1.
Kelahiran Nabi
Musa as.
Nabi Musa termasuk keturunan dari bangsa Israil, ia
dilahirkan di negeri Mesir disuatu tempat yang agak jauh adri lembah sungai
Nil. Nabi Musa dilahirkan sebelum nabi Isa lahir kurang dari 1700 tahun.
2.
Penindasan
Terhadap Bangsa Israil
Pada saat kelahiran Musa, Mesir dipimpin oleh
seorang raja yang keras dan kejam yang mengaku sebagai Tuhan, raja tersebut
adalah Fir’aun ia selalu menginginkan kedudukan yang langgeng dan abadi serta
tidak ada yang dapat mengganti kannya, untuk memperoleh kelanggengan tersebut,
maka Fir’aun mengeluarkan undang-undang yang memberatkan bangsa Israil,
barangsiapa yang melahirkan anak laki-laki, maka anak laki-laki tersebut harus
dibunuh. Karena menurut pemikirannya, anak laki-laki itulah yang akan
merobohkan kedudukannya.
Pada saat perintah itu ditakuti oleh bangsa Israil,
lahirlah bayi laki-laki yang dilindungi oleh Allah, bayi tersebut adalah Musa.
Untuk menyelamatkan Musa, maka Allah mengilhami kepada ibunya yang masih hamil
untuk membuat peti dan dicat dengan warna hitam seperti aspal. Setelah bayi
laki-laki itu lahir, maka bayi tersebut dimasukkan kedalam peti dan dihanyutkan
ke sungai Nil.
Pada suatu hari ketika peti itu hanyut di sungai,
permaisuri raja Fir’aun pergi ke sungai Nil, dan pada saat itu ia melihat peti
di tepi sungai Nil, akhirnya peti tersebut diambil dan dilihatnya beisi bayi
laki-laki yang mungil dan bayi tersebut dibawah pulang ke istana. Setelah
mengetahui permaisurinya membawa bayi laki-laki ke istana, membuat raja Fir’aun
marah dan mau membunuh bayi tersebut, tapi berkat bujuk rayuan dari
permaisurinya akhirnya luluh hati Fir’aun dan membiarkan bayi tersebut hidup
sampai dewasa dan akhirnya keluar dari istana.
3.
Musa Menolong
Seorang Laki-Laki Bani Israil Yang Sedang Berkelahi
Pada suatu hari Musa pergi dari istana untuk mencari
udara segar dan suasana baru. Ditengah-tengah jalan Musa bertemu dengan dua
pemuda yang saling bertengkar, yang satu dari golongan Israil dan yang satunya
dari kelompoknya Fir’aun. Melihat pertengkaran itu Musa menolong pemuda
tersebut, tetapi perbuatan Musa tersebut mengakibatkan terbunuhnya pemuda dari
golongan Fir’aun. Akhirnya Musa menyesali perbuatannya dan bertobat minta ampun
kepada Allah.
Selang beberapa hari, Musa mengetahui lagi ada dua
pemuda yang saling bertengkar, yang satu dari kelompok Israil dan yang satunya
dari kelompoknya Fir’aun. Pada saat Musa menyelesaikan pertengkaran tersebut,
dan memegang tangan pemuda dari kelompoknya Fir’aun, dengan ketakutan pemuda
tersebut berkata: Apakah kamu akan membunuh aku sebagaimana kamu membunuh
temanku kemarin? Dari peristiwa tersebut, maka raja mengetahui bahwa yang
membunuh anak buahnya adalah Musa. Setelah mengetahui yang membunuh adalah
Musa, maka raja menyuruh kepada algojo-algojonya untuk menangkap Musa.
Setelah Musa mengetahui dirinya akan ditangkap, maka
Musa pergi meninggalkan Mesir sambil berdo’a kepada Allah agar dapat
menyelamatkan dirinya, ditengah-tengah perjalanan, Musa istirahat di negeri
Madyan di dekat mata air. Dilihatnya mata air itu penuh sesak dengan
orang-orang yang berebut untuk mengambil air. Dan didekat sumber air itu
dilihatnya dua orang gadis yang mengembalakan binatangnya sambil bersedih. Musa
menghampiri dan bertanya: Adakah perbuatanmu yang dapat saya bantu? Wanita
tersebut menjawab: kami butuh air untuk memberi minum binatang kami dan tidak
kuasa untuk mengambil air tersebut, dan bapakku sendiri sudah sangat tua
sekali.
Dengan hati yang ikhlas, Musa mengambil air buat
wanita tersebut untuk memberi minum binatangnya, setelah itu dua gadis tersebut
mengucapkan terima kasih kepada Musa yang telah menolongnya.
Setelah kedua gadis tersebut tiba di rumah,
menceritakan kepada ayahnya tentang kebaikan laki-laki (Musa) tersebut.
Ternyata ayah dari kedua gadis tersebut adalah nabi Syu’aib. Lalu nabi Syu’aib
menyuruh kepada kedua anaknya untuk mencari pemuda yang menolongnya. Setelah
dicari kesana-kemari dan bertemu dengan Musa, maka kedua gadis tersebut meminta
kepada Musa agar mau datang ke rumahnya untuk bertemu dengan ayahnya.
