Friday, February 6, 2015


1.      Kelahiran Nabi Musa as.
Nabi Musa termasuk keturunan dari bangsa Israil, ia dilahirkan di negeri Mesir disuatu tempat yang agak jauh adri lembah sungai Nil. Nabi Musa dilahirkan sebelum nabi Isa lahir kurang dari 1700 tahun.
2.      Penindasan Terhadap Bangsa Israil
Pada saat kelahiran Musa, Mesir dipimpin oleh seorang raja yang keras dan kejam yang mengaku sebagai Tuhan, raja tersebut adalah Fir’aun ia selalu menginginkan kedudukan yang langgeng dan abadi serta tidak ada yang dapat mengganti kannya, untuk memperoleh kelanggengan tersebut, maka Fir’aun mengeluarkan undang-undang yang memberatkan bangsa Israil, barangsiapa yang melahirkan anak laki-laki, maka anak laki-laki tersebut harus dibunuh. Karena menurut pemikirannya, anak laki-laki itulah yang akan merobohkan kedudukannya.
Pada saat perintah itu ditakuti oleh bangsa Israil, lahirlah bayi laki-laki yang dilindungi oleh Allah, bayi tersebut adalah Musa. Untuk menyelamatkan Musa, maka Allah mengilhami kepada ibunya yang masih hamil untuk membuat peti dan dicat dengan warna hitam seperti aspal. Setelah bayi laki-laki itu lahir, maka bayi tersebut dimasukkan kedalam peti dan dihanyutkan ke sungai Nil.
Pada suatu hari ketika peti itu hanyut di sungai, permaisuri raja Fir’aun pergi ke sungai Nil, dan pada saat itu ia melihat peti di tepi sungai Nil, akhirnya peti tersebut diambil dan dilihatnya beisi bayi laki-laki yang mungil dan bayi tersebut dibawah pulang ke istana. Setelah mengetahui permaisurinya membawa bayi laki-laki ke istana, membuat raja Fir’aun marah dan mau membunuh bayi tersebut, tapi berkat bujuk rayuan dari permaisurinya akhirnya luluh hati Fir’aun dan membiarkan bayi tersebut hidup sampai dewasa dan akhirnya keluar dari istana.
3.      Musa Menolong Seorang Laki-Laki Bani Israil Yang Sedang Berkelahi
Pada suatu hari Musa pergi dari istana untuk mencari udara segar dan suasana baru. Ditengah-tengah jalan Musa bertemu dengan dua pemuda yang saling bertengkar, yang satu dari golongan Israil dan yang satunya dari kelompoknya Fir’aun. Melihat pertengkaran itu Musa menolong pemuda tersebut, tetapi perbuatan Musa tersebut mengakibatkan terbunuhnya pemuda dari golongan Fir’aun. Akhirnya Musa menyesali perbuatannya dan bertobat minta ampun kepada Allah.
Selang beberapa hari, Musa mengetahui lagi ada dua pemuda yang saling bertengkar, yang satu dari kelompok Israil dan yang satunya dari kelompoknya Fir’aun. Pada saat Musa menyelesaikan pertengkaran tersebut, dan memegang tangan pemuda dari kelompoknya Fir’aun, dengan ketakutan pemuda tersebut berkata: Apakah kamu akan membunuh aku sebagaimana kamu membunuh temanku kemarin? Dari peristiwa tersebut, maka raja mengetahui bahwa yang membunuh anak buahnya adalah Musa. Setelah mengetahui yang membunuh adalah Musa, maka raja menyuruh kepada algojo-algojonya untuk menangkap Musa.
Setelah Musa mengetahui dirinya akan ditangkap, maka Musa pergi meninggalkan Mesir sambil berdo’a kepada Allah agar dapat menyelamatkan dirinya, ditengah-tengah perjalanan, Musa istirahat di negeri Madyan di dekat mata air. Dilihatnya mata air itu penuh sesak dengan orang-orang yang berebut untuk mengambil air. Dan didekat sumber air itu dilihatnya dua orang gadis yang mengembalakan binatangnya sambil bersedih. Musa menghampiri dan bertanya: Adakah perbuatanmu yang dapat saya bantu? Wanita tersebut menjawab: kami butuh air untuk memberi minum binatang kami dan tidak kuasa untuk mengambil air tersebut, dan bapakku sendiri sudah sangat tua sekali.
Dengan hati yang ikhlas, Musa mengambil air buat wanita tersebut untuk memberi minum binatangnya, setelah itu dua gadis tersebut mengucapkan terima kasih kepada Musa yang telah menolongnya.
Setelah kedua gadis tersebut tiba di rumah, menceritakan kepada ayahnya tentang kebaikan laki-laki (Musa) tersebut. Ternyata ayah dari kedua gadis tersebut adalah nabi Syu’aib. Lalu nabi Syu’aib menyuruh kepada kedua anaknya untuk mencari pemuda yang menolongnya. Setelah dicari kesana-kemari dan bertemu dengan Musa, maka kedua gadis tersebut meminta kepada Musa agar mau datang ke rumahnya untuk bertemu dengan ayahnya.
Setelah Musa bertemu dengan nabi Syu’aib, Musa menceritakan apa yang terjadi pada dirinya.
4.      Pernikahan Musa
