Wednesday, January 28, 2015

Juraij dan Ibunya

Juraij adalah seorang lelaki yang taat beribadah di dalam biaranya di zaman bani Israil. Suatu ketika ibunya memanggil, padahal ia sedang mengerjakan shalat. Ia pun bimbang apakah meneruskan shalatnya ataukah memenuhi panggilan ibunya? Akhirnya, ia memutuskan untuk meneruskan shalatnya.

Keesokan harinya, ibunya kembali memanggil sedangkan dirinya juga sedang mengerjakan shalat. Hatinya kembali bimbang namun ia memutuskan untuk melanjutkan shalatnya. Ibunya pun menjadi jengkel, sehingga keluar doanya, “Ya Allah, jangan Engkau matikan Juraij sebelum ia mempunyai masalah dengan pelacur.”

Ada seorang perempuan pelacur yang sangat cantik berusaha menggoda Juraij. Namun Jiuraij tidak tergoda sedikit pun. Karena malu, si perempuan kemudian berzina dengan seorang penggembala sampau hamil. Ketika melahirkan, ia pun berkata kepada orang-orang, “Bayi ini adalah hasil perzinahanku dengan Juraij.”

Mendengar penuturan si wanita pelacur, orang-orang pun marah kemudian menghancurkan biara Juraij dan memukulinya. Juraij pun meminta klarifikasi. Ia kemudian menunaikan shalat dan memegang perut si bayi sambil berkata, “Hai bayi, akuilah siapa bapakmu?” bayi itu pun menjawab, “Bapakku seorang penggembala.”


Penggalan kisah yang tercantum dalam Shahih Bukhari dan Shahih Muslim tersebut, memberikan pelajaran kepada kita, betapa dahsyat dan mustajabnya doa ibu (orang tua). Maka, jangan sampai kita, sebagai anak, durhaka kepadanya. Pun halnya bila kita sebagai orang tua; jangan sembarangan melontar doa kepada anak-anak kita, karena doa orang tua kepada anaknya adalah doa yang mustajab.

0 comments:

Post a Comment