Setelah Musa bertemu dengan nabi Syu’aib, Musa
menceritakan apa yang terjadi pada dirinya.
4.
Pernikahan Musa
Dengan kedatangan Musa ditengah-tengah keluarga
Syu’aib menjadikan kedua anaknya yang masih gadis menjadi bahagia dan dapat
menaruh simpati kepada isi keluarga rumah termasuk ayah dan ke dua anaknya.
Salah seorang anaknya berkata kepada ayahnya: Ayah jadikanlah dia buruh gembala
ternak kita, agar supaya dia dapat mencukupi biaya kita dalam pekerjaan ini.
Mendengar ucapan anaknya tersebut, ayahnya sudah mengerti apa sebenarnya yang
diinginkan oleh putrinya. Lalu ayahnya berkata kepada Musa: Aku hendak
menikahkan salah seorang putriku dengan kamu dengan syarat kamu harus bekerja
mengembalakan binatang ternak selama delapan tahun, dan apabila kamu cukupkan
sepuluh tahun, maka itu adalah suatu kebaikan dari kamu. Sebagaimana firman
Allah:
“Salah seorang
dari wanita itu berkata: Ya bapakku apabila ia sebagai orang yang bekerja (pada
kita), karena sesungguhnya orang yang paling baik yang kamu ambil untuk bekerja
(pada kita) ialah yang kuat lagi dapat dipercaya.
Berkatalah dia
(Syu’aib): Sesungguhnya aku bermaksud menikahkan kamu dengan dalah seorang dari
kedua anakku ini, atas dasar bahwa kamu bekerja denganku depalan tahun dan jika
kamu cukupkan sepuluh tahun, maka itu adalah (suatu kebaikan) dari kamu, maka
aku tidak hendak memberati kamu, dan insya Allah akan termasuk orang-orang yang
baik.
Dia berkata:
Itulah (perjanjian) antara aku dan kamu. Mana saja dari kedua waktu yang ditentukan
itu aku sempurnakan, maka tidak ada tuntutan tambahan atas diriku (lagi). Dan
Allah adalah saksi atas apa yang kita ucapkan.” (QS. Al Qashsos: 26-28)
5.
Kenabian Musa
Setelah Musa diambil menantu oleh Syu’aib, maka Musa
merasa berbahagia karena mendapatkan istri yang cantik dan mertua yang sangat
ramah, begitu juga dengan Syu’aib juga merasa berbahagia karena mendapatkan menantu
yang cerdas, pandai dan gagah.
Setelah bertahun-tahun Musa tinggal bersama
mertuanya, maka pada saat yang telah ditentukan Musa dan sitrinya pergi menuju
ke Mesir ingin menengok kampung halamannya. Ditengah perjalanan Musa dan
istrinya melewati padang pasir yang luas, dan akhirnya sampai di bukit
Thursina. Pada suatu malam yang penuh berkah Allah berkehendak untuk mengistimewakan
Musa dengan mengangkatnya menjadi nabi. Dan pada malam itu Musa tersesat dan
tidak tahu arah, dalam keadaan seperti itu, ia melihat nyala api dari kejauhan
dan Musa hendak mendekati api itu untuk menerangi jalan dan untuk menghangatkan
badannya. Namun sebelum Musa mendekat kepada api: Sesungguhnya aku ini adalah
Tuhanmu. Sesungguhnya engkau berada di tanah yang disucikan, suatu tempat
dimana engkau akan Kami angkat menjadi nabi. Maka dengarkanlah apa yang telah
Aku wahyukan kepadamu.
Setelah menerima wahyu tersebut, Musa diperintahkan
pergi ke Mesir menghadapi Fir’aun dengan mu’jizatnya berupa tongkat untuk
menyampaikan risalah Illahi kepadanya, karena ia benar-benar telah melampaui
batas kesombongan dan kesewenang-wenangan.
Untuk menghadapi Fir’aun dan kaumnya dibutuhkan
keberanian, maka Musa mohon kepada Tuhannya agar diberi kelapangan dada dan
tabah dalam menghadapi kesulitan. Dan ia mohon agar Harun saudaranya dijadikan
sebagai pendamping dan pembantu untuk menyampaikan risalahnya yang maha berat
ini, lalu Allah mengabulkan permohonan tersebut, sebagaimana firman Allah:
“Dan Kami
telah menganugerahkan kepadanya sebagai rahmat Kami, yaitu saudaranya Harun
menjadi seorang nabi.” (QS. Thoha: 28-32)
Ketika Musa menerima wahyu di Thursina, Allah
berbicara langsung dengan nabi Musa, maka karena itu ia dijuluki dengan
“Kalimullah”. Sebagaimana firman Allah:
“Hai Musa,
sesungguhnya aku memilih (melebihkan) kamu dari manusia yang lain (dimasamu)
untuk membawa risalahKu dan untuk berbicara langsung denganKu, sebab itu
berpegang teguhlah kepada apa yang Aku berikan kepadamu dan hendaklah kamu
termasuk orang-orang yang bersyukur.” (QS. Al A’raf: 144)
6.