Dengan kedatangan Musa ditengah-tengah keluarga Syu’aib menjadikan kedua anaknya yang masih gadis menjadi bahagia dan dapat menaruh simpati kepada isi keluarga rumah termasuk ayah dan ke dua anaknya. Salah seorang anaknya berkata kepada ayahnya: Ayah jadikanlah dia buruh gembala ternak kita, agar supaya dia dapat mencukupi biaya kita dalam pekerjaan ini. Mendengar ucapan anaknya tersebut, ayahnya sudah mengerti apa sebenarnya yang diinginkan oleh putrinya. Lalu ayahnya berkata kepada Musa: Aku hendak menikahkan salah seorang putriku dengan kamu dengan syarat kamu harus bekerja mengembalakan binatang ternak selama delapan tahun, dan apabila kamu cukupkan sepuluh tahun, maka itu adalah suatu kebaikan dari kamu. Sebagaimana firman Allah:
Salah seorang dari wanita itu berkata: Ya bapakku apabila ia sebagai orang yang bekerja (pada kita), karena sesungguhnya orang yang paling baik yang kamu ambil untuk bekerja (pada kita) ialah yang kuat lagi dapat dipercaya.
Berkatalah dia (Syu’aib): Sesungguhnya aku bermaksud menikahkan kamu dengan dalah seorang dari kedua anakku ini, atas dasar bahwa kamu bekerja denganku depalan tahun dan jika kamu cukupkan sepuluh tahun, maka itu adalah (suatu kebaikan) dari kamu, maka aku tidak hendak memberati kamu, dan insya Allah akan termasuk orang-orang yang baik.
Dia berkata: Itulah (perjanjian) antara aku dan kamu. Mana saja dari kedua waktu yang ditentukan itu aku sempurnakan, maka tidak ada tuntutan tambahan atas diriku (lagi). Dan Allah adalah saksi atas apa yang kita ucapkan.” (QS. Al Qashsos: 26-28)
5.      Kenabian Musa
Setelah Musa diambil menantu oleh Syu’aib, maka Musa merasa berbahagia karena mendapatkan istri yang cantik dan mertua yang sangat ramah, begitu juga dengan Syu’aib juga merasa berbahagia karena mendapatkan menantu yang cerdas, pandai dan gagah.
Setelah bertahun-tahun Musa tinggal bersama mertuanya, maka pada saat yang telah ditentukan Musa dan sitrinya pergi menuju ke Mesir ingin menengok kampung halamannya. Ditengah perjalanan Musa dan istrinya melewati padang pasir yang luas, dan akhirnya sampai di bukit Thursina. Pada suatu malam yang penuh berkah Allah berkehendak untuk mengistimewakan Musa dengan mengangkatnya menjadi nabi. Dan pada malam itu Musa tersesat dan tidak tahu arah, dalam keadaan seperti itu, ia melihat nyala api dari kejauhan dan Musa hendak mendekati api itu untuk menerangi jalan dan untuk menghangatkan badannya. Namun sebelum Musa mendekat kepada api: Sesungguhnya aku ini adalah Tuhanmu. Sesungguhnya engkau berada di tanah yang disucikan, suatu tempat dimana engkau akan Kami angkat menjadi nabi. Maka dengarkanlah apa yang telah Aku wahyukan kepadamu.
Setelah menerima wahyu tersebut, Musa diperintahkan pergi ke Mesir menghadapi Fir’aun dengan mu’jizatnya berupa tongkat untuk menyampaikan risalah Illahi kepadanya, karena ia benar-benar telah melampaui batas kesombongan dan kesewenang-wenangan.
Untuk menghadapi Fir’aun dan kaumnya dibutuhkan keberanian, maka Musa mohon kepada Tuhannya agar diberi kelapangan dada dan tabah dalam menghadapi kesulitan. Dan ia mohon agar Harun saudaranya dijadikan sebagai pendamping dan pembantu untuk menyampaikan risalahnya yang maha berat ini, lalu Allah mengabulkan permohonan tersebut, sebagaimana firman Allah:
Dan Kami telah menganugerahkan kepadanya sebagai rahmat Kami, yaitu saudaranya Harun menjadi seorang nabi.” (QS. Thoha: 28-32)
Ketika Musa menerima wahyu di Thursina, Allah berbicara langsung dengan nabi Musa, maka karena itu ia dijuluki dengan “Kalimullah”. Sebagaimana firman Allah:
Hai Musa, sesungguhnya aku memilih (melebihkan) kamu dari manusia yang lain (dimasamu) untuk membawa risalahKu dan untuk berbicara langsung denganKu, sebab itu berpegang teguhlah kepada apa yang Aku berikan kepadamu dan hendaklah kamu termasuk orang-orang yang bersyukur.” (QS. Al A’raf: 144)
6.      Musa dan Harun Menghadapi Fir’aun
Dengan berbekal wahyu yang diturunkan Allah kepada Musa dan Harun, maka keduanya memberanikan diri menghadapi Fir’aun untuk menyampaikan risalah Allah, untuk menyingkap misteri yang selama ini terjerumus dalam kesesatan. Dengan keberanian dan bantuan moral dari Allah akhirnya Musa memberanikan diri menghadapi Fir’aun dan mengatakan: Sesungguhnya kami adalah utusan Allah, yang telah menciptakan langir dan bumi dan seisinya termasuk juga kamu dan pengikut-pengikutmu, dan sekali-kali engkau bukanlah Tuhan sebagaimana yang kamu kumandangkan dan kamu proklamirkan sendiri. Tuhanku dan Tuhanmu adalah Allah.
