Friday, February 6, 2015


Batasan
Batasan penanganan wabah banyak macamnya. Secara sederhana yang dimaksud dengan penanganan wabah ialah upaya mengobati penderita dan mencegah makin bertambahnya jumlah penderita sedemikian rupa sehingga masalah wabah dapat diatasi.
Yang dimaksud dengan pengobatan dan pencegahan di sini tidak hanya dalam arti medis tetapi juga yang menyangkut aspek nonmedis. Jika ditinjau dari kehendak meniadakan wabah, aspek nonmedis ini tampak amat penting. Mudah dipahami karena timbul atau tidaknya keadaan wabah dipengaruhi antara lain oleh pelbagai faktor sosial budaya, sosial ekonomi dan sosial pendidikan masyarakat setempat.
Apabila faktor-faktor nonmedis ini tidak sempurna, tidak mengherankan jika penyakit mudah terjangkit yang apabila terus berkelanjutan, maka pada gilirannya akan mendorong bertambahnya jumlah penderita sehingga timbul keadaan wabah.

Tindakan
Tindakan penanganan wabah banyak macamnya. Secara sederhana tindakan tersebut menurut sasarannya dapat dibedakan atas tiga macam, yakni terhadap kasus, terhadap masyarakat dan terhadap lingkungan.
1.      Tindakan terhadap kasus
Pada dasarnya tindakan yang dilakukan terhadap kasus adalah dalam rangka mengobati penyakit yang diderita dan karena itu pada umumnya adalah sama dengan tindakan pengobatan biasa. Hanya saja karena penyakit yang diderita adalah penyakit menular maka pada tindakan terhadap kasus ini harus ditambahkan dengan tindakan lain yang sesuai dengan tindakan terhadap penyakit menular.
Tindakan terhadap kasus secara garis besarnya dibedakan atas beberapa macam yakni:
a.       Anamnesis
Anamnesis dapat ditunjukkan terhadap kasus atau keluarga kasus. Pada anamnesis ini dikumpulkan pelbagai keterangan yang diperlukan. Keterangan yang dimaksud paling tidak harus mencakup:
-          Identitas penderita, yaitu nama, alamat, umur, jenis kelamin, pekerjaan dan agama.
-          Keluhan utama, keluhan tambahan dan riwayat penyakit.
Pada pertanyaan tentang riwayat penyakit perhatian perlu dicurahkan pada keterangan di sekitar dan selama masa inkubasi. Keterangan-keterangan tersebut diperlukan untuk menentukan sumber penularan di satu pihak serta untuk pencarian kasus baru di pihak lain.
Adapun sumber penularan banyak macamnya, secara umum dibedakan atas manusia, binatang atau benda mati yang dipergunakan oleh penyebab penyakit sebagai tempat tinggal dan berkembang biak. Sedangkan pencarian kasus baru dapat dilakukan dengan mengamati orang-orang yang kontak dengan penderita selama masa inkubasi atau masa awal penyakit.
Sekalipun lengkapnya semua keterangan ini adalah penting, perlu diingat bahwa anamnesis yang terlalu lama tidaklah bijaksana.
Penderita dan juga keluarganya membutuhkan pengobatan bukan tanya jawab. Jika memang diperlukan keterangan yang lengkap dan diperkirakan akan membutuhkan waktu yang lama sebaiknya keterangan tersebut ditanyakan setelah tindakan pengobatan diberikan.
b.      Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik yang dilakukan terhadap kasus adalah sama seperti pemeriksaan penderita biasa yakni meliputi inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi terhadap tubuh dan/atau organ tubuh yang dicurigai sesuai dengan penyakit yang diderita. Penerapannya tentu saja perlu disesuaikan dengan jenis penyakit menular yang diderita.
c.       Pengambilan sediaan untuk pemeriksaan laboratorium
Pengambilan sediaan untuk pemeriksaan laboratorium sangat penting untuk konfirmasi diagnossis yang akan ditegakkan. Sediaan (specimen) yang diambil dapat berupa:
-          Darah
Pengambilan darah biasanya sebanyak lebih kurang 10 cc. Darah tersebut perlu diberi antikoagulansia dan kemudian disimpan dalam botol steril. Umumnya pengambilan darah tersebut dilakukan sebanyak 2 kali yaitu pada masa akut dan pada masa penyembuhan.
-          Tinja
Tinja biasanya diambil untuk beberapa gram. Bila tidak tersedia dapat dilakukan rectal swab. Tinja yang diambil tersebut harus disimpan dalam botol steril berisi cairan garam fisiologis.
-          Contoh makanan
Apabila timbulnya keadaan wabah ada hubungannya dengan makanan, perlu diambil contoh makanan yang umumnya antara 100-500 gram. Contoh makanan tersebut dibungkus dengan rapat dan kuat agar tidak mudah rusak.
Pengambilan sediaan harus dilengkapi dengan pemasangan label yang berisi keterangan tentang tempat pengambilan, waktu pengambilan, nama pasien, pemeriksaan yang diminta.
d.      Diagnossis
Dari hasil anamnesis dan pemeriksaan fisik dapat ditegakkan diagnosis penyakit. Cara mengambil diagnosis yang seperti ini disebut dengan diagnosis klinis. Untuk lebih memastikan diagnosis klinis perlu dilengkapi dengan keterangan hasil laboratorium.
Hanya saja jika pemeriksaan laboratorium tidak mungkin atau hasilnya terlalu lama, konfirmasi yang seperti ini dapat diabaikan. Dengan perkataan lain adanya diagnosis klinis telah dianggap cukup untuk menentukan tindakan yang akan dilakukan selanjutnya.
e.       Terapi
Apabila diagnosis telah ditegakkan, lanjutkanlah dengan pemberian pengobatan sesuai dengan penyakit yang diderita. Terapi yang dapat diberikan ada yang bersifat etiologis dan ada pula yang bersifat simtomatis. Jika memang diperlukan, dapat ditambahkan dengan perawatan penderita.
f.       Isolasi
Karena yang dihadapi pada wabah adalah penyakit menular, maka perlu dipikirkan tindakan isolasi. Adapun yang dimaksud dengan isolasi di sini ialah memisahkan penderita dari orang lain untuk beberapa waktu, pada tempat dan kondisi khusus untuk mencegah secara langsung atau tidak langsung adanya pemindahan penyebab penyakit dari penderita kepada orang lain yang rentan atau yang mungkin menyebarkan bibit penyakit pada yang lain. Lamanya masa isolasi ini tergantung pada lamanya masa inkubasi dari penyakit tersebut.
Patut disampaikan di sini bahwa apabila memang kemampuan puskesmas tidak memungkinkan, dapat diminta batuan dari fasilitas lain yang lebih tinggi, misalnya mengirimkan kasus ke rumah sakit. Tindakan yang seperti ini dikenal dengan nama rujukan, yang karena ruang lingkupnya untuk masalh kedokteran tersebut dengan nama rujukan medis.
2.      Tindakan terhadap masyarakat
Yang termasuk dengan masyarakat di sini ialah penduduk yang bertempat tinggal di daerah yang terjangkit wabah. Tindakan yang dilakukan di sini secara umum dapat dibedakan atas tiga macam yakni:
a.       Tindakan health promotion
Tujuan tindakan promotif ini ialah untuk lebih meningkatkan status kesehatan masyarakat sehingga dengan demikian dapat terhidar dari kemungkinan terserang penyakit yang sedang mewabah. Cara yang dipakai biasanya dalam bentuk penyuluhan kesehatan.
Pokok uraian yang disampaikan umumnya berkisar pada penyakit yang sedang mewabah terutama yang menyangkut aspek pencegahannya.
Ambil contoh jika sedang berhadapan dengan wabah penyakit D.H.F (Dengue Haemorrhagic Fever) misalnya, di sini diberikan penyuluhan kesehatan mengenai:
-          Pembersihan sarang nyamuk (PSN)
-          Penyemprotan nyamuk dewasa
-          abatisasi
b.      Tindakan spesifik protection
Tujuan tindakan preventif ialah melindungi pejamu (host) dari penyakit tertentu, dengan cara atau sarana yang bersifat khusus. Pada saat ini dikenal beberapa bentuk specific protection yakni:
-          Dengan memberikan kekebalan pada pejamu (host) melalui imunisasi.
-          Dengan memberi obat yang juga bersifat pencegahan penyakit, misalnya Klorokuin untuk mencegah penyakit malaria.
-          Dengan cara mematikan vektor penyebab penyakit, misalnya dengan cara abatisasi dan fogging (pengasapan) untuk mematikan nyamuk aedes aegypti, vektor penyakit demam berdarah.
c.       Pencarian kasus
Tindakan lain yang dilakukan terhadap masyarakat ialah mencari kemungkinan adanya kasus baru di masyarakat tersebut. Cara mencari kasus baru ini secara umum dapat dibedakan atas dua macam yakni:
1.      Cara telusur ke belakang (Backward Tracing)
Tujuan dari cara ini ialah untuk menentukan sumber penularan. Cara yang ditempuh dibedakan atas beberapa macam yang jika disederhanakan terdiri dari:
-          Menentukan masa inkubasi penyakit yang sedang mewabah.
-          Menentukan tanggal mulainya masa inkubasi.
-          Menentukan sumber penularan penyakit tersebut, orang, binatang, makanan, minuman dan lain-lain.
-          Menentukan sumber penularan yang kontak dengan kasus pada saat mulainya masa inkubasi.
-          Menentukan tempat atau lokasi terjadinya kontak tersebut.
Apabila semua keterangan ini berhasil diperoleh, maka dapatlah ditentukan sumber penularan penyakit. Dengan diketahuinya sumber penularan penyakit akan dapat dilakukan  penyelidikan lebih lanjut di sekitar sumber penularan yang dimaksud sehingga dapatlah diharapkan ditemukannya adanya kasus lain yang mungkin terserang penyakit.
Terjadinya kontak degan sumber penularan mungkin saja terjadi di luar wilayah kerja. Dalam keadaan yang seperti ini perlu dilakukan kerja sama dan koordinasi dengan petugas kesehatan lain yang berasal daru wilayah tersebut.
2.      Cara telusur ke depan (Forward Tracing)
Tujuannya ialah untuk mencari kasus baru yang ditulari oleh penderita. Cara yang ditempuh secara sederhana dapat diuraikan sebagai berikut:
-          Tentukan masa inkubasi penyakit tersebut.
-          Catat ke mana saja kasus tersebut pergi selama masa inkubasi dan selama masa sakit.
-          Catat orang-orang yang mungkin tertular penyakit.
-          Catat sumber makanan/minuman atau barang lain yang tercemari.
-          Lakukan konfirmasi hasil diagnosis dengan hasil laboratorium.
-          Awasi tersangka kontak, bila masih sehat awasi paling tidak untuk jangka waktu selama masa inkubasi penyakit tersebut.
Dengan cara seperti ini diharapkan semua kasus cepat diketahui dan tindakan pengobatan, yang juga merupakan upaya pemutusan rantai penularan, akan dapat dilakukan.
Sama halnya dengan tindakan terhadap kasus, maka apabila kemampuan puskesmas tidak memadai dapat dimintakan bantuan dari instansi kesehatan yang lebih tinggi yakni Dinas Kesehatan Tingkat II. Tindakan seperti ini disebut dengan rujukan, yang karena ruang lingkupnya menyangkut masalah kesehatan masyarakat disebut dengan nama rujukan kesehatan.
3.      Tindakan terhadap lingkungan
Tindakan terhadap lingkungan dapat dibedakan atas dua macam yakni terhadap lingkungan fisik dan terhadap lingkungan biologik.
a.       Lingkungan fisik
Tindakan terhadap lingkungan fisik dibedakan pula atas beberapa macam yakni:
1.      Tindakan terhadap lingkungan fisik yang masih baik.
Tujuannya ialah melindungi lingkungan fisik tersebut sehingga tidak sampai berperan sebagai faktor yang mendorong timbulnya penyakit. Contoh tindakan yang seperti ini ialah:
-       Perlindungan sumber air minum.
-       Perlindungan makanan dan minuman.
2.      Tindakan terhadap lingkungan fisik yang telah tercemar.
Tujuannya ialah mengurangi kadar pencemaran yang telah  terjadi. Contoh tindakan yang seperti ini ialah:
-       Chloridasi sumber air.
-       Pemberian antiseptik
-       Pemusnahan barang yang telah tercemar.
3.      Tindakan terhadap lingkungan fisik yang dipakai sebagai sarang vektor.
Tujuannya ialah mengupayakan agar lingkungan fisik tersebut bebas dari vektor penyebab penyakit. Tindakan yang dilakukan dapat berbentuk pengobatan atau pemusnahan. Tindakan berbentuk pengobatan dilakukan jika lingkungan fisik tersebut masih diperlakukan oleh manusia, misalnya abatisasi sumber air untuk memusnahkan nyamuk aedes aegypti. Sedangkan tindakan pemusnahan dilakukan jika lingkungan fisik tersebut tidak diperlukan oleh manusia misalnya penimbunan rawa.
b.      Lingkungan biologik
Tindakan terhadap lingkungan biologik dapat dibedakan atas tiga macam yakni:
1.      Tindakan terhadap binatang yang sehat.
Tujuannya ialah untuk melindungi binatang tersebut sehingga tidak sampai menjadi reservoir bibit penyakit. Misalnya imunisasi rabies pada anjing yang sehat.
2.      Tindakan terhadap binatang yang sakit.
Tujuannya ialah agar bintanag yang sakit tersebut tidak sampai menjadi penyebab timbulnya penyakit. Misalnya membunuh anjing yang telah terserang rabies.
3.      Tindakan terhadap vektor.
Karena pada umumnya vektor tersebut tidak bermanfaat bagi kehidupan, maka tindakan yang dilakukan umumnya bersifat memusnahkannya. Misalnya melakukan fogging pada penyakit demam berdarah serta spraying pada penyakit malaria.

Refrensi: Dr. Resna A. Soerawidjaja & Prof. DR. Dr. Azrul Azwar, M.P.H; Penanggulangan
   Wabah oleh PUSKESMAS


3 comments:

  1. Informasi yang sangat bagus dan bermanfaat gan. ditunggu informasi nya selanjutnya gan:) terima kasih ^^



    Selamat Datang di Intanqq

    Intanqq menyediakan 7 permainan dalam 1 ID
    Berikut permainannya :
    - BandarQ
    - AduQ
    - Bandar poker
    - Bandar sakong
    - Domino
    - Poker
    - Capsa

    Berikut keuntungan bermain di Agent Poker Intanqq :
    - Bonus Turnover 0.3% dibagikan setiap hari
    - Bonus Extra turnover setiap minggu
    - Bonus referal sampai 20% dan berlaku seumur hidup
    - Proses depo dan wd HANYA 1 menit
    - Minimal depo dan wd HANYA Rp.15.000
    - Win Rate 98%

    Ayo tunggu apalagi? segera bergabung bersama kami dan kunjungi website kami bosku ^^. menangkan hadiah nya bosku ^^

    ReplyDelete
  2. MenangDomino99 merupakan Situs Judi Bandar Poker Dan Bandar sakong Terpercaya Di Indonesia

    MenangDomino99 menyediakan 7 GAME dalam 1 Web dan hanya dengan 1 ID,

    Game yang di sediakan oleh MenangDomino99 :
    - Sakong (New Game)
    - Bandar Poker (New Game)
    - BandarQ (Hot Game)
    - Poker
    - Domino
    - Capsa Online
    - AduQ

    Kelebihan Bermain Di MenangDomino99 :
    - BONUS TURNOVER 0.3% SETIAP HARI
    - BONUS XTRA TURNOVER SETIAP MINGGUNYA
    - BONUS REFERAL 10% +10% SEUMUR HIDUP!!
    - MIN DEPO IDR 15.000 dan Proses super cepat 1 menit.
    - Bisa dimainkan di Smartphone Versi Android dan Iphone.

    Info Lebih Lanjut Bisa Hub kami Di

    pin bbm : 2AFFCE66
    phone : +855969440399
    we chat : Menangdomino99

    ReplyDelete