Musa dan Harun
Menghadapi Fir’aun
Dengan berbekal wahyu yang diturunkan Allah kepada
Musa dan Harun, maka keduanya memberanikan diri menghadapi Fir’aun untuk
menyampaikan risalah Allah, untuk menyingkap misteri yang selama ini terjerumus
dalam kesesatan. Dengan keberanian dan bantuan moral dari Allah akhirnya Musa
memberanikan diri menghadapi Fir’aun dan mengatakan: Sesungguhnya kami adalah
utusan Allah, yang telah menciptakan langir dan bumi dan seisinya termasuk juga
kamu dan pengikut-pengikutmu, dan sekali-kali engkau bukanlah Tuhan sebagaimana
yang kamu kumandangkan dan kamu proklamirkan sendiri. Tuhanku dan Tuhanmu adalah
Allah.
Melihat dan mendengar keberanian Musa dalam
berbicara, Fir’aun terkejut. Lalu ia menyebut-nyebut kebaikannya kepada Musa
yang dulu pernah dididik dan dibesarkan di rumahnya, dan Fir’aun mengungkapkan
perbuatan yang dilakukan Musa membunuh laki-laki Qibthi.
7.
Dialog Antara
Musa Dengan Fir’aun Dalam Masalah Allah
Fir’aun yang mengaku dirinya Tuhan bertanya kepada
Musa yang telah membawa risalah agama. Siapakah Tuhan alam semesta ini? Musa
menjawab: Dialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dan segala yang
ada diantara keduanya. Fir’aun menyangkal perkataan Musa, dan menuduhnya
sebagai orang gila.
Musa dan Harun tidak henti-hentinya menyampaikan
risalah Allah untuk menjatuhkan wibawa dan kekuasaan Fir’aun. Lalu Fir’aun
memerintahkan kepada menterinya (Hamam) agar membangun menara yang tinggi
menjulang ke langit. Tujuan Fir’aun membangun menara tersebut untuk mengelabuhi
pengikutnya.
Setelah menara itu selesai dibangun, Fir’aun naik
keatas menara tersebut untuk membidikkan anak panahnya kelangit. Kemudian mata
anak panah itu kembali kepadanya dengan berlumuran darah (tanpa sepengetahuan
orang-orang , secara diam-diam Fir’aun telah menyelupkan mata panah kedalam
darah). Lalu Fir’aun berkata kepada orang-orang yang ada disekelilingnya: Aku
telah membunuh Tuhan Musa, inilah buktinya darah yang ada dimata anak panah.
8.
Berimannya Para
Ahli Sihir
Perbedaan pendapat mengenai Tuhan Allah antara Musa
dengan Fir’aun semakin sengit dan meruncing, maka Fir’aun minta kepada Musa
untuk mendatangkan bukti bahwa dirinya itu orang yang benar, seorang yang
mengaku dirinya sebagai utusan Allah. Maka Musa melemparkan tongkatnya yang
tiba-tiba tongkat itu berubah menjadi ular yang bergerak. Lalu Musa
mengeluarkan tangan dari sakunya, dan tiba-tiba tangan itu berubah menjadi
putih cemerlang dan berkilau.
Melihat kejadian seperti itu, Fir’aun dan para
pengikutnya menuduh Musa sebagai tukang sihir. Maka Fir’aun mengundang
tukang-tukang sihir untu beradu kepandaian dengan Musa. Dan barang siapa yang
dapat menandingi Musa, maka akan diberi hadiah yang sabanyak-banyaknya.
Setelah tukang-tukang sihir berkumpul untuk
siap-siap bertarung di medan laga, maka tukang sihir itu melemparkan tongkat
ketengah-tengah arena dan tongkat-tongkat itu berubah menjadi ular yang banyak
dan bergerak memenuhi arena pertunjukan. Fir’aun dan para pengikutnya merasa
yakin akan memenangkan pertandingan tersebut dan tidak mungkin Musa dapat
menandingi. Tetapi Allah mewahyukan kepada Musa agar ia melemparkan tongkatnya
itu sebagaimana yang telah diperintahkan kepadanya, tongkat itu berubah menjadi
ular besar yang dengan cepat menelan ular-ular buatan tukang sihir.
Melihat kekalahan tukang sihir, maka Fir’aun
tercengang dengan penuh keheranan, dan menjadikan para tukang sihir itu tunduk
kepada Musa dan berubah menjadi orang yang beriman kepada Allah dan nabi Musa.
9.
Ketabahan Musa
dan Para Pengikutnya Yang Beriman
Dengan berimannya para tukang sihir terhadap ajarang
yang dibawah nabi Musa, mengakibatkan kemarahan Fir’aun semakin memuncak. Maka
Fir’aun berjanji akan membunuh anak-anak mereka yang lahir laki-laki dan
membiarkan hidup anak-anak perempuan.
Mendengar ancaman yang dilontarkan Fir’aun membuat
para pengikut Musa ketakutan dan mengadu kepada Musa atas ancaman tersebut.