Melihat dan mendengar keberanian Musa dalam berbicara, Fir’aun terkejut. Lalu ia menyebut-nyebut kebaikannya kepada Musa yang dulu pernah dididik dan dibesarkan di rumahnya, dan Fir’aun mengungkapkan perbuatan yang dilakukan Musa membunuh laki-laki Qibthi.
7.      Dialog Antara Musa Dengan Fir’aun Dalam Masalah Allah
Fir’aun yang mengaku dirinya Tuhan bertanya kepada Musa yang telah membawa risalah agama. Siapakah Tuhan alam semesta ini? Musa menjawab: Dialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dan segala yang ada diantara keduanya. Fir’aun menyangkal perkataan Musa, dan menuduhnya sebagai orang gila.
Musa dan Harun tidak henti-hentinya menyampaikan risalah Allah untuk menjatuhkan wibawa dan kekuasaan Fir’aun. Lalu Fir’aun memerintahkan kepada menterinya (Hamam) agar membangun menara yang tinggi menjulang ke langit. Tujuan Fir’aun membangun menara tersebut untuk mengelabuhi pengikutnya.
Setelah menara itu selesai dibangun, Fir’aun naik keatas menara tersebut untuk membidikkan anak panahnya kelangit. Kemudian mata anak panah itu kembali kepadanya dengan berlumuran darah (tanpa sepengetahuan orang-orang , secara diam-diam Fir’aun telah menyelupkan mata panah kedalam darah). Lalu Fir’aun berkata kepada orang-orang yang ada disekelilingnya: Aku telah membunuh Tuhan Musa, inilah buktinya darah yang ada dimata anak panah.
8.      Berimannya Para Ahli Sihir
Perbedaan pendapat mengenai Tuhan Allah antara Musa dengan Fir’aun semakin sengit dan meruncing, maka Fir’aun minta kepada Musa untuk mendatangkan bukti bahwa dirinya itu orang yang benar, seorang yang mengaku dirinya sebagai utusan Allah. Maka Musa melemparkan tongkatnya yang tiba-tiba tongkat itu berubah menjadi ular yang bergerak. Lalu Musa mengeluarkan tangan dari sakunya, dan tiba-tiba tangan itu berubah menjadi putih cemerlang dan berkilau.
Melihat kejadian seperti itu, Fir’aun dan para pengikutnya menuduh Musa sebagai tukang sihir. Maka Fir’aun mengundang tukang-tukang sihir untu beradu kepandaian dengan Musa. Dan barang siapa yang dapat menandingi Musa, maka akan diberi hadiah yang sabanyak-banyaknya.
Setelah tukang-tukang sihir berkumpul untuk siap-siap bertarung di medan laga, maka tukang sihir itu melemparkan tongkat ketengah-tengah arena dan tongkat-tongkat itu berubah menjadi ular yang banyak dan bergerak memenuhi arena pertunjukan. Fir’aun dan para pengikutnya merasa yakin akan memenangkan pertandingan tersebut dan tidak mungkin Musa dapat menandingi. Tetapi Allah mewahyukan kepada Musa agar ia melemparkan tongkatnya itu sebagaimana yang telah diperintahkan kepadanya, tongkat itu berubah menjadi ular besar yang dengan cepat menelan ular-ular buatan tukang sihir.
Melihat kekalahan tukang sihir, maka Fir’aun tercengang dengan penuh keheranan, dan menjadikan para tukang sihir itu tunduk kepada Musa dan berubah menjadi orang yang beriman kepada Allah dan nabi Musa.
9.      Ketabahan Musa dan Para Pengikutnya Yang Beriman
Dengan berimannya para tukang sihir terhadap ajarang yang dibawah nabi Musa, mengakibatkan kemarahan Fir’aun semakin memuncak. Maka Fir’aun berjanji akan membunuh anak-anak mereka yang lahir laki-laki dan membiarkan hidup anak-anak perempuan.
Mendengar ancaman yang dilontarkan Fir’aun membuat para pengikut Musa ketakutan dan mengadu kepada Musa atas ancaman tersebut. Maka Musa mengatakan kepada para pengikutnya agar bersikap sabar menghadapi cobaan ini dan hendaknya selalu ingat dan minta bantuan kepada Allah sehingga kuat menanggung derita itu.
Fir’aun dan para pengikutnya tidak kuasa lagi menghadapi Musa dengan ajaran yang dibawahnya, sehingga Fir’aun berencana membunuh Musa dan para pengikutnya, tapi rencananya diketahui oleh seorang laki-laki mu’min dari kaum Fir’aun yang menyembunyikan keimanannya. Maka terdoronglah gati laki-laki tersebut untuk menyelamatkan Musa dan mengingatkan kepada Fir’aun agar mengurungkan niatnya tersebut. Karena menurut pendapat laki-laki tersebut tidak pantas membunuh Musa yang datang dengan membawa mu’jizat dan kebenaran.
Kemudian laki-laki beriman tersebut mengingatkan kepada Fir’aun akan datangnya adzab Allah dan murkanya di dunia dan menakut-nakuti akan adzab Allah diakhirat nanti.
10.  Kesombongan Fir’aun
