Bismillahirrohmanirrohim
(dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang)
(dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang)
1. Kaum Tsamud
Setelah
kaum ‘Aad dibinasakan oleh Allah dengan angin topan, sehingga mengakibatkan
semua manusia yang ingkar bergelimpangan, rumah-rumah dan gedung-gedung hancur
berantakan berkeping-keping, binatang-binatang diterbangkan dengan angin topan
yang dahsyat. Akhirnya bumi itu menjadi tandus dan gersang. Bangsa itu yang
didalam Al-Qur’an disebut kaum Tsamud. Merekalah yang berkuasa diatas bumi yang
dikuasai oleh bangsa ‘Aad dahulu itu.
Negeri itu sekarang
dirombak dan dibangun kembali sehingga menjadi negeri yang makmur, labih makmur
dibandingkan dengan zaman kaum ‘Aad yang sudah musnah itu. Didalamnya penuh
dengan kebun-kebun, tanaman yang indah, dengan hasil bumi yang berlipat ganda
dan membuat mereka tidak kekurangan sesuatu apapun.
2. Tempat Tinggal Kaum Tsamud
Tempat
tinggal kaum Tsamud adalah lereng-lereng gunung, di bukit-bukit, sebagaimana
dinyatakan didalam Al-Qur’an:
“Dan kaum Tsamud yang
memotong batu-batu besar.” (QS. al-Fajr: 9)
3. Tuhan-Tuhan Kaum Tsamud
Kehidupan kaum Tsamud
ini seperti kehidupan ‘Aad dahulu. Mereka membuat kerusakan dan kesombongan,
menonjol-nonjolkan harta kekayaan yang mereka miliki. Mereka mengira bahwa
harta kekayaan yang mereka miliki dan yang mereka rasakan adalah untuk
selama-lamanya, kesenangan dan kehidupan mereka akan tetap selama-lamanya. Lalu
mereka berbuat sekehendaknya menurut hawa nafsunya yang angkara murka, bahkan
sampai batu-batu yang tidak berharga itu mereka gunakan sebagai pemujaan dan
penyembahan mereka.
4. Shalih Berda’wah Kepada Kaum Tsamud
Untuk
menyampaikan risalah dan menyampaikan ajaran agama kepada kaum Tsamud yang menyimpang dan menyembah kepada berhala, maka
Allah mengutus seorang Nabi yang bernama Shalih dengan penuh kesabaran, Nabi
Shalih menyampaikan risalah dan mengajak kepada kaum Tsamud menyembah kepada
Allah dan melarang menyembah kepada patung-patung dan berhala-berhala.
Sebagaimana firman Allah:
“Dan
kepada Tsamud (kami utus) saudara mereka Shalih, Shalih berkata:Hai kaumku,
sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada bagimu Tuhan selain Dia, Dia telah
menciptakan kamu dari tanah dan menjadikan kamu kemakmurannya, karena itu
mohonlah ampunan-Nya, kemudian bertaubatlah kepada-Nya. Sesungguhnya Tuhanku
amat dekat (rahmat-Nya) lagi memperkenankan (do’a hambaNya).” (QS. Hud: 61)
Da’wah yang dilakukan
oleh Nabi Shalih tidak mendapat sambutan baik dari kaum Tsamud, mereka malah
menentang dan mendustakan ajaran agama dan semua apa yang sudah disampaikan
oleh Nabi Shalih tidak pernah membekas pada pribadi masing-masing kaum.
5. Kaum Tsamud Minta Bukti Mu’jizat Kepada Shalih
Banyak
tantangan yang dihadapi oleh Nabi Shalih dalam menyampaikan da’wahnya kepada
kaumnya, orang-orang yang ingkar dan tidak berimanBanyak tantangan yang
dihadapi oleh Nabi Shalih dalam menyampaikan da’wahnya kepada kaumnya,
orang-orang yang ingkar dan tidak beriman menentang kepada Nabi Shalih, kalau
memang benar-benar Nabi Shalih sebagai seorang Nabi, maka Shalih disuruh
menunjukkan mu’jizatnya sebagai bukti seorang Nabi.
Menanggapi
permintaan kaumnya tersebut, Nabi Shalih memohon kepada Allah agar diberikan
mu’jizat yang dapat ditunjukkan kepada kaumnya.
