Juraij dan Ibunya
Juraij adalah seorang
lelaki yang taat beribadah di dalam biaranya di zaman bani Israil. Suatu ketika
ibunya memanggil, padahal ia sedang mengerjakan shalat. Ia pun bimbang apakah
meneruskan shalatnya ataukah memenuhi panggilan ibunya? Akhirnya, ia memutuskan
untuk meneruskan shalatnya.
Keesokan harinya,
ibunya kembali memanggil sedangkan dirinya juga sedang mengerjakan shalat.
Hatinya kembali bimbang namun ia memutuskan untuk melanjutkan shalatnya. Ibunya
pun menjadi jengkel, sehingga keluar doanya, “Ya Allah, jangan Engkau matikan
Juraij sebelum ia mempunyai masalah dengan pelacur.”
Ada seorang perempuan
pelacur yang sangat cantik berusaha menggoda Juraij. Namun Jiuraij tidak
tergoda sedikit pun. Karena malu, si perempuan kemudian berzina dengan seorang
penggembala sampau hamil. Ketika melahirkan, ia pun berkata kepada orang-orang,
“Bayi ini adalah hasil perzinahanku dengan Juraij.”
Mendengar penuturan si
wanita pelacur, orang-orang pun marah kemudian menghancurkan biara Juraij dan
memukulinya. Juraij pun meminta klarifikasi. Ia kemudian menunaikan shalat dan
memegang perut si bayi sambil berkata, “Hai bayi, akuilah siapa bapakmu?” bayi
itu pun menjawab, “Bapakku seorang penggembala.”
Penggalan kisah yang
tercantum dalam Shahih Bukhari dan Shahih Muslim tersebut, memberikan
pelajaran kepada kita, betapa dahsyat dan mustajabnya doa ibu (orang tua).
Maka, jangan sampai kita, sebagai anak, durhaka kepadanya. Pun halnya bila kita
sebagai orang tua; jangan sembarangan melontar doa kepada anak-anak kita,
karena doa orang tua kepada anaknya adalah doa yang mustajab.
0 comments:
Post a Comment