupakan ruang berbentuk telur yang telah dikomputerisasi. Setelah seseorang
memasuki BOD POD, jumlah udara yang tersisa digunakan untuk mengukur lemak
tubuh.
3.
DEXA (dual
energy X-ray absorptiometry), menyerupai scanning tulang. Sinar X digunakan
untuk menentukan jumlah dan lokasi dari lemak tubuh.
4.
Jangka kulit,
ketebalan lipatan kulit di beberapa bagian tubuh diukur dengan jangka (suatu
alat terbuat dari logam yang menyerupai forseps).
5.
Bioelectric
impedance analysis (analisa tahanan bioelektrik), penderita beridir di atas
skala khusus dan sejumlah arus listrik yang tidak berbahaya dialirkan ke
seluruh tubuh, kemudian di analisa.
6.
BMI merupakan
suatu pengukur yang menghubungkan atau membandingkan berat badan dengan tinggi
badan. BMI merupakan rumus matematika di mana berat badan (dalam kilogram)
dibagi dengan tinggi badan (dalam centimeter dibagi seratus) pangkat dua.
Seseorang dikatakan mengalami obesitas jika memiliki nilai BMI sebesar 30 atau
lebih.
Penyebab Obesitas
1.
Faktor genetik
2.
Faktor
lingkungan
3.
Faktor psikis
4.
Faktor kesehatan
5.
Obat-obatan
6.
Faktor
perkembangan
7.
Aktivitas fisik
Pencegahan dan Pengobatan
1.
Menjalankan pola
makan seimbang
2.
Mengusahakan
pola hidup seimbang (olahraga/aktivitas fisik)
3.
Mengadopsi pola
pikir positif (menghindari/mengelola stres)
4.
Memantau
kesehatan berkala
Berikut adalah beberapa
tip aman untuk mengatasi atau mencegah anak anda agat tidak mengalami obesitas.
-
Pola makan
-
Tetapkan aturan
makan dan waktu menonton televisi atau video game
-
Lakukan kegiatan
yang memerlukan aktivitas fisik
-
Pengobatan
-
Program alami
menurunkan berat badan
6:38 AM
Unknown
1.
Kenabian Ayyub
Tentang kenabian Ayyub telah diterangkan dalam
Al-Qu’an:
“Sesungguhnya
Kami telah memberikan wahyu kepadamu sebagaimana Kami telah memberikan wahyu
kepada Nuh dan Nabi-Nabi yang kemudiannya, dan Kami telah memberikan wahyu
(pula) kepada Ibrahim, Isma’il, Ishaq, Ya’qub dan anak cucunya, Isa, Ayyub,...”
(QS. An Nisa’: 163)
2.
Cobaan Nabi
Ayyub as.
Ayyub adalah seorang yang benar-benar bertaqwa,
penyayang terhadap orang-orang miskin, memelihara janda-janda dan anak-anak
yatim serta memuliakan orang-orang lemah. Dia berda’wah terhadap kaumnya,
mengajak untuk beribadah hanya kepada Allah swt.
Ayyub adalah orang yang kaya raya memiliki berbagai
macam binatang ternak, hamba sahaya, barang-barang perhiasan, tanah yang luas
dan juga mempunyai anak dan keluarga yang besar.
Pada suatu hari Allah memberikan kepada Ayyub
berbagai macam cobaan, tapi dengan berbagai macam cobaan yang dialaminya, Ayyub
tetap sabar dan tidak menghalanginya untuk beribadah kepada Allah, kesabaran
dan ketaqwaan inilah yang perlu dicontoh oleh umat nabi Muhammad. Diantara
cobaan yang diderita oleh Ayyub adalah:
1.
Setelah Ayyub
menjadi orang yang kaya raya, tiba-tiba Allah menjadikan Ayyub menjadi orang
yang miskin yang tidak mempunyai harta sama sekali.
2.
Semua anak-anaknya
meninggal.
3.
Nabi Ayyub
dilanda sakit, ada yang mengatakan nabi Ayyub menderita sakit kudis dan
penyakit yang berbahaya, tapi ada lagi yang mengatakan bahwa nabi Ayyub anggota
tubuhnya yang masih baik tinggal dua, yaitu akal dan lidah.
4.
Dulu waktu kaya
raya mempunyai teman yang banyak, tapi setelah jatuh miskin Ayyub ditinggalkan
oleh teman-temannya.