Mendengar
do’a yang dipanjatkan oleh Nabi Shalih tersebut, maka Allh langsung
mengabulkan, lalu berfirman kepada Nabi Shalih: Pergilah engkau hai Shalih
untuk mendapatkan kaummu, dan katakanlah kepada mereka agar mereka berkumpul
diluar kota di kaki gunung yang tampak itu, itu dapat melihat mu’jizat yang
mereka kehendaki itu. Dari gunung itu nanti akan muncul seekor onta betina yang
luar biasa bagusnya, besar ddan gemuk, yang tidak pernah mereka lihat selama
ini.
Setelah
tiba saat yang ditunggu-tunggu, maka datanglah onta betina tersebut yang memang
betul-betul bagus dan tidak pernah mereka lihat sebelumnya dan dengan tetek
yang penuh dengan air susu itu diambil setiap detik, air susu itu tidak akan
habis.
Dengan adanya mu’jizat
tersebut orang yang beriman akan bertambah imannya, sedangkan orang-orang yang
ingkar bukan menjadi iman karenanya sebagaimana perkataan mereka ketika meminta
mu’jizat dulu, bahkan mereka bertambah iri hati terhadap Nabi Shalih dan
orang-orang yang beriman.
6. Pembunuhan Onta Mu’jizat Nabi Shalih
Untuk
menunjukkan rasa kedengkian dan rsa iri yang terpendam dalam hati kaum Tsamud
yang ingkar, maka mereka berencana hendak membunuh onta mu’jizat tersebut,
dengan tujuan agar orang-orang beriman menghindar dari Nabi Shalih yang
mengajak untuk menyembah kepada Allah dan mengingkari ajaran nenek moyang.
Untuk
merangsang agar banyak para pemuda yang mendaftarkan dirinya untuk membunuh
onta tersebut, maka dicarikan perempuan cantik yang siap dinikmati segala-galanya
sebagai hadiah bagi mereka yang berhasil membunuh onta tersebut. Akhirnya
ditemukan seorang perempuan cantik bernama Shaduq binti Mahya akan menyerahkan
kehormatannya dengan sepuas-puasnya asalkan pemuda tersebut berhasil membunuh
onta tersebut. Dan juga seorang wanita tua keparat mau menyerahkan kehormatan
anaknya kepada seorang laki-laki yang bernama Qudar Ibnu Salif, asalkan pemuda
itu dapat membinasakan onta dari permukaan bumi.
Dengan
langkah tegap dan penuh keyakinan, kedua pemuda tersebut, maka Nabi Shalih
berkata: Hai kaumku, kamu benar-benar berbuat dosa, sekarang kamu boleh
bersenang-senang dan bergembira 3 hari saja atas kematian onta itu. Sesudah
tida hari hujan akan datang, dan hari ini bukanlah perjanjian yang bohong.
Tempo
tiga hari yang diberikan kepada mereka oleh Shalih dengan harapan mudah-mudahan
mereka insaf, bertaubat dan mau beriman kepada Allah, tatapi sebelum tiba tiga
hari mereka orang-orang yang ingkar tersebut bertanya dan menantang kepada
Shalih: Percepatlah datangnya siksa yang engkau janjikan itu.
Tidak
lama kemudian, mereka merasa ragu dan takut akan datangnya janji Allah itu,
maka mereka berencana akan membunuh kepada Nabi Shalih pada malam itu juga,
karena menurut anggapan mereka dengan terbunuhnya Nabi Shalih, siksa itu tidak
akan datang. Tatapi sebelum rencana mereka membunuh Nabi Shalih terlaksana,
Allah sudah menurunkan adzab kepada mereka yang ingkar berupa sambaran petir
yang sangat dahsyat sekali yang menghancurkan rumah-rumah, gedung-gedung dan
bukit-bukit yang dipergunakan sebagai benteng mereka. Sebagaimana firman Allah:
“Maka
mereka berlaku angkuh terhadap perintah Tuhannya lalu mereka disambar petir
sedang mereka melihatnya.” (QS. Adz Dzariyat: 44)
Dan
firman yang lainnya:
“Karena
itu mereka ditimpa gempa, maka jadilah mereka mayat-mayat yang bergeimpangan di
tempat-tempat mereka.” (QS. al-A’raf: 78)
0 comments:
Post a Comment