1.
Kaum Madyan
Madyan adalah termasuk negeri Arab, penduduknya
berkebangsaan Arab. Kepada kaum Madyan inilah Syu’aib menyebarkan risalah Allah
untuk disampaikan kepada mereka
Letak perkampungan Madyan di daerah Mi’an yang
berada antara Syam dan Hijaz dan dekat dengan danau Luth, penduduk Madyan
mempunyai mata pencaharian berdagang.
2.
Kesesatan Kaum
Madyan
Penduduk Madyan mempunyai kebiasaan menyembah kepada
berhala dan benda lain yang mereka anggap mempunyai kekuatan gaib, sehingga
mereka melupakan Allah dan tidak pernah menyembah kepada Allah. Disamping itu
kaum Madyan juga senang berbuat curang dan mengurangi takaran dalam jual beli.
Ditengah-tengah kerusakan masyarakat itulah, maka
Allah mengutus seorang Rasul untuk menyampaikan risalah kepada penduduk Madyan
agar mereka kembali ke jalan yang lurus, jalan yang benar dan jalan yang dapat
memperbaiki nasib merek. Utusan tersebut bernama Syu’aib. Dengan berbekal
Mu’jizat yang diberikan oleh Allah , Syu’aib terjun ke tengah-tengah masyarakat.
Sebagaimana firman Allah:
“Dan kepada
(penduduk) Madyan (Kami utus) saudara mereka Syu’aib, ia berkata: Hai kaumku
sembahlah Allah, sekali-kali tiada Tuhan bagimu selain Dia. Dan janganlah kamu
mengurangi takaran dan timbangan, sesungguhnya aku melihat kamu dalam keadaan
yang baik (mampu) dan sesungguhnya aku khawatir terhadapmu atas adzab dari yang
membinasakan (kiamat). Dan Syu’aib berkata: Hai kaumku, cukupkanlah takaran dan
timbangan dengan adil, dan janganlah kamu merugikan manusia terhadap hak-hak mereka
dan janganlah kamu membuat kejahatan dimuka bumi dengan membuat kerusakan. Sisa
(keuntungan) dari Allah adalah lebih baik bagimu, jika kamu orang-orang yang
beriman. Dan aku bukanlah seorang penjaga atas dirimu.” (QS. Hud: 84-86)
3.
Celaan Terhadap
Nabi Syu’aib
Penjuangan Syu’aib untuk menyampaikan risalah Allah
kepada kaumnya mendapat tantangan yang keras dari kaumnya. Syu’aib diejek dan
dihina oleh kaumnya yang tidak mau menyembah kepada Allah dan tidak mau
mengeluarkan sebagian harta untuk kepentingan agama Allah. Padahal usaha
Syu’aib untuk menyampaikan risalah tersebut tidak untuk menyesatkan mereka,
tapi semata-mata untuk memberi petunjuk kepada mereka dan menunjukkan kepada
mereka ke jalan lurus yang nanti dapat menyelamatkan mereka.
Ditengah-tengah Syu’aib menyampaikan risalah,
Syu’aib juga memberi peringatan kepada mereka dengan perkataan: Hai kaumku
janganlah kalian berlarut-larut dalam kekufuran , dan ikutilah nasehat-nasehat
yang ku sampaikan kepada kalian, sebab aku khawatir kalau kalian akan ditimpa
musibah seperti yang ditimpahkan kepada kaum Nuh, Hud, Sholih, yang mana sebab
kehancurannya seperti kalian ini. Oleh sebab itulah ambilah pelajaran dari
mereka sehingga kamu tidak tertimpa musibah seperti yang mereka derita, dan
mohon ampunlah kepada Allah atas dosa-dosa yang sudah kalian lakukan.
Kembalilah ke jalan Allah dengan penuh penyesalan. Sesungguhnya Allah itu Maha
Penyayang dan Pengampun kepada hamba-hambaNya yang bertaubat.
4.
Ancaman Terhadap
Nabi Syu’aib
Walaupun dengan usaha yang keras, Syu’aib
menyampaikan nasehat, ancaman, peringatan dengan memberi contoh adzab Allah
yang pernah menimpah umat-umat sebelum mereka, namun mereka tidak pernah
menhiraukan sama sekali, malah kaumnya itu menentang dan mengancam Nabi Syu’aib
dan orang yan beriman kepada Allah
diusir dari kampung halamannya, kecuali jika Syu’aib dan kaumnya kembali kepada
agama nenek moyang mereka.