Maka Musa mengatakan kepada para pengikutnya agar bersikap sabar menghadapi
cobaan ini dan hendaknya selalu ingat dan minta bantuan kepada Allah sehingga
kuat menanggung derita itu.
Fir’aun dan para pengikutnya tidak kuasa lagi
menghadapi Musa dengan ajaran yang dibawahnya, sehingga Fir’aun berencana
membunuh Musa dan para pengikutnya, tapi rencananya diketahui oleh seorang
laki-laki mu’min dari kaum Fir’aun yang menyembunyikan keimanannya. Maka
terdoronglah gati laki-laki tersebut untuk menyelamatkan Musa dan mengingatkan
kepada Fir’aun agar mengurungkan niatnya tersebut. Karena menurut pendapat
laki-laki tersebut tidak pantas membunuh Musa yang datang dengan membawa
mu’jizat dan kebenaran.
Kemudian laki-laki beriman tersebut mengingatkan
kepada Fir’aun akan datangnya adzab Allah dan murkanya di dunia dan
menakut-nakuti akan adzab Allah diakhirat nanti.
10. Kesombongan Fir’aun
Fir’aun telah diselimuti dengan kesesatan dan
kesombongan, karena ia mengaku dirinya sebagai Tuhan. Maka dengan kekuasaanya
ia mengumpulkan kaumnya dan berkata: Bukankah aku ini adalah raja yang
menguasai Mesir ini, dan bukankah aku ini tuhan kalian. Bukankah aku ini lebih
baik dan lebih jelas perkataannya daripada Musa? Kata Fir’aun selanjutnya:
Sesungguhnya Musa itu tidak mempunyai kepemimpinan, mengapa kalian ingin
mengikutinya. Dan kalian sudah tahu mengapa dirinya tidak memakai gelang emas,
sehingga ia bisa berhias seperti raja-raja? Mengapa tidak datang kepadanya
malaikat-malaikat sebagai pengawal dan penolong sebagaimana halnya raja-raja
yang batil itu, ia bermaksud memperngaruhi pikiran kaumnya supaya tidak
terpikat dengan ajakan yang dibawah oleh Musa. Maka kaumnya mengikuti apa kata
Fir’aun tersebut, karena mereka adalah kaum yang tidak taat kepada Allah.
11. Bermacam-macam Adzab Allah Yang Ditimpahkan Allah
Kepada Fir’aun dan Kaumnya
Melihat kekejaman dan kesombongan yang dilakukan
oleh Fir’aun terus memuncak, maka Musa memohon kepada Allah dengan memanjatkan
do’a agar Allah memusnahkan kekayaan Fir’aun yang disombongkan itu.
Do’a yang diucapkan oleh Musa didengar oleh Allah,
maka Allah mengabulkan permohonan Musa, sehinnga Fir’aun dan kaumnya diberi siksa
berupa kegersangan musim kemarau, dan pengurangan hasil-hasil pertanian dan
pepohonan, bahkan lebih dari itu dikirimkan angin topan, belalang kutu, katak,
dan darah yang melanda dimana-mana.
Dalam keadaan kecemasan dan siksa itu, maka Fir’aun
memohon kepada Musa untuk meminta kepada tuhannya agar menghilangkan adzab ini.
Jika negkau Musa dapat menghilangkan adzab dari sisi kami ini, niscaya kami
akan beriman kepadamu, dan kami akan membiarkan Bani Israil untuk pergi
bersamamu.
12. Kehancuran Fir’aun dan Kaumnya
Sesudah datangnya bencana tersebut, Musa mendapat
wahyu dari Allah untuk keluar dari Mesir dan menuju Palestina, rencana
kepergian Musa diketahui oleh Fir’aun, maka Fir’aun mengumpulkan pengikutnya
untuk mengikuti jejak Musa dan para pengikutnya yang akan pergi ke Palestina.
Setelah Musa dan pengikutnya sampai di tepi laut
Merah, maka ia melihat bala tentara Fir’aun menyusul dari belakang. Kemudian
mereka berkata kepada Musa dengan diliputi perasaan takut, karena khawatir
terkejar oleh tentara Fir’aun, begitu kata pengikut Musa.
Setelah tentara Fir’aun semakin dekat, maka Allah
mewahyukan kepada Musa agar memukulkan tongkatnya ke laut. Setelah ia
memukulkan tongkatnya, maka terbelalah air itu dan membuat jalan bagi Musa dan pengikutnya (bani Israil). Maka
berjalanlah Musa diatas jalan yang terbuat dari laut dengan selamat ditepi
tujuan. Fir’aun dan pengikutnya melihat jalan yang dilintasi oleh bani Israil,
maka mereka segera melewatinya, setibanya ditengah lautan yang terbelah itu,
Musa memukulkan kembali tongkatnya dan jalan tersebut berubah lagi menjadi
lautan yang menenggelamkan Fir’aun dan para pengikutnya.