5.
Nabi Ayyub
diusir oleh tetangganya yang tinggal di sekelilingnya.
6.
Istri nabi Ayyub
yang bekerja untuk menghidupi keluarganya, diberhentikan oleh majikannya,
karena khawatir penyakit nabi Ayyub menular kepada orang lain.
Menghadapi cobaan yang begitu besar dan banyak, nabi
Ayyub menghadapinya dengan sabar serta bersyukur, karena istri yang dicintainya
tetap setia mendampinginya dan sabar merawat nabi Ayyub, sampai-sampai istrinya
yang mempunyai rambut yang panjang, terpaksa memotongnya untuk dijual kepada
wanita lain yang memerlukannya, supaya dapat uang untuk menghidupi keluarganya.
3.
Nabi Ayyub
Berdo’a Kepada Allah
Ditengah-tengah pendeeritaan sakitnya yang semakin
memuncak, istrinya menyarankan kepada Ayyub supaya berdo’a dan meminta agar
diringankan dari penderitaan yang berkepanjangan. Sebagaimana firman Allah:
“Dan
(ingatlah) kisah Ayyub, ketika ia menyeru: Ya Tuhanku, sesungguhnya aku telah
ditimpa penyakit dan Engkau adalah Tuhan Yang Maha Penyayang diantara semua
Penyayang. Maka kamipun memperkenankan seruannya itu, lalu kami lenyapkan
penyakit yang ada padanya dan Kami kembalikan keluarganya kepadanya, dan Kami
lipat gandakan bilangan mereka sebagai suatu rahmat dari sisi Kami dan untuk
menjadi peringatan bagi semua yang menyembah Allah.” (QS. Al Anbiya’:
83-84)
Dalam Al-Qur’an diterangkan, setelah nabi Ayyub
memanjatkan do’a tersebut, Allah memerintahkan kepada Ayyub agar menghentikan
kakinya diatas tanah tempatnya berpinjak, nanti disitu akan memancarkan air
yang jernih dan dapat digunakan untuk mandi dan dapat menghilangkan penyakit
yang diderita oleh Ayyub, sebagaimana firman Allah:
“Dan ingatlah
akan hamba Kami Ayyub ketika ia menyeru Tuhannya, sesungguhnya aku diganggu
setan dengan kepayahan dan siksaan. (Allah berfirman): Hentikanlah kakimu,
inilah air yang sejuk untuk mandi dan untuk minum. Dan Kami anugerahi dia
(dengan mengumpulnya kembali) keluarganya dan (Kami tambahkan) kepada mereka
sebanyak mereka pula sebagai rahmat dari Kami dan pelajaran bagi orang-orang
yang mempunyai fikiran. Dan ambilah dengan tanganmu seikat (rumput) maka
pukullah dengan itu (istrimu) dan janganlah kamu melanggar sumpah. Sesungguhnya
Kami dapati dia (Ayyub) seorang yang sabar. Dialah sebaik-baik hamba,
sesungguhnya dia amat taat (kepada Tuhannya). ” (QS. Shod: 41-44)
6:36 AM
Unknown
1.
Kaum Madyan
Madyan adalah termasuk negeri Arab, penduduknya
berkebangsaan Arab. Kepada kaum Madyan inilah Syu’aib menyebarkan risalah Allah
untuk disampaikan kepada mereka
Letak perkampungan Madyan di daerah Mi’an yang
berada antara Syam dan Hijaz dan dekat dengan danau Luth, penduduk Madyan
mempunyai mata pencaharian berdagang.
2.
Kesesatan Kaum
Madyan
Penduduk Madyan mempunyai kebiasaan menyembah kepada
berhala dan benda lain yang mereka anggap mempunyai kekuatan gaib, sehingga
mereka melupakan Allah dan tidak pernah menyembah kepada Allah. Disamping itu
kaum Madyan juga senang berbuat curang dan mengurangi takaran dalam jual beli.
Ditengah-tengah kerusakan masyarakat itulah, maka
Allah mengutus seorang Rasul untuk menyampaikan risalah kepada penduduk Madyan
agar mereka kembali ke jalan yang lurus, jalan yang benar dan jalan yang dapat
memperbaiki nasib merek. Utusan tersebut bernama Syu’aib. Dengan berbekal
Mu’jizat yang diberikan oleh Allah , Syu’aib terjun ke tengah-tengah masyarakat.
