Monday, September 22, 2014

Bismillahirrohmanirrohim 
(dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang)

            Sejarah berdirinya organisasi Muhammadiyah yang bertepatan pada tanggal 18 November 1912 tidak luput dari kondisi masyarakat yang ada pada saat itu, dimana masyarakat Islam saat itu berada dalam kondisi yang jumud, beku dan penuh dengan amalan-amalan yang tidak sesuai dengan Al-Qur;an dan hadist. Ciri khas dari gerakan Muhammadiyah adalah semangat membangun tatanan sosial dan pendidikan masyarakat yang lebih maju dan terdidik.
            Dari pertama didirikannya organisasi Muhammadiyah yang saat ini sudah meulai menginjak usia satu abad, Muhammadiyah sudah mengalami beberapa kali pergantian pemimpin dari KH. Ahmad Dahlan dari 1912-1923 kemudian dilanjutkan oleh KH. Ibrahim dari tahun 1923-1932 setelah itu KH. Hisyam dari tahun 1934-1936 kemudian dilanjutkan KH. Mas Mansur pada tahun 1937-1942, kemudian pada periode selanjutnya dipimpin oleh Buya A.R Sutan Mansur pada tahun 1953-1959 dan pada periode selanjutnya oleh KH. Yunus Anis pada tahun 1959-1962, setelah itu KH. Ahmad Badawi pada tahun 1962-1968, kemudian KH. Faqih Usman menjadi ketua pada tahun 1968-1971 dan berlanjut ke periose ke dua yaitu 1971-1990, setelah itu KH. Ahmad Azhar Basyir pada tahun 1990-1995, kemudian Prof. Dr. H Amien Rais pada tahun 1995-1998, kemudian di gantikan oleh Prof. Dr. H Ahmad Syafi’i Ma’arif pada tahun 1998-2000 kemudian periode ke dua 2000-2005, kemudian Prof. Dr. KH Din Syamsudin M.A. pada tahun 2000-2010 dan di lanjutkan pada periode ke dua yaitu tahun 2010-2015.
            Jika kita melihat perkembangan organisasi Muhammadiyah saat ini sudah berumur satu abad dan juga sudah mengalami beberapa proses pergantian pemimpin, maka sangatlah berbeda dengan kondisi Muhammadiyah pada saat pertama kali didirikan oleh KH. Ahmad Dahlan, masih belum punya apa-apa bahkan berdirinya organisasi ini mendapat tantangan dari masyarakat Indonesia pada saat itu. Akan tetapi berkat semangat KH. Ahmad Dahlan yang tidak pernah lelah dalam berda’wah maka bukan hal yang aneh ketika amal usaha Muhammadiyah hari ini menjamur di berbagai pelosok belahan bumi Indonesia, karena dari amal usaha itulah Muhammadiyah berda’wah dan dari amal usaha itulah Muhammadiyah melahirkan kader-kader yang mampu menjaga seluruh amal usaha Muhammadiyah agar tetap konsisten dalam menjalankan da’wah amar ma’ruf nahi munkar yang sesuai dengan cita-cita berdirinya Muhammadiyah.
            Pada saat KH. Ahmad Dahlan masih hidup beliau pernah berpesan kepada seluruh warga Muhammadiyah “Hidup-hiduplah Muhammadiyah akan tetapi jangan mencari hidup di Muhammadiyah”, pesan yang disampaikan oleh pendiri Muhammadiyah tersebut mengandung makna barangsiapa yang bekerja di dalam amal usaha Muhammadiyah maka jangan mencari kekayaan, akan tetapi ketika bekerja di dalam amal usaha Muhammadiyah maka yang harus kita utamakan adalah da’wah Muhammadiyah.
            Sesuai dengan harapan dan cita-cita awal Muhammadiyah didirikan maka hari ini Muhammadiyah dalam kancah nasional memiliki peranan yang penting dalam sektor pendidikan, terbukti sampai hari ini Muhammadiyah memiliki ribuan amal usaha yang bergerak dalam bidang pendidikan di antaranya Muhammadiyah memiliki 2.604 MI/SD, 1.772 MTS/SMP, 1.143 SMA/SMK/MA, 172 Perguruan Tinggi Muhammadiyah. Selain bergerak dlam bidang pendidikan Muhammadiyah juga bergerak di sektor kesehatan, dimana Muhammadiyah sampai hari ini memiliki 457 rumah sakit, rumah bersalin, BKIA dan BP. Dari data yang terpapar di atas maka kita tidak bisa memandang sebelah mata organisasi Muhammadiyah, karena Muhammadiyah sangat berperan penting dalam proses kemajuan bangsa ini.
            Menjamurnya amal usaha Muhammadiyah di berbagai belahan bumi Indonesia mengakibatkan banyaknya pihak-pihak yang mencari keuntungan dari amal usaha Muhammadiyah, pihak-pihak tersebut meduduki  posisi-posisi yang strategis dalam amal usaha Muhammadiyah dan mereka berada dalam amal usaha Muhammadiyah bukan untuk menghidupi Muhammadiyah akan tetapi mereka hanya mencari hidup di Muhammadiyah. Dari amal usaha yang bergerak dalam bidang kesehatan, sampai amal usaha yang bergerak di dalam bidang pendidikan, sudah mulai disusupi oleh orang-orang yang tidak faham dengan arah gerak da’wah Muhammadiyah, hali ini yang akan menyebabkan tereduksinya nilai-nilai da’wah Muhammadiyah yang sebenarnya.

            Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah memiliki peran penting dalam hal menjaga kemurnian da’wah Muhammadiyah di dalam kampus, bahkan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah juga mempunyai tanggung jawab besar untuk melahirkan kader-kader penerus perjuangan da’wah Muhammadiyah. Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah memiliki peran penting yaitu ebagai penjaga pintu gerbang ideologi khususnya dai kampus-kampus Muhammadiyah.

1 comment: