Saturday, September 6, 2014

Bismillahirrohmanirrohim 
(dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang)

1.      Kaum ‘Aad
Setelah waktu berjalan cukup lama, kaumnya Nabi Nuh yang beriman telah melahirkan keturunan yang banyak, ini berarti menambah jumlah penduduk yang beriman. Setelah melahirkan keturunan yang banyak, mereka hidup berpencar-pencar diberbagai pelosok yang bersuku-suku, dan satu sama lain tidak saling kenal mengenal. Masing-masing golongan berkembang dengan adatnya masing-masing.
Kehidupan yang berbeda-beda ini menimbulkan hilangnya rasa kesetiakawanan, rasasaling tolong menolong dan hidup saling bergotong royong. Lama kelamaan ajaran yang pernah dibawa oleh Nabi Nuh menjadi hilag dan kehidupan masayarakat yang semakin rusak, karena mereka sudah tidak beriman dan melupakan ajaran agama yang dibawa oleh Nabi Nuh.
Diantara kaum yang sering berbuat kejahatan dan kerusakan adalah suatu kaum yang tersohor yaitu kaum ‘Aad. Kaum ‘Aad adalah satu kaum yang paling durhaka di zaman itu, yang hidupnya di Negeri Ahqaf, antara Yaman dan Uman.
Menurut sejarah, kaum itu menyembah kepada berhala Shada, Shamud dan Al Haba, setiap hari mereka bukan lagi menyembah kepada Allah, tetapi menyembah kepada berhala-berhala yang mereka buat sendiri.

2.      Hud Mengajak Kaumnya ‘Aad untuk Menyembah Kepada Allah
Menghadapi kaum ‘Aad yang semakin rusak dan berbuat kejahatan dimuka bumi ini, maka Allah mengutus Hud untuk menyampaikan risalah dan mau menyembah kepada Allah dan meninggalkan menyembah kepada berhala. Sebagaimana firman Allah:
Dan (Kami telah mengutus) kepada kaum ‘Aad saudara mereka (Hud). Ia berkata: Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada Tuhan bagimu selain diriNya. Maka mengapa kamu tidak bertaqwa kepadaNya.” (QS. al-A’raf: 65)
Tugas pokok yang diemban oleh Nabi Hud adalah untuk menyampaikan risalah kepada kaum ‘Aad dengan mengajarkan beberapa pelajaran dan menunjukkan Tuhan sebenarnya yang patut disembah dan dimintai pertolongan, dan Nabi Hud juga mempunyai tugas untuk memberantas orang-orang yang senang menyembah kepada berhala. Sebagaimana firman Allah:
Dan ingatlah (Hud) saudara kaum ‘Aad yaitu ketika dia diberi peringatan pada kaumnya di Al Ahqaf dan sesungguhnya telah terdahulu beberapa orang pemberi peringatan sebelumnya dan sesudahnya (dengan mengatakan): Janganlah kamu menyembah selain Allah, sesungguhnya aku khawatir kalian ditimpa adzab hari yang besar.” (QS. al-Ahqaf: 21)
Usaha yang dilakukan oleh Hud untuk menyampaikan risalah tidak membuahkan hasil yang mengembirakan, malah mereka semakin sombong dan congkak dan tidak pernah menghiraukan nasehat dan ajaran agama yang dibawa oleh Hud, bahkan mereka berani mengutuk Hud sebagai orang yang bodoh. Sebagai balsasan kepada kaum ‘Aad yang menyombongkan diri tersebut, Allah menurunkan adzab yang pedih berupa musim kemarau yang berkepanjangan selama tiga tahun, dan selama masa tersebut Allah tidak menurunkan air sedikitpun.
Dalam keadaaan yang sangat megerikan tersebut, Hud masih sempat memberikan nasehat kepada kaumnya agar berdo’a kepada Tuhan dan memohon ampunan atas dosa-dosa yang pernah mereka lakukan, kemudian bertaubat kepada Tuhan.
Dan sesudah dilanda musim kemarau berkepanjangan begitu mengerikan, lalu Allah menurunkan lagi adzab yang lebih dahsyat berupa angin kencang selama tujuh malam dan delapan hari, angin tersebut dapat
membinasakan binatang-binatang ternak yang berkeliaran di padang pasir. Sebagaimana firman Allah:
Dan juga pada (kisah) ‘Aad ketika kami kirimkan kepada mereka angin yang membinasakan, angin itu tidak membiarkan sesuatupun yang dilandanya, melainkan dijadikannya seperti serbuk.” (QS. Adz Dzariyat: 41-42)
Mengingat negeri baru dilanda adzab Allah itu rusak, maka Hud dan para pengikutnya yang beriman pindah ke Hadlaralmaut Mekkah, dan ia tinggal disana dan tidak lama kemudian ia wafat dan dikuburkan di sana pula.

0 comments:

Post a Comment