Fir’aun telah diselimuti dengan kesesatan dan kesombongan, karena ia mengaku dirinya sebagai Tuhan. Maka dengan kekuasaanya ia mengumpulkan kaumnya dan berkata: Bukankah aku ini adalah raja yang menguasai Mesir ini, dan bukankah aku ini tuhan kalian. Bukankah aku ini lebih baik dan lebih jelas perkataannya daripada Musa? Kata Fir’aun selanjutnya: Sesungguhnya Musa itu tidak mempunyai kepemimpinan, mengapa kalian ingin mengikutinya. Dan kalian sudah tahu mengapa dirinya tidak memakai gelang emas, sehingga ia bisa berhias seperti raja-raja? Mengapa tidak datang kepadanya malaikat-malaikat sebagai pengawal dan penolong sebagaimana halnya raja-raja yang batil itu, ia bermaksud memperngaruhi pikiran kaumnya supaya tidak terpikat dengan ajakan yang dibawah oleh Musa. Maka kaumnya mengikuti apa kata Fir’aun tersebut, karena mereka adalah kaum yang tidak taat kepada Allah.
11.  Bermacam-macam Adzab Allah Yang Ditimpahkan Allah Kepada Fir’aun dan Kaumnya
Melihat kekejaman dan kesombongan yang dilakukan oleh Fir’aun terus memuncak, maka Musa memohon kepada Allah dengan memanjatkan do’a agar Allah memusnahkan kekayaan Fir’aun yang disombongkan itu.
Do’a yang diucapkan oleh Musa didengar oleh Allah, maka Allah mengabulkan permohonan Musa, sehinnga Fir’aun dan kaumnya diberi siksa berupa kegersangan musim kemarau, dan pengurangan hasil-hasil pertanian dan pepohonan, bahkan lebih dari itu dikirimkan angin topan, belalang kutu, katak, dan darah yang melanda dimana-mana.
Dalam keadaan kecemasan dan siksa itu, maka Fir’aun memohon kepada Musa untuk meminta kepada tuhannya agar menghilangkan adzab ini. Jika negkau Musa dapat menghilangkan adzab dari sisi kami ini, niscaya kami akan beriman kepadamu, dan kami akan membiarkan Bani Israil untuk pergi bersamamu.
12.  Kehancuran Fir’aun dan Kaumnya
Sesudah datangnya bencana tersebut, Musa mendapat wahyu dari Allah untuk keluar dari Mesir dan menuju Palestina, rencana kepergian Musa diketahui oleh Fir’aun, maka Fir’aun mengumpulkan pengikutnya untuk mengikuti jejak Musa dan para pengikutnya yang akan pergi ke Palestina.
Setelah Musa dan pengikutnya sampai di tepi laut Merah, maka ia melihat bala tentara Fir’aun menyusul dari belakang. Kemudian mereka berkata kepada Musa dengan diliputi perasaan takut, karena khawatir terkejar oleh tentara Fir’aun, begitu kata pengikut Musa.
Setelah tentara Fir’aun semakin dekat, maka Allah mewahyukan kepada Musa agar memukulkan tongkatnya ke laut. Setelah ia memukulkan tongkatnya, maka terbelalah air itu dan membuat jalan bagi  Musa dan pengikutnya (bani Israil). Maka berjalanlah Musa diatas jalan yang terbuat dari laut dengan selamat ditepi tujuan. Fir’aun dan pengikutnya melihat jalan yang dilintasi oleh bani Israil, maka mereka segera melewatinya, setibanya ditengah lautan yang terbelah itu, Musa memukulkan kembali tongkatnya dan jalan tersebut berubah lagi menjadi lautan yang menenggelamkan Fir’aun dan para pengikutnya.
13.  Allah Melebihkan Bani Israil
Setelah Fir’aun dan para pengikutnya tenggelam didalam lautan, maka Musa dan para pengikutnya meneruskan perjalanannya ke Palestina, dan di tengah-tengah perjalanan mereka istirahat untuk melepaskan lelah dan mencari sumber air untuk melepaskan dahaga. Karena tidak ditemukan sumber air, maka Allah memerintahkan Musa supaya memukul batu degan tongkatnya. Maka dengan izin Allah memancarkan batu itu dua buah sumber air.
Disamping itu Allah juga melebihkan bani Israil, ketika mereka berada di Semenanjung Sinai, waktu itu sangat panas sengatan matahari, dan tidak ada suatu pohonpun untuk berteduh, maka Allah mengirimkan awan untuk melindungi mereka dari sengatan matahari.
Begitu juga ketika mereka kehabisan bekal, maka Allah menghidangkan kepada mereka berupa makanan Manna dan Salwa. Manna adalah makanan yang turun dari langit sebagaimana turunya embun pada dedaunan yang rasanya manis seperti madu. Sedangkan Salwa adalah burung puyuh datang berbondong-bondong dan susul meunyusul.
14.  Bani Israil Menyembah Anak Sapi
Setelah Allah membinasakan Fir’aun, kemudian Allah memerintahkan Musa pergi ke gua Thur, dan supaya bermunajat disana selama tida puluh hari sambil berpuasa karena Allah. Setelah menyelesaikan tiga puluh hari, Allah memerintahkan Musa supaya mulai berpuasa selama sepuluh hari lagi untuk menyempurnakan ibadahnya. Dan kepergiannya Musa ke bukit Thur itu telah diberitakan oleh Musa kepada bani Israil.