Sebagaimana firman Allah:
“Dan kepada
(penduduk) Madyan (Kami utus) saudara mereka Syu’aib, ia berkata: Hai kaumku
sembahlah Allah, sekali-kali tiada Tuhan bagimu selain Dia. Dan janganlah kamu
mengurangi takaran dan timbangan, sesungguhnya aku melihat kamu dalam keadaan
yang baik (mampu) dan sesungguhnya aku khawatir terhadapmu atas adzab dari yang
membinasakan (kiamat). Dan Syu’aib berkata: Hai kaumku, cukupkanlah takaran dan
timbangan dengan adil, dan janganlah kamu merugikan manusia terhadap hak-hak mereka
dan janganlah kamu membuat kejahatan dimuka bumi dengan membuat kerusakan. Sisa
(keuntungan) dari Allah adalah lebih baik bagimu, jika kamu orang-orang yang
beriman. Dan aku bukanlah seorang penjaga atas dirimu.” (QS. Hud: 84-86)
3.
Celaan Terhadap
Nabi Syu’aib
Penjuangan Syu’aib untuk menyampaikan risalah Allah
kepada kaumnya mendapat tantangan yang keras dari kaumnya. Syu’aib diejek dan
dihina oleh kaumnya yang tidak mau menyembah kepada Allah dan tidak mau
mengeluarkan sebagian harta untuk kepentingan agama Allah. Padahal usaha
Syu’aib untuk menyampaikan risalah tersebut tidak untuk menyesatkan mereka,
tapi semata-mata untuk memberi petunjuk kepada mereka dan menunjukkan kepada
mereka ke jalan lurus yang nanti dapat menyelamatkan mereka.
Ditengah-tengah Syu’aib menyampaikan risalah,
Syu’aib juga memberi peringatan kepada mereka dengan perkataan: Hai kaumku
janganlah kalian berlarut-larut dalam kekufuran , dan ikutilah nasehat-nasehat
yang ku sampaikan kepada kalian, sebab aku khawatir kalau kalian akan ditimpa
musibah seperti yang ditimpahkan kepada kaum Nuh, Hud, Sholih, yang mana sebab
kehancurannya seperti kalian ini. Oleh sebab itulah ambilah pelajaran dari
mereka sehingga kamu tidak tertimpa musibah seperti yang mereka derita, dan
mohon ampunlah kepada Allah atas dosa-dosa yang sudah kalian lakukan.
Kembalilah ke jalan Allah dengan penuh penyesalan. Sesungguhnya Allah itu Maha
Penyayang dan Pengampun kepada hamba-hambaNya yang bertaubat.
4.
Ancaman Terhadap
Nabi Syu’aib
Walaupun dengan usaha yang keras, Syu’aib
menyampaikan nasehat, ancaman, peringatan dengan memberi contoh adzab Allah
yang pernah menimpah umat-umat sebelum mereka, namun mereka tidak pernah
menhiraukan sama sekali, malah kaumnya itu menentang dan mengancam Nabi Syu’aib
dan orang yan beriman kepada Allah
diusir dari kampung halamannya, kecuali jika Syu’aib dan kaumnya kembali kepada
agama nenek moyang mereka.
Atas ancaman kaumnya tersebut, Syu’aib mengatakan:
Apakah kami harus kembali kepada ajaran-ajaran agama kalian yang kami benci
karena kerusakan ajaran itu? Tidak mungkin kami kembali kepada agama kalian,
yang berarti kami berbohong kepada Allah. Padahal Dia sudah memberi petunjuk
jalan yang benar. Sebagaimana firman Allah:
“ Mereka
berkata: Hai Syu’aib kami tidak banyak mengerti tentang apa yang kamu katakan
itu dan sesungguhnya kami melihat benar-benar kamu seorang yang lemah diantara
kami, kalau tidaklah karena keluargamu tentulah kami telah merajam kamu.
Sedangkan kamu bukanlah seorang yang berwibawa disis kami.
Syu’aib
menjawab: Hai kaumku, apakah keluargakulebih terhormat menurut pandanganmu
daripada Allah, sedang Dia kamu jadikan (sebagai) sesuatu yang terbuang
dibelakangmu? Sesungguhnya Tuhanku (Pengetahuannya) meliputi apa yang kamu
kerjakan.” (QS. Hud: 91-92)
5.