13. Allah Melebihkan Bani Israil
Setelah Fir’aun dan para pengikutnya tenggelam
didalam lautan, maka Musa dan para pengikutnya meneruskan perjalanannya ke
Palestina, dan di tengah-tengah perjalanan mereka istirahat untuk melepaskan
lelah dan mencari sumber air untuk melepaskan dahaga. Karena tidak ditemukan
sumber air, maka Allah memerintahkan Musa supaya memukul batu degan tongkatnya.
Maka dengan izin Allah memancarkan batu itu dua buah sumber air.
Disamping itu Allah juga melebihkan bani Israil,
ketika mereka berada di Semenanjung Sinai, waktu itu sangat panas sengatan
matahari, dan tidak ada suatu pohonpun untuk berteduh, maka Allah mengirimkan
awan untuk melindungi mereka dari sengatan matahari.
Begitu juga ketika mereka kehabisan bekal, maka
Allah menghidangkan kepada mereka berupa makanan Manna dan Salwa. Manna adalah
makanan yang turun dari langit sebagaimana turunya embun pada dedaunan yang
rasanya manis seperti madu. Sedangkan Salwa adalah burung puyuh datang
berbondong-bondong dan susul meunyusul.
14. Bani Israil Menyembah Anak Sapi
Setelah Allah membinasakan Fir’aun, kemudian Allah
memerintahkan Musa pergi ke gua Thur, dan supaya bermunajat disana selama tida
puluh hari sambil berpuasa karena Allah. Setelah menyelesaikan tiga puluh hari,
Allah memerintahkan Musa supaya mulai berpuasa selama sepuluh hari lagi untuk
menyempurnakan ibadahnya. Dan kepergiannya Musa ke bukit Thur itu telah
diberitakan oleh Musa kepada bani Israil.
Sebelum menghadap bermunajat kepada Allah, Musa
telah memberi wasiat kepada sudaranya Harun untuk menjadi penggantinya dalam
memimpin kaum bani Israil, perbaikilah utusan mereka, dan berhati-hatilah
jangan sampai engkau mengikuti jalan orang-orang yang berbuat kerusakan, dan
jangan pula engkau mengikuti sembahan mereka yang telah membekas ketika mereka
didalam negeri Mesir.
Sejak bani Israil ditinggalkan oleh Musa, maka
timbullah iri hati dari salah seorang laki-laki yang bernama Samiri yang
mengajak kepada golongan bani Israil agar menyembah kepada patung seperti apa
yang pernah dilakukan oleh nenek moyang mereka. Patung yang disembah oleh
Samiri berupa patung anak sapi jantan yang terbuat dari emas.
Melihat kejadian yang seperti itu , Harun mendatangi
mereka dan memberi keterangan bahwa telah disesatkan. Ia berusaha keras untuk
mencegah agar tidak menyembah kepada patung anak sapi jantan itu, namun usaha
Harun tersebut tidak berhasil dan merekapun terus menyembah sampai Musa kembali
kepada mereka.
Setelah Musa kembali ketengah-tengah bani Israil,
maka Harun menceritakan kepada Musa tentang kaumnya yang telah dosesatkan oleh
Samiri, maka Musa menemui kaumnya dengan keadaan marah dan sedih.
Kemudian Musa menemui Harun sambil berkata: Apa yang
telah menghalang-halangi kamu untuk menyusulku dan memberitahukan tentang
mereka kepadaku ketika emgkau melihat bahwa bani Israil telah disesatkan dan
dipalingkan kepada sesembahan anak sapi jantan? Harun menjawab: Sesungguhnya
aku takut kalau engakupun menuduhku telah memecah bani Israil menjadi dua
golongan. Segolongan mengikutimu dan segolongan lagi mengikuti Samiri.
Selanjutnya Musa mengancam Samiri yang telah
menyesatkan mereka. Samiri menjawab: Aku telah mengetahui apa yang yang tidak
diketahui oleh seorang, bahwa engkau tidak berada pada jalan yang benar. Dulu
aku mengikutimu, dan sekarang aku ambil agamaku, kini aku telah menyembah
kepada anak sapi jantan. Musa berkata kepada Samiri: Bahwa dalam kehidupan akan
selalu mendapat siksa. Akhirnya Musa mendatangi sapi jantan itu dan membakarnya
lalu melemparkan sisanya kedalam laut.
Akhirnya bani Israil menyesali perbuatannya dan
menyesali kesalahannya dan mereka semua meminta maaf kepada Tuhannya dan
bertaubat kepada Tuhannya, karena memang Allah Maha menerima Taubat.
15. Bani Israil Menolak Ajakan Musa Untuk Memasuki
Palestina
Allah memerintahkan kepada Musa agar mengajak
kaumnya bani Israil pergi menuju Palestina untuk bermukim disana. Musa
memberitahukan hal itu kepada kaumnya sambil mengatakan akan nikmat-nikmat yang
Allah berikan dan Allah telah jadikan nabi-nabi bagi mereka untuk menunjukkan
jalan kebenaran dan menjadikan mereka orang-orang yang merdeka setelah
diperbudak dalam hal beribadah, oleh karena nikmat-nikmat itulah kita wajib
bersyukur kepada Allah dan menerima dengan baik apa yang diperintahkan.
Namun ajakan nabi Musa untuk pergi ke Palestina
ditolak oleh kaumnya, karena mereka takut akan kekuatan yang dimiliki oleh
penduduk Palestina. Apabila penduduk Palestina itu keluar dari kota itu, kami
akan menyambut permintaanmu untuk memasuki tanah suci itu.
Sementara itu dikalangan kelompok bani Israil ada
dua orang laki-laki yang takut kepada Allah dan menasehati teman-temannya:
Serbula mereka (penduduk Palestina) itu melalui pintu gerbang kota itu, maka
ketika itu hati mereka akan merasa takut, kamu akan menang atas mereka, dan
bertaqwalah kepada Allah jika memang kamu benar-benar beriman kepadaNya.
Akan tetapi bani Israil mengabaikan nasehat kedua
temannya, dan mereka tetap mengejek kepada Musa. Pergilah kamu bersama Tuhanmu,
dan berperanglah kamu berdua, kami hanya akan duduk menanti disini saja.
16. Kisah Penyembelihan Lembu
Dikalangan bani Israil ada dua orang tua yang sudah
mendekati ajalnya, orang yang satu hanya mempunyai seekor lembu dan seorang
anak, dan yang seorang lagi orang tua yang kaya dan meninggalkan seorang anak.
Orang tua yang pertama memanggil anaknya dan mengatakan (wasiat) agar sapi yang
satu ini dirawat dengan baik sampai besar, tidak lama setelah itu orang tua
tersebut meninggal. Orang tua kedua berwasiat kepada anaknya agar harta benda
yang ditinggalkan ini dirawat dengan baik, akan tetapi orang tua kedua ini
mempunyai saudara, keponakan dan famili yang banyak. Sehingga harta yang
ditinggalkan itu akan menjadi rebutan saudara-saudaranya dan pada akhirnya
seorang anak yang mendapat wasiat dari ayahnya dibunuh oleh pamannya sendiri.
Keesokan harinya orang yang membunuh tadi mengadu
kepada nabi Musa agar menghukum orang yang melakukan pembunuhan tersebut.
Menghadapi pengaduan kaumnya ini nabi Musa berdo’a kepada Allah, lalu Allah
memerintahkan kepada Musa, agar orang yang mengadu tadi diwajibkan menyembelih
seekor sapi yang berwarna kuning cemerlang yang usianya tidak tua dan tidak
muda. Akhirnya orang tadi mencari kesana-kemari sapi yang dikehendaki Allah,
dan ditemukan ternyata sapi tersebut adalah sapi milki anak yatim piatu yang
ditinggal mati ayahnya.
Setelah sapi itu disembelih, lidahnya segera diambil
oleh nabi Musa, lalu menuju kemakam orang yang mati terbunuh dan membongkar
kuburan itu, mayat itupun lalu dipukul oleh nabi Musa dengan lidah sapi, mayat
itupun hidup kembali. Maka ditanya kepadanya, siapa yang membunuhnya, oleh
mayat itu ditunjukkan bahwa yang membunuhnya adalah orang yang datang mengadu
kepada Musa itu.
17. Nabi Musa dan Hamba Sholih (Syekh Khaidzir)
Nabi Musa pernah berceramah di depan pengikutnya dan
mengatakan: Akulah yang paling puntar diantara kalian semua. Perkataan yang
dilontarkan oleh Musa tersebut, mendapat teguran dari Allah, ilmu itu luas dan
ada orang pintar lagi pada yang bertempat tinggal diantara pertemuan dua lautan
dan kalau ingin ketemu bawalah ikan Hut (ikan yang besar)
Ketika Musa dan hambanya tiba dipertemuan antara dua
lautan, maka duduklah Musa dan muridnya untuk istirahat, lalu mengantuk dan
tertidur. Dalam keadaan tertidur, turunlah hujan dari langit yang membasahi
ikan laut itu. Dan tiba-tiba ikan Hut itu hidup kembali dan berenang menuju
laut.
Sesuai dengan perintah Allah, bahwa orang pintar itu
tempatnya dimana ikan Hut itu hilang, setelah mengetahui tempat hilangnya ikan
itu, lalu Musa minta kepada hamba sholih (Syekh Khaidzir) supaya mengizinkan
untuk menemaninya dan agar ia dapat mengambil ilmunya. Hamba yang sholih itu
menjawab: Bahwa sesungguhnya Musa tidak akan dapat bersabar menemaninya. Musa
masih terus medesak supaya dapat menemaninya sambil berkata: Insya Allah engkau
tidak mendapatkan diriku bersabar atas segala perbuatanmu, dan tidak akan
membantahmu. Maka hamba sholih itu menjawab: Baiklah kalau ingin mengikutiku,
tapi kamu jangan bertanya tentang segala sesuatu yang aku perbuat.
