Bismillahirrohmanirrohim
(dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang)
membinasakan binatang-binatang
ternak yang berkeliaran di padang pasir. Sebagaimana firman Allah:
(dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang)
1. Kaum ‘Aad
Setelah
waktu berjalan cukup lama, kaumnya Nabi Nuh yang beriman telah melahirkan
keturunan yang banyak, ini berarti menambah jumlah penduduk yang beriman.
Setelah melahirkan keturunan yang banyak, mereka hidup berpencar-pencar
diberbagai pelosok yang bersuku-suku, dan satu sama lain tidak saling kenal
mengenal. Masing-masing golongan berkembang dengan adatnya masing-masing.
Kehidupan
yang berbeda-beda ini menimbulkan hilangnya rasa kesetiakawanan, rasasaling
tolong menolong dan hidup saling bergotong royong. Lama kelamaan ajaran yang
pernah dibawa oleh Nabi Nuh menjadi hilag dan kehidupan masayarakat yang
semakin rusak, karena mereka sudah tidak beriman dan melupakan ajaran agama
yang dibawa oleh Nabi Nuh.
Diantara
kaum yang sering berbuat kejahatan dan kerusakan adalah suatu kaum yang
tersohor yaitu kaum ‘Aad. Kaum ‘Aad adalah satu kaum yang paling durhaka di
zaman itu, yang hidupnya di Negeri Ahqaf, antara Yaman dan Uman.
Menurut sejarah, kaum
itu menyembah kepada berhala Shada, Shamud dan Al Haba, setiap hari mereka
bukan lagi menyembah kepada Allah, tetapi menyembah kepada berhala-berhala yang
mereka buat sendiri.
2. Hud Mengajak Kaumnya ‘Aad untuk Menyembah Kepada
Allah
Menghadapi
kaum ‘Aad yang semakin rusak dan berbuat kejahatan dimuka bumi ini, maka Allah
mengutus Hud untuk menyampaikan risalah dan mau menyembah kepada Allah dan
meninggalkan menyembah kepada berhala. Sebagaimana firman Allah:
“Dan
(Kami telah mengutus) kepada kaum ‘Aad saudara mereka (Hud). Ia berkata: Hai
kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada Tuhan bagimu selain diriNya.
Maka mengapa kamu tidak bertaqwa kepadaNya.” (QS. al-A’raf: 65)
Tugas
pokok yang diemban oleh Nabi Hud adalah untuk menyampaikan risalah kepada kaum
‘Aad dengan mengajarkan beberapa pelajaran dan menunjukkan Tuhan sebenarnya
yang patut disembah dan dimintai pertolongan, dan Nabi Hud juga mempunyai tugas
untuk memberantas orang-orang yang senang menyembah kepada berhala. Sebagaimana
firman Allah:
“Dan
ingatlah (Hud) saudara kaum ‘Aad yaitu ketika dia diberi peringatan pada
kaumnya di Al Ahqaf dan sesungguhnya telah terdahulu beberapa orang pemberi
peringatan sebelumnya dan sesudahnya (dengan mengatakan): Janganlah kamu
menyembah selain Allah, sesungguhnya aku khawatir kalian ditimpa adzab hari
yang besar.” (QS. al-Ahqaf: 21)
Usaha
yang dilakukan oleh Hud untuk menyampaikan risalah tidak membuahkan hasil yang
mengembirakan, malah mereka semakin sombong dan congkak dan tidak pernah
menghiraukan nasehat dan ajaran agama yang dibawa oleh Hud, bahkan mereka
berani mengutuk Hud sebagai orang yang bodoh. Sebagai balsasan kepada kaum ‘Aad
yang menyombongkan diri tersebut, Allah menurunkan adzab yang pedih berupa
musim kemarau yang berkepanjangan selama tiga tahun, dan selama masa tersebut
Allah tidak menurunkan air sedikitpun.
Dalam
keadaaan yang sangat megerikan tersebut, Hud masih sempat memberikan nasehat
kepada kaumnya agar berdo’a kepada Tuhan dan memohon ampunan atas dosa-dosa
yang pernah mereka lakukan, kemudian bertaubat kepada Tuhan.
Dan
sesudah dilanda musim kemarau berkepanjangan begitu mengerikan, lalu Allah
menurunkan lagi adzab yang lebih dahsyat berupa angin kencang selama tujuh
malam dan delapan hari, angin tersebut dapat
“Dan
juga pada (kisah) ‘Aad ketika kami kirimkan kepada mereka angin yang
membinasakan, angin itu tidak membiarkan sesuatupun yang dilandanya, melainkan
dijadikannya seperti serbuk.” (QS. Adz Dzariyat: 41-42)
Mengingat
negeri baru dilanda adzab Allah itu rusak, maka Hud dan para pengikutnya yang
beriman pindah ke Hadlaralmaut Mekkah, dan ia tinggal disana dan tidak lama
kemudian ia wafat dan dikuburkan di sana pula.
0 comments:
Post a Comment