Kebinasaan Kum
Madyan
Sebagai balasan atas kekufuran dan keingkaran kaum
Madyan, maka Allah memberikan adzab berupa sambaran petir diiringi dengan gempa
bumi yang dahsyat sehingga mereka mati bergelimpangan dan jungkir balik. Sedang
Nabi Syu’aib dan pengikut-pengikutnya yang beriman diselamatkan oleh Allah.
Melihat kehancuran kaumnya yang tragis, nabi Syu’aib
berpaling dan meninggalkan kaumnya. Sebagaimana firman Allah:
“Dan tatkala
datang adzab Kami, Kami selamatkan Syu’aib dan orang-orang yang beriman
bersama-sama dengan dia dengan rahmat yang besar dari Kami, tetapi orang-orang
yang dzalim dibinasakan oleh satu suara yang mengguntur, hingga ereka mati
bergelimpangan di rumahnya.
Seolah-olah
mereka belum pernah berdiam di tempat itu, ingatlah, kebinasaan bagi penduduk
Madyan sebagaimana kaum Tsamud telah binasa.”
(QS. Hud: 94-95)
Dan didalam surat yang lain:
“Kemudian
Syu’aib meninggalkan mereka seraya berkata: Hai kaumku, sesungguhnya aku telah
menyampaikan kepadamu amanat-amanat Tuhanku dan aku telah memberikan nasehat
kepadamu. Maka bagaimana aku akan bersedih hati terhadap orang-orang kafir.”
(QS. Al A’raf: 93)
6.
Syu’aib
Berda’wah Kepada Kaum Ashabul Aikah
Setelah Allah membinsakan kaum Madyan dan
menyelamatkan nabi Syu’aib dan para pengikutnya, lalu Allah mengutus Syu’aib
untuk menyampaikan da’wah kepada Ashabul Aikah yang terletak di dekat Madyan.
Di daerah itu dihuni oleh orang-orang yang hidupnya sama dengan penduduk
Madyan, yang selalu mengumbar hawa nafsu dan selalu berlaku maksiat
Setelah Syu’aib datang di tengah-tengah penduduk
Ashabul Aikah, Syu’aib mengajak kepada mereka agar beriman kepada Allah,
berlaku jujur, berbuat adil dan tidak mengurangi timbangan serta tidak boleh
berbuat yangmenyebabkan kerusakan.
Nasehat yang disampaikan oleh Syu’aib tersebut tidak
dihiraukan sama sekali oleh mereka, malah mereka membantah: Engkau adalah
seorang yang terkena sihir sehingga bisa berkata demikian. Sekarang kalau
benar-enar kamu diutus Allah, coba datangkan kepada kami siksa dari langit.
Syu’aib menjawab: Sesungguhnya Tuhanku Maha
Mengetahui maksiat yang kalian lakukan dan siksa yang patut menimpa pada saat
yang ditentukan.
Karena kaum Ashabul Aikah terus membohongi ajaran
yang dibawah Ayu’aib, maka Allah menurunkan siksa berupa hawa yang sangat panas
yang menyesakkan nafas mereka, sehingga mereka keluar mencari tempat yang luas,
agar mendapatkan udara yang segar.
Tiba-tiba tak diduga-duga datang awan yang menaungi,
sehingga daengan ramai dan gembira mereka berkumpul dibawah awan tersebut.
Tiba-tiba datanglah angin kencang melemparkan mereka, dibarengi dengan awan
hitam pekat dan guntur yang menghancurkan. Hari itu merupakan adzab yang
dahsyat dan mengerikan.
6:21 AM
Unknown
Dalam ekosistem terjadi siklus biogeokimia. Siklus
biogeokimia adalah siklus unsur atau senyawa kimia yang mengalir dari komponen
abiotik ke biotik dan kembali lagi ke komponen abiotik. Siklus biogeokimia
meliputi siklus nitrogen, siklus fosfor, siklus sulfur, siklus air, serta
siklus karbon dan oksigen.
1.
Siklus Nitrogen
Siklus Nitrogen di Atmosfer |
Sebagian
besar unsur nitrogen di atmosfer terdapat dalam bentuk nitrogen bebas (N2).