18. Syekh Khaidzir Melubangi Perahu
Setelah Musa mengikuti Khaidzir berlayar kesana
kemari ditengah perjalanan Khaidzir melubangi perahu milik orang lain. Melihat
perbuatan itu Musa berkata: Mengapa kamu melubangi perahu ini? Khaidzir
menjawab: Bukankah aku sudah mengatakan, jangan sekali-kali bertanya tentang
apa yang aku perbuat. Musa berkata: Janganlah kamu menghukum aku karena
kelupaanku dan janganlah kamu membebani aku dengan sesuatu kesulitan dan urusanku.
19. Khaidzir Membunuh Seorang Anak
Ditengah-tengah perjalanan, Musa dan Khaidzir
bertemu dengan seorang anak, maka dengan segera Khaidzir membunuh anak tersebut
dengan serentak Musa berkata: Mengapa kamu membunuh jiwa yang bersih dan tidak
bersalah? Khaidzir menjawab: Bukankah sudah kukatakan kepadamu, bahwa kamu
tidak akan sabar bersamaku.
Musa berkata: Kalau sekiranya aku bertanya dengamu,
bahwa sesungguhnya aku bertanya kepadamu tentang sesuatu sesudah kali ini, maka
janganlah kamu memperbolehkan aku menyertaimu, sesungguhnya kamu cukup
memberikan udzur/kesepakatan kepadaku.
20. Khaidzir Menegakkan Dinding Yang Sudah Roboh
Ditengah perjalanan mereka berdua hingga merasa
lapar dan dahaga, kemudian mereka meminta makanan kepada penduduk desa. Namun
penduduk desa itu tidak mau memberi malah mereka mengusir Musa dan Khaidzir,
akhirnya mereka berdua meneruskan perjalanan, ditengah perjalanan ada bangunan
yang hampir roboh, dengan susah payah Khaidzir membangun dinding itu dan
mendirikan bangunannya. Maka Musa berkata: Mengapa kamu mendirikan bangunan
itu, padahal kita tadi diusir mereka. Setelah berbagai peristiwa mereka alami
lalu mereka berdua berpisah.
21. Hikmah Melubangi Perahu
Sebelum mereka berdua berpisah, Khaidzir membuka
rahasia atas segala perbuatannya. Khaidzir berkata: Perahu yang aku lubangi itu
adalah perahu kepunyaan orang-orang miskin yang biasanya setiap hari kerja
mencari ikan, dan aku bertujuan melubangi perahu itu, karena dihadapan mereka
ada seorang raja yang kejam yang akan merampas semua perahu yang bagus-bagus.
22. Hikmah Membunuh Anak
Adapun anak yang aku bunuh itu ialah kedua orang
tuanya adalah orang-orang mu’min dan anak itu kelak setelah dewasa akan menjadi
anak yang durhaka dan aku khawatir anak itu nanti akan menyebabkan kedua orang
tuanya masuk neraka. Dan aku menghendaki, supaya Tuhan mengganti anak itu
dengan anak yang sholih yang berbakti kepada orang tuanya.
23. Hikmah Menegakkan Dinding
Adapun dinding yang aku bangun itu milik anak yatim
di kota itu, dan dibawah itu ada harta simpanan untuk mereka berdua, sedang
ayahnya adalah orang yang sholih. Maka Tuhanmu menghendaki supaya mereka besok
kalau sudah dewasa mengeluarkan simpanan ayahnya itu sebagai rahmat dari
Tuhanmu.
24. Nabi Musa dan Qorun
Qorun adalah keluarga Musa anak dari pamannya yang
dulu pernah menjadi pengikut Musa, tapi setelah Allah memberikan rizqi yang
berlimpah ruah, akhirnya Qorun menjadi orang kaya yang sombong yang tidak mau
memikirkan nasib fakir miskin dan melupakan Allah yang memberikan kekayaan
tersebut dan menganggap bahwa kekayaan yang diperolehnya ini berkat
kepandaiannya dan kerja keras yang tidak mengenal lelah.
Oleh karena kesombongan yang dilakukan Qorun
tersebut, maka Musa berkali-kali emperingatkan kepada Qorun, tapi peringatan
dan nasehat Musa tidak dihiraukannya, maka Musa berdo’a kepada Allah supaya
Qorun dan harta kekayaannya dibenamkan kedalam tanah. Dan do’a Musa itu
diperkenankan oleh Allah. Dengan kebinasaan Qorun kecewalah para pengikutnya
yang mengagungkan Qorun.
25. Harun dan Musa Wafat
Meskipun bani Israil terkenal dengan kerewelannya
dan merepotkan yang memimpin, tapi berkat keuletan dan kesabaran Musa dan
Harun, lama kelamaan bani Israil dapat dididiknya dengan baik untuk menuruti
syariat Allah.
Pada usia 123 tahun nabi Harun telah pulang
kerahmatullah dan meninggalkan Musa untuk selama-lamanya. Sedangkan Musa
meninggal dunia pada usia 120 tahun dan meninggalkan kaum bani Israil.
26. Samuel dan Tholut
Setelah meninggalnya Harun dan Musa, maka kaum bani
Israil mulai meninggalkan syari’at kitab Taurat dan sudah berani merubah hukum
yang bersumber dari kitab Taurat. Dan pada saat itu pula orang-orang bani
Israil dipimpin oleh raja-raja yang kejam dan dzalim.
Dengan kondisi seperti ini, orang-orang bani Israil
meminta kepada tokoh bani Israil yang bernama Samuel agar mengangkat pemimpin
untuk memerangi pemimpin yang kejam dan dzalim. Menanggapi permintaan
kelompoknya tersebut, lalu Samuel meminta kepada Allah agar diberi seorang
pemimpin yang dapat mengalahkan raja yang kejam dan dzalim. Maka permohonan
Samuel itu dikabulkan dan diangkatlah Tholut sebagai panglima perang.
Pengangkatan Tholut ini mendapat tantangan dari
kaumnya karena Tholut termasuk orang miskin yang tidak punya apa-apa tapi
termasuk golongan orang yang bertaqwa, disamping itu Tholut adalah orang yang
mendapatkan Tabut (peti yang berisikan kitab dan sisa-sisa peninggalan keluarga
Musa).
Setelah berperang melawan pasukan perang yang
dipimpin oleh Jalut, kelompok bani Israil mengalami ketakutan, karena jumlah
pasukan Jalut lebih banyak dibandingkan dengan tentara Tholut. Tatkala Tholut
berhadapan dengan tentara Jalut yang begitu besar jumlahnya, Tholut berdo’a
kepada Allah, sebagaimana firman Allah:
“Ya Tuhan
kami, Tuangkanlah kesabaran atas diri kami dan kokohkanlah pendirian kami, dan
tolonglah kami terhadap orang-orang kafir.” (QS. Al Baqarah: 250)
Dengan do’a tersebut, bertambalah kekuatan tentara
Tholut dan dapat mengalahkan tentara Jalut yang jumlahnya lebih besar dan lebih
banyak.
27. Kematian Tholut dan Berkuasanya Daud Sebagai Raja
Dengan kematian Jalut yang dibunuh oleh Daud, maka
timbullah rasa irih hati pada hati Tholut, karena selesainya perang tersebut
pahlawan perang yang berjasa adalah Daud yang berhasil membunuh Jalut dan
mendapat banyak dukungan dan rasa simpatik dari bani Israil.
Rasa iri dan kedengkian itu berpuncak sampai
terjadinya pembunuhan dalam perang Jabul, dalam perang tersebut ketiga anak
Tholut terbunuh oleh pemanah-pemanah pendukungnya Daud. Melihat ketiga anaknya
terbunuh maka Tholut menyuruh kepada anak buahnya agar membunuh dirinya agar
dirinya tidak dibunuh oleh musuh, tapi anak buahnya tersebut tidak ada yang mau
melaksanakan, akhirnya Tholut membunuh dirinya sendiri dengan pedangnya, dan
para pendukungnya tersebut mengabadikan dengan membangun patung Tholut
Dengan kematian Tholut, maka berdirilah Putra untuk
berperang melawan Daud dan dalam perang tersebut putra Tholut terbunuh dan
naiklah Daud sebagai raja bagi bani Israil.
MenangDomino99 merupakan Situs Judi Bandar Poker Dan Bandar sakong Terpercaya Di Indonesia
ReplyDeleteMenangDomino99 menyediakan 7 GAME dalam 1 Web dan hanya dengan 1 ID,
Game yang di sediakan oleh MenangDomino99 :
- Sakong (New Game)
- Bandar Poker (New Game)
- BandarQ (Hot Game)
- Poker
- Domino
- Capsa Online
- AduQ
Kelebihan Bermain Di MenangDomino99 :
- BONUS TURNOVER 0.3% SETIAP HARI
- BONUS XTRA TURNOVER SETIAP MINGGUNYA
- BONUS REFERAL 10% +10% SEUMUR HIDUP!!
- MIN DEPO IDR 15.000 dan Proses super cepat 1 menit.
- Bisa dimainkan di Smartphone Versi Android dan Iphone.
Info Lebih Lanjut Bisa Hub kami Di
pin bbm : 2AFFCE66
phone : +855969440399
we chat : Menangdomino99
MenangDomino99 merupakan Situs Judi Bandar Poker Dan Bandar sakong Terpercaya Di Indonesia
ReplyDeleteMenangDomino99 menyediakan 7 GAME dalam 1 Web dan hanya dengan 1 ID,
Game yang di sediakan oleh MenangDomino99 :
- Sakong (New Game)
- Bandar Poker (New Game)
- BandarQ (Hot Game)
- Poker
- Domino
- Capsa Online
- AduQ
Kelebihan Bermain Di MenangDomino99 :
- BONUS TURNOVER 0.3% SETIAP HARI
- BONUS XTRA TURNOVER SETIAP MINGGUNYA
- BONUS REFERAL 10% +10% SEUMUR HIDUP!!
- MIN DEPO IDR 15.000 dan Proses super cepat 1 menit.
- Bisa dimainkan di Smartphone Versi Android dan Iphone.
Info Lebih Lanjut Bisa Hub kami Di
pin bbm : 2AFFCE66
phone : +855969440399
we chat : Menangdomino99
trima kasih atas ceritanya.,.,salam
ReplyDeletecvtugu_rentcar