Atas ancaman kaumnya tersebut, Syu’aib mengatakan:
Apakah kami harus kembali kepada ajaran-ajaran agama kalian yang kami benci
karena kerusakan ajaran itu? Tidak mungkin kami kembali kepada agama kalian,
yang berarti kami berbohong kepada Allah. Padahal Dia sudah memberi petunjuk
jalan yang benar. Sebagaimana firman Allah:
“ Mereka
berkata: Hai Syu’aib kami tidak banyak mengerti tentang apa yang kamu katakan
itu dan sesungguhnya kami melihat benar-benar kamu seorang yang lemah diantara
kami, kalau tidaklah karena keluargamu tentulah kami telah merajam kamu.
Sedangkan kamu bukanlah seorang yang berwibawa disis kami.
Syu’aib
menjawab: Hai kaumku, apakah keluargakulebih terhormat menurut pandanganmu
daripada Allah, sedang Dia kamu jadikan (sebagai) sesuatu yang terbuang
dibelakangmu? Sesungguhnya Tuhanku (Pengetahuannya) meliputi apa yang kamu
kerjakan.” (QS. Hud: 91-92)
5.
Kebinasaan Kum
Madyan
Sebagai balasan atas kekufuran dan keingkaran kaum
Madyan, maka Allah memberikan adzab berupa sambaran petir diiringi dengan gempa
bumi yang dahsyat sehingga mereka mati bergelimpangan dan jungkir balik. Sedang
Nabi Syu’aib dan pengikut-pengikutnya yang beriman diselamatkan oleh Allah.
Melihat kehancuran kaumnya yang tragis, nabi Syu’aib
berpaling dan meninggalkan kaumnya. Sebagaimana firman Allah:
“Dan tatkala
datang adzab Kami, Kami selamatkan Syu’aib dan orang-orang yang beriman
bersama-sama dengan dia dengan rahmat yang besar dari Kami, tetapi orang-orang
yang dzalim dibinasakan oleh satu suara yang mengguntur, hingga ereka mati
bergelimpangan di rumahnya.
Seolah-olah
mereka belum pernah berdiam di tempat itu, ingatlah, kebinasaan bagi penduduk
Madyan sebagaimana kaum Tsamud telah binasa.”
(QS. Hud: 94-95)
Dan didalam surat yang lain:
“Kemudian
Syu’aib meninggalkan mereka seraya berkata: Hai kaumku, sesungguhnya aku telah
menyampaikan kepadamu amanat-amanat Tuhanku dan aku telah memberikan nasehat
kepadamu. Maka bagaimana aku akan bersedih hati terhadap orang-orang kafir.”
(QS. Al A’raf: 93)
6.
Syu’aib
Berda’wah Kepada Kaum Ashabul Aikah
Setelah Allah membinsakan kaum Madyan dan
menyelamatkan nabi Syu’aib dan para pengikutnya, lalu Allah mengutus Syu’aib
untuk menyampaikan da’wah kepada Ashabul Aikah yang terletak di dekat Madyan.
Di daerah itu dihuni oleh orang-orang yang hidupnya sama dengan penduduk
Madyan, yang selalu mengumbar hawa nafsu dan selalu berlaku maksiat
Setelah Syu’aib datang di tengah-tengah penduduk
Ashabul Aikah, Syu’aib mengajak kepada mereka agar beriman kepada Allah,
berlaku jujur, berbuat adil dan tidak mengurangi timbangan serta tidak boleh
berbuat yangmenyebabkan kerusakan.
Nasehat yang disampaikan oleh Syu’aib tersebut tidak
dihiraukan sama sekali oleh mereka, malah mereka membantah: Engkau adalah
seorang yang terkena sihir sehingga bisa berkata demikian. Sekarang kalau
benar-enar kamu diutus Allah, coba datangkan kepada kami siksa dari langit.
Syu’aib menjawab: Sesungguhnya Tuhanku Maha
Mengetahui maksiat yang kalian lakukan dan siksa yang patut menimpa pada saat
yang ditentukan.
Karena kaum Ashabul Aikah terus membohongi ajaran
yang dibawah Ayu’aib, maka Allah menurunkan siksa berupa hawa yang sangat panas
yang menyesakkan nafas mereka, sehingga mereka keluar mencari tempat yang luas,
agar mendapatkan udara yang segar.
Tiba-tiba tak diduga-duga datang awan yang menaungi,
sehingga daengan ramai dan gembira mereka berkumpul dibawah awan tersebut.
Tiba-tiba datanglah angin kencang melemparkan mereka, dibarengi dengan awan
hitam pekat dan guntur yang menghancurkan. Hari itu merupakan adzab yang
dahsyat dan mengerikan.
0 comments:
Post a Comment