Beberapa organisme dapat menyerap nitrogen dalam bentuk N2, misal
Rhizobium yang hidup pada akar Leguminosae. Nitrogen yang diikat oleh bakteri
tersebut akan diubah menjadi amonia (NH3). Proses pembentukan amonia
ini disebut amonifikasi. Amonia kemudian dirombak oleh bakteri nitrit
(Nitrosomonas dan Nitrosococcus) menjadi ion nitrit (NO2-).
Ion nitrit akan dirombak bakteri nitrat (Nitrobacter) menjadi ion nitrat (NO3-).
Proses penyusunan senyawa nitrat dari amonia ini disebut nitrifikasi. Dalam bentuk
ion nitrat inilah nitrogen baru dapat diserap oleh tumbuhan. Bakteri tanah juga
memanfaatkan ion nitrat untuk memperoleh oksigen dalam proses denitrifikasi.
Proses tersebut menghasilkan nitrogen. Nitrogen yang dihasilkan akan kembali ke
atmosfer.
Siklus Fosfor |
2.
Siklus Fosfor
Senyawa
fosfor yang ada di bumi tersimpan dalam batuan. Batuan yang mengalami erosi
akan membebaskan senyawa fosfat (PO4) yang diperlukan organisme
untuk menyusun jaringan-jaringan tubuh. Dekomposer akan mengembalikan senyawa
fosfor ke tanah dan air.Siklus Sulfur |
3.
Siklus Sulfur
Tumbuhan
menyerap sulfur dalam bentuk sulfat (SO4). Perpindahan sulfat
terjadi melalui proses rantai makanan. Setelah makhluk hidup mati, komponen
organiknya akan diuraikan oleh bakteri.
4.
Siklus Air
Siklus Air |
Pada
suhu yang tinggi, air di bumi dan air dalam tubuh makhluk hidup mengalami
penguapan membentuk awan. Selanjutnya terjadilah kondensasi uap air menjadi
titik-titik air hujan akibat pengaruh suhu yang rendah. Air hujan kemudian
meresap ke dalam tanah, dimanfaatkan oleh makhluk hidup, dan sebagian lagi
mengalir menuju lautan. Saat suhu tinggi, maka akan terjadi penguapan air
tinggi.
Siklus Karbon dan Oksigen |
5.
Siklus Karbon
dan Oksigen
Karbon
dioksida diserap tumbuhan untuk proses fotosintesis. Hasil fotosintesis berupa
amilum dan oksigen. Kedua zat tersebut dimanfaatkan oleh tumbuhan dan makhluk
hidup lainnya. Oksigen dimanfaatkan untuk proses pernapasan (respirasi). Proses
pernapasan mengeluarkan zat sisa berupa karbon dioksida. Karbon dioksida
kemudian dipakai lagi oleh tumbuhan untuk fotosintesis. Karbon dioksida juga dihasilkan
dari penguraian bahan-bahan organik.
5:43 AM
Unknown
Dishalatkan di Tanah
Suci
Ustadz AR.Fakhruddin
(salah seorang pimpinan Muhammadiyah) bercerita, “Ketika naik haji yang pertama
di tanah suci saya bertemu dengan Kiai Jalil Mukaddas dari Solo. Dia bercerita
tentang Mbakyu Yunus, istri bapak Yunus Anis. Di Makkah, Bu Yunus bertemu
dengan Kiai Jalil Mukaddas.
Kiai, kalau saya
melihat orang meninggal di sini dishalatkan beribu-ribu orang, haji semua, saya
senang sekali,” kata Bu Yunus. Kiai Jalil berkata, “Jangan berkata begitu lho Bu,
di sini Maqam Mustajab lho, nanti kalau dikabulkan?”
Bu Yunus malah
mengatakan, “Tapi saya suka, kok.”
“lha putranya
bagaimana?” tanya Kiai Jalil.
“Alaa itu Gusti Allah
yang ngurus,” jawab Bu Yunus.
Ketika rangkaian ibadah
haji telah selesai, Bu Yunus sakit Cuma dua hari, kemudian meninggal. Padahal
ketika berangkat, Bu Yunus sehat-sehat saja. Sedangkan Pak Yunus yang semula
sakit-sakitan, justru tidak apa-apa.
Subscribe to:
Posts (Atom)