Sebelum menghadap bermunajat kepada Allah, Musa telah memberi wasiat kepada sudaranya Harun untuk menjadi penggantinya dalam memimpin kaum bani Israil, perbaikilah utusan mereka, dan berhati-hatilah jangan sampai engkau mengikuti jalan orang-orang yang berbuat kerusakan, dan jangan pula engkau mengikuti sembahan mereka yang telah membekas ketika mereka didalam negeri Mesir.
Sejak bani Israil ditinggalkan oleh Musa, maka timbullah iri hati dari salah seorang laki-laki yang bernama Samiri yang mengajak kepada golongan bani Israil agar menyembah kepada patung seperti apa yang pernah dilakukan oleh nenek moyang mereka. Patung yang disembah oleh Samiri berupa patung anak sapi jantan yang terbuat dari emas.
Melihat kejadian yang seperti itu , Harun mendatangi mereka dan memberi keterangan bahwa telah disesatkan. Ia berusaha keras untuk mencegah agar tidak menyembah kepada patung anak sapi jantan itu, namun usaha Harun tersebut tidak berhasil dan merekapun terus menyembah sampai Musa kembali kepada mereka.
Setelah Musa kembali ketengah-tengah bani Israil, maka Harun menceritakan kepada Musa tentang kaumnya yang telah dosesatkan oleh Samiri, maka Musa menemui kaumnya dengan keadaan marah dan sedih.
Kemudian Musa menemui Harun sambil berkata: Apa yang telah menghalang-halangi kamu untuk menyusulku dan memberitahukan tentang mereka kepadaku ketika emgkau melihat bahwa bani Israil telah disesatkan dan dipalingkan kepada sesembahan anak sapi jantan? Harun menjawab: Sesungguhnya aku takut kalau engakupun menuduhku telah memecah bani Israil menjadi dua golongan. Segolongan mengikutimu dan segolongan lagi mengikuti Samiri.
Selanjutnya Musa mengancam Samiri yang telah menyesatkan mereka. Samiri menjawab: Aku telah mengetahui apa yang yang tidak diketahui oleh seorang, bahwa engkau tidak berada pada jalan yang benar. Dulu aku mengikutimu, dan sekarang aku ambil agamaku, kini aku telah menyembah kepada anak sapi jantan. Musa berkata kepada Samiri: Bahwa dalam kehidupan akan selalu mendapat siksa. Akhirnya Musa mendatangi sapi jantan itu dan membakarnya lalu melemparkan sisanya kedalam laut.
Akhirnya bani Israil menyesali perbuatannya dan menyesali kesalahannya dan mereka semua meminta maaf kepada Tuhannya dan bertaubat kepada Tuhannya, karena memang Allah Maha menerima Taubat.
15.  Bani Israil Menolak Ajakan Musa Untuk Memasuki Palestina
Allah memerintahkan kepada Musa agar mengajak kaumnya bani Israil pergi menuju Palestina untuk bermukim disana. Musa memberitahukan hal itu kepada kaumnya sambil mengatakan akan nikmat-nikmat yang Allah berikan dan Allah telah jadikan nabi-nabi bagi mereka untuk menunjukkan jalan kebenaran dan menjadikan mereka orang-orang yang merdeka setelah diperbudak dalam hal beribadah, oleh karena nikmat-nikmat itulah kita wajib bersyukur kepada Allah dan menerima dengan baik apa yang diperintahkan.
Namun ajakan nabi Musa untuk pergi ke Palestina ditolak oleh kaumnya, karena mereka takut akan kekuatan yang dimiliki oleh penduduk Palestina. Apabila penduduk Palestina itu keluar dari kota itu, kami akan menyambut permintaanmu untuk memasuki tanah suci itu.
Sementara itu dikalangan kelompok bani Israil ada dua orang laki-laki yang takut kepada Allah dan menasehati teman-temannya: Serbula mereka (penduduk Palestina) itu melalui pintu gerbang kota itu, maka ketika itu hati mereka akan merasa takut, kamu akan menang atas mereka, dan bertaqwalah kepada Allah jika memang kamu benar-benar beriman kepadaNya.
Akan tetapi bani Israil mengabaikan nasehat kedua temannya, dan mereka tetap mengejek kepada Musa. Pergilah kamu bersama Tuhanmu, dan berperanglah kamu berdua, kami hanya akan duduk menanti disini saja.
16.  Kisah Penyembelihan Lembu
Dikalangan bani Israil ada dua orang tua yang sudah mendekati ajalnya, orang yang satu hanya mempunyai seekor lembu dan seorang anak, dan yang seorang lagi orang tua yang kaya dan meninggalkan seorang anak. Orang tua yang pertama memanggil anaknya dan mengatakan (wasiat) agar sapi yang satu ini dirawat dengan baik sampai besar, tidak lama setelah itu orang tua tersebut meninggal. Orang tua kedua berwasiat kepada anaknya agar harta benda yang ditinggalkan ini dirawat dengan baik, akan tetapi orang tua kedua ini mempunyai saudara, keponakan dan famili yang banyak. Sehingga harta yang ditinggalkan itu akan menjadi rebutan saudara-saudaranya dan pada akhirnya seorang anak yang mendapat wasiat dari ayahnya dibunuh oleh pamannya sendiri.
