Batasan
Batasan
penanganan wabah banyak macamnya. Secara sederhana yang dimaksud dengan
penanganan wabah ialah upaya mengobati penderita dan mencegah makin
bertambahnya jumlah penderita sedemikian rupa sehingga masalah wabah dapat diatasi.
Yang
dimaksud dengan pengobatan dan pencegahan di sini tidak hanya dalam arti medis
tetapi juga yang menyangkut aspek nonmedis. Jika ditinjau dari kehendak
meniadakan wabah, aspek nonmedis ini tampak amat penting. Mudah dipahami karena
timbul atau tidaknya keadaan wabah dipengaruhi antara lain oleh pelbagai faktor
sosial budaya, sosial ekonomi dan sosial pendidikan masyarakat setempat.
Apabila
faktor-faktor nonmedis ini tidak sempurna, tidak mengherankan jika penyakit
mudah terjangkit yang apabila terus berkelanjutan, maka pada gilirannya akan
mendorong bertambahnya jumlah penderita sehingga timbul keadaan wabah.
Tindakan
Tindakan
penanganan wabah banyak macamnya. Secara sederhana tindakan tersebut menurut
sasarannya dapat dibedakan atas tiga macam, yakni terhadap kasus, terhadap
masyarakat dan terhadap lingkungan.
1.
Tindakan
terhadap kasus
Pada dasarnya tindakan
yang dilakukan terhadap kasus adalah dalam rangka mengobati penyakit yang
diderita dan karena itu pada umumnya adalah sama dengan tindakan pengobatan
biasa. Hanya saja karena penyakit yang diderita adalah penyakit menular maka
pada tindakan terhadap kasus ini harus ditambahkan dengan tindakan lain yang
sesuai dengan tindakan terhadap penyakit menular.
Tindakan terhadap kasus
secara garis besarnya dibedakan atas beberapa macam yakni:
a.
Anamnesis
Anamnesis dapat
ditunjukkan terhadap kasus atau keluarga kasus. Pada anamnesis ini dikumpulkan
pelbagai keterangan yang diperlukan. Keterangan yang dimaksud paling tidak
harus mencakup:
-
Identitas
penderita, yaitu nama, alamat, umur, jenis kelamin, pekerjaan dan agama.
-
Keluhan utama,
keluhan tambahan dan riwayat penyakit.
Pada pertanyaan tentang riwayat penyakit perhatian
perlu dicurahkan pada keterangan di sekitar dan selama masa inkubasi.
Keterangan-keterangan tersebut diperlukan untuk menentukan sumber penularan di
satu pihak serta untuk pencarian kasus baru di pihak lain.
Adapun sumber penularan banyak macamnya, secara umum
dibedakan atas manusia, binatang atau benda mati yang dipergunakan oleh
penyebab penyakit sebagai tempat tinggal dan berkembang biak. Sedangkan
pencarian kasus baru dapat dilakukan dengan mengamati orang-orang yang kontak
dengan penderita selama masa inkubasi atau masa awal penyakit.
Sekalipun lengkapnya semua keterangan ini adalah
penting, perlu diingat bahwa anamnesis yang terlalu lama tidaklah bijaksana.
Penderita dan juga keluarganya membutuhkan
pengobatan bukan tanya jawab. