1.
Kenabian Ayyub
Tentang kenabian Ayyub telah diterangkan dalam
Al-Qu’an:
“Sesungguhnya
Kami telah memberikan wahyu kepadamu sebagaimana Kami telah memberikan wahyu
kepada Nuh dan Nabi-Nabi yang kemudiannya, dan Kami telah memberikan wahyu
(pula) kepada Ibrahim, Isma’il, Ishaq, Ya’qub dan anak cucunya, Isa, Ayyub,...”
(QS. An Nisa’: 163)
2.
Cobaan Nabi
Ayyub as.
Ayyub adalah seorang yang benar-benar bertaqwa,
penyayang terhadap orang-orang miskin, memelihara janda-janda dan anak-anak
yatim serta memuliakan orang-orang lemah. Dia berda’wah terhadap kaumnya,
mengajak untuk beribadah hanya kepada Allah swt.
Ayyub adalah orang yang kaya raya memiliki berbagai
macam binatang ternak, hamba sahaya, barang-barang perhiasan, tanah yang luas
dan juga mempunyai anak dan keluarga yang besar.
Pada suatu hari Allah memberikan kepada Ayyub
berbagai macam cobaan, tapi dengan berbagai macam cobaan yang dialaminya, Ayyub
tetap sabar dan tidak menghalanginya untuk beribadah kepada Allah, kesabaran
dan ketaqwaan inilah yang perlu dicontoh oleh umat nabi Muhammad. Diantara
cobaan yang diderita oleh Ayyub adalah:
1.
Setelah Ayyub
menjadi orang yang kaya raya, tiba-tiba Allah menjadikan Ayyub menjadi orang
yang miskin yang tidak mempunyai harta sama sekali.
2.
Semua anak-anaknya
meninggal.
3.
Nabi Ayyub
dilanda sakit, ada yang mengatakan nabi Ayyub menderita sakit kudis dan
penyakit yang berbahaya, tapi ada lagi yang mengatakan bahwa nabi Ayyub anggota
tubuhnya yang masih baik tinggal dua, yaitu akal dan lidah.
4.
Dulu waktu kaya
raya mempunyai teman yang banyak, tapi setelah jatuh miskin Ayyub ditinggalkan
oleh teman-temannya.
5.
Nabi Ayyub
diusir oleh tetangganya yang tinggal di sekelilingnya.
6.
Istri nabi Ayyub
yang bekerja untuk menghidupi keluarganya, diberhentikan oleh majikannya,
karena khawatir penyakit nabi Ayyub menular kepada orang lain.
Menghadapi cobaan yang begitu besar dan banyak, nabi
Ayyub menghadapinya dengan sabar serta bersyukur, karena istri yang dicintainya
tetap setia mendampinginya dan sabar merawat nabi Ayyub, sampai-sampai istrinya
yang mempunyai rambut yang panjang, terpaksa memotongnya untuk dijual kepada
wanita lain yang memerlukannya, supaya dapat uang untuk menghidupi keluarganya.
3.
Nabi Ayyub
Berdo’a Kepada Allah
Ditengah-tengah pendeeritaan sakitnya yang semakin
memuncak, istrinya menyarankan kepada Ayyub supaya berdo’a dan meminta agar
diringankan dari penderitaan yang berkepanjangan. Sebagaimana firman Allah:
“Dan
(ingatlah) kisah Ayyub, ketika ia menyeru: Ya Tuhanku, sesungguhnya aku telah
ditimpa penyakit dan Engkau adalah Tuhan Yang Maha Penyayang diantara semua
Penyayang. Maka kamipun memperkenankan seruannya itu, lalu kami lenyapkan
penyakit yang ada padanya dan Kami kembalikan keluarganya kepadanya, dan Kami
lipat gandakan bilangan mereka sebagai suatu rahmat dari sisi Kami dan untuk
menjadi peringatan bagi semua yang menyembah Allah.” (QS. Al Anbiya’:
83-84)
Dalam Al-Qur’an diterangkan, setelah nabi Ayyub
memanjatkan do’a tersebut, Allah memerintahkan kepada Ayyub agar menghentikan
kakinya diatas tanah tempatnya berpinjak, nanti disitu akan memancarkan air
yang jernih dan dapat digunakan untuk mandi dan dapat menghilangkan penyakit
yang diderita oleh Ayyub, sebagaimana firman Allah:
“Dan ingatlah
akan hamba Kami Ayyub ketika ia menyeru Tuhannya, sesungguhnya aku diganggu
setan dengan kepayahan dan siksaan. (Allah berfirman): Hentikanlah kakimu,
inilah air yang sejuk untuk mandi dan untuk minum. Dan Kami anugerahi dia
(dengan mengumpulnya kembali) keluarganya dan (Kami tambahkan) kepada mereka
sebanyak mereka pula sebagai rahmat dari Kami dan pelajaran bagi orang-orang
yang mempunyai fikiran. Dan ambilah dengan tanganmu seikat (rumput) maka
pukullah dengan itu (istrimu) dan janganlah kamu melanggar sumpah. Sesungguhnya
Kami dapati dia (Ayyub) seorang yang sabar. Dialah sebaik-baik hamba,
sesungguhnya dia amat taat (kepada Tuhannya). ” (QS. Shod: 41-44)
0 comments:
Post a Comment