Keesokan harinya orang yang membunuh tadi mengadu kepada nabi Musa agar menghukum orang yang melakukan pembunuhan tersebut. Menghadapi pengaduan kaumnya ini nabi Musa berdo’a kepada Allah, lalu Allah memerintahkan kepada Musa, agar orang yang mengadu tadi diwajibkan menyembelih seekor sapi yang berwarna kuning cemerlang yang usianya tidak tua dan tidak muda. Akhirnya orang tadi mencari kesana-kemari sapi yang dikehendaki Allah, dan ditemukan ternyata sapi tersebut adalah sapi milki anak yatim piatu yang ditinggal mati ayahnya.
Setelah sapi itu disembelih, lidahnya segera diambil oleh nabi Musa, lalu menuju kemakam orang yang mati terbunuh dan membongkar kuburan itu, mayat itupun lalu dipukul oleh nabi Musa dengan lidah sapi, mayat itupun hidup kembali. Maka ditanya kepadanya, siapa yang membunuhnya, oleh mayat itu ditunjukkan bahwa yang membunuhnya adalah orang yang datang mengadu kepada Musa itu.
17.  Nabi Musa dan Hamba Sholih (Syekh Khaidzir)
Nabi Musa pernah berceramah di depan pengikutnya dan mengatakan: Akulah yang paling puntar diantara kalian semua. Perkataan yang dilontarkan oleh Musa tersebut, mendapat teguran dari Allah, ilmu itu luas dan ada orang pintar lagi pada yang bertempat tinggal diantara pertemuan dua lautan dan kalau ingin ketemu bawalah ikan Hut (ikan yang besar)
Ketika Musa dan hambanya tiba dipertemuan antara dua lautan, maka duduklah Musa dan muridnya untuk istirahat, lalu mengantuk dan tertidur. Dalam keadaan tertidur, turunlah hujan dari langit yang membasahi ikan laut itu. Dan tiba-tiba ikan Hut itu hidup kembali dan berenang menuju laut.
Sesuai dengan perintah Allah, bahwa orang pintar itu tempatnya dimana ikan Hut itu hilang, setelah mengetahui tempat hilangnya ikan itu, lalu Musa minta kepada hamba sholih (Syekh Khaidzir) supaya mengizinkan untuk menemaninya dan agar ia dapat mengambil ilmunya. Hamba yang sholih itu menjawab: Bahwa sesungguhnya Musa tidak akan dapat bersabar menemaninya. Musa masih terus medesak supaya dapat menemaninya sambil berkata: Insya Allah engkau tidak mendapatkan diriku bersabar atas segala perbuatanmu, dan tidak akan membantahmu. Maka hamba sholih itu menjawab: Baiklah kalau ingin mengikutiku, tapi kamu jangan bertanya tentang segala sesuatu yang aku perbuat.
18.  Syekh Khaidzir Melubangi Perahu
Setelah Musa mengikuti Khaidzir berlayar kesana kemari ditengah perjalanan Khaidzir melubangi perahu milik orang lain. Melihat perbuatan itu Musa berkata: Mengapa kamu melubangi perahu ini? Khaidzir menjawab: Bukankah aku sudah mengatakan, jangan sekali-kali bertanya tentang apa yang aku perbuat. Musa berkata: Janganlah kamu menghukum aku karena kelupaanku dan janganlah kamu membebani aku dengan sesuatu kesulitan dan urusanku.
19.  Khaidzir Membunuh Seorang Anak
Ditengah-tengah perjalanan, Musa dan Khaidzir bertemu dengan seorang anak, maka dengan segera Khaidzir membunuh anak tersebut dengan serentak Musa berkata: Mengapa kamu membunuh jiwa yang bersih dan tidak bersalah? Khaidzir menjawab: Bukankah sudah kukatakan kepadamu, bahwa kamu tidak akan sabar bersamaku.
Musa berkata: Kalau sekiranya aku bertanya dengamu, bahwa sesungguhnya aku bertanya kepadamu tentang sesuatu sesudah kali ini, maka janganlah kamu memperbolehkan aku menyertaimu, sesungguhnya kamu cukup memberikan udzur/kesepakatan kepadaku.
20.  Khaidzir Menegakkan Dinding Yang Sudah Roboh
Ditengah perjalanan mereka berdua hingga merasa lapar dan dahaga, kemudian mereka meminta makanan kepada penduduk desa. Namun penduduk desa itu tidak mau memberi malah mereka mengusir Musa dan Khaidzir, akhirnya mereka berdua meneruskan perjalanan, ditengah perjalanan ada bangunan yang hampir roboh, dengan susah payah Khaidzir membangun dinding itu dan mendirikan bangunannya. Maka Musa berkata: Mengapa kamu mendirikan bangunan itu, padahal kita tadi diusir mereka. Setelah berbagai peristiwa mereka alami lalu mereka berdua berpisah.
21.  Hikmah Melubangi Perahu
Sebelum mereka berdua berpisah, Khaidzir membuka rahasia atas segala perbuatannya. Khaidzir berkata: Perahu yang aku lubangi itu adalah perahu kepunyaan orang-orang miskin yang biasanya setiap hari kerja mencari ikan, dan aku bertujuan melubangi perahu itu, karena dihadapan mereka ada seorang raja yang kejam yang akan merampas semua perahu yang bagus-bagus.
22.  Hikmah Membunuh Anak
Adapun anak yang aku bunuh itu ialah kedua orang tuanya adalah orang-orang mu’min dan anak itu kelak setelah dewasa akan menjadi anak yang durhaka dan aku khawatir anak itu nanti akan menyebabkan kedua orang tuanya masuk neraka. Dan aku menghendaki, supaya Tuhan mengganti anak itu dengan anak yang sholih yang berbakti kepada orang tuanya.
23.  Hikmah Menegakkan Dinding
Adapun dinding yang aku bangun itu milik anak yatim di kota itu, dan dibawah itu ada harta simpanan untuk mereka berdua, sedang ayahnya adalah orang yang sholih. Maka Tuhanmu menghendaki supaya mereka besok kalau sudah dewasa mengeluarkan simpanan ayahnya itu sebagai rahmat dari Tuhanmu.
24.  Nabi Musa dan Qorun
Qorun adalah keluarga Musa anak dari pamannya yang dulu pernah menjadi pengikut Musa, tapi setelah Allah memberikan rizqi yang berlimpah ruah, akhirnya Qorun menjadi orang kaya yang sombong yang tidak mau memikirkan nasib fakir miskin dan melupakan Allah yang memberikan kekayaan tersebut dan menganggap bahwa kekayaan yang diperolehnya ini berkat kepandaiannya dan kerja keras yang tidak mengenal lelah.
Oleh karena kesombongan yang dilakukan Qorun tersebut, maka Musa berkali-kali emperingatkan kepada Qorun, tapi peringatan dan nasehat Musa tidak dihiraukannya, maka Musa berdo’a kepada Allah supaya Qorun dan harta kekayaannya dibenamkan kedalam tanah. Dan do’a Musa itu diperkenankan oleh Allah. Dengan kebinasaan Qorun kecewalah para pengikutnya yang mengagungkan Qorun.
25.  Harun dan Musa Wafat
Meskipun bani Israil terkenal dengan kerewelannya dan merepotkan yang memimpin, tapi berkat keuletan dan kesabaran Musa dan Harun, lama kelamaan bani Israil dapat dididiknya dengan baik untuk menuruti syariat Allah.
Pada usia 123 tahun nabi Harun telah pulang kerahmatullah dan meninggalkan Musa untuk selama-lamanya. Sedangkan Musa meninggal dunia pada usia 120 tahun dan meninggalkan kaum bani Israil.
26.  Samuel dan Tholut
Setelah meninggalnya Harun dan Musa, maka kaum bani Israil mulai meninggalkan syari’at kitab Taurat dan sudah berani merubah hukum yang bersumber dari kitab Taurat. Dan pada saat itu pula orang-orang bani Israil dipimpin oleh raja-raja yang kejam dan dzalim.
Dengan kondisi seperti ini, orang-orang bani Israil meminta kepada tokoh bani Israil yang bernama Samuel agar mengangkat pemimpin untuk memerangi pemimpin yang kejam dan dzalim. Menanggapi permintaan kelompoknya tersebut, lalu Samuel meminta kepada Allah agar diberi seorang pemimpin yang dapat mengalahkan raja yang kejam dan dzalim. Maka permohonan Samuel itu dikabulkan dan diangkatlah Tholut sebagai panglima perang.
Pengangkatan Tholut ini mendapat tantangan dari kaumnya karena Tholut termasuk orang miskin yang tidak punya apa-apa tapi termasuk golongan orang yang bertaqwa, disamping itu Tholut adalah orang yang mendapatkan Tabut (peti yang berisikan kitab dan sisa-sisa peninggalan keluarga Musa).
Setelah berperang melawan pasukan perang yang dipimpin oleh Jalut, kelompok bani Israil mengalami ketakutan, karena jumlah pasukan Jalut lebih banyak dibandingkan dengan tentara Tholut. Tatkala Tholut berhadapan dengan tentara Jalut yang begitu besar jumlahnya, Tholut berdo’a kepada Allah, sebagaimana firman Allah:
Ya Tuhan kami, Tuangkanlah kesabaran atas diri kami dan kokohkanlah pendirian kami, dan tolonglah kami terhadap orang-orang kafir.” (QS. Al Baqarah: 250)
Dengan do’a tersebut, bertambalah kekuatan tentara Tholut dan dapat mengalahkan tentara Jalut yang jumlahnya lebih besar dan lebih banyak.
27.  Kematian Tholut dan Berkuasanya Daud Sebagai Raja
Dengan kematian Jalut yang dibunuh oleh Daud, maka timbullah rasa irih hati pada hati Tholut, karena selesainya perang tersebut pahlawan perang yang berjasa adalah Daud yang berhasil membunuh Jalut dan mendapat banyak dukungan dan rasa simpatik dari bani Israil.
Rasa iri dan kedengkian itu berpuncak sampai terjadinya pembunuhan dalam perang Jabul, dalam perang tersebut ketiga anak Tholut terbunuh oleh pemanah-pemanah pendukungnya Daud. Melihat ketiga anaknya terbunuh maka Tholut menyuruh kepada anak buahnya agar membunuh dirinya agar dirinya tidak dibunuh oleh musuh, tapi anak buahnya tersebut tidak ada yang mau melaksanakan, akhirnya Tholut membunuh dirinya sendiri dengan pedangnya, dan para pendukungnya tersebut mengabadikan dengan membangun patung Tholut

Dengan kematian Tholut, maka berdirilah Putra untuk berperang melawan Daud dan dalam perang tersebut putra Tholut terbunuh dan naiklah Daud sebagai raja bagi bani Israil.

3 comments:

  1. MenangDomino99 merupakan Situs Judi Bandar Poker Dan Bandar sakong Terpercaya Di Indonesia

    MenangDomino99 menyediakan 7 GAME dalam 1 Web dan hanya dengan 1 ID,

    Game yang di sediakan oleh MenangDomino99 :
    - Sakong (New Game)
    - Bandar Poker (New Game)
    - BandarQ (Hot Game)
    - Poker
    - Domino
    - Capsa Online
    - AduQ

    Kelebihan Bermain Di MenangDomino99 :
    - BONUS TURNOVER 0.3% SETIAP HARI
    - BONUS XTRA TURNOVER SETIAP MINGGUNYA
    - BONUS REFERAL 10% +10% SEUMUR HIDUP!!
    - MIN DEPO IDR 15.000 dan Proses super cepat 1 menit.
    - Bisa dimainkan di Smartphone Versi Android dan Iphone.

    Info Lebih Lanjut Bisa Hub kami Di

    pin bbm : 2AFFCE66
    phone : +855969440399
    we chat : Menangdomino99

    ReplyDelete
  2. MenangDomino99 merupakan Situs Judi Bandar Poker Dan Bandar sakong Terpercaya Di Indonesia

    MenangDomino99 menyediakan 7 GAME dalam 1 Web dan hanya dengan 1 ID,

    Game yang di sediakan oleh MenangDomino99 :
    - Sakong (New Game)
    - Bandar Poker (New Game)
    - BandarQ (Hot Game)
    - Poker
    - Domino
    - Capsa Online
    - AduQ

    Kelebihan Bermain Di MenangDomino99 :
    - BONUS TURNOVER 0.3% SETIAP HARI
    - BONUS XTRA TURNOVER SETIAP MINGGUNYA
    - BONUS REFERAL 10% +10% SEUMUR HIDUP!!
    - MIN DEPO IDR 15.000 dan Proses super cepat 1 menit.
    - Bisa dimainkan di Smartphone Versi Android dan Iphone.

    Info Lebih Lanjut Bisa Hub kami Di

    pin bbm : 2AFFCE66
    phone : +855969440399
    we chat : Menangdomino99

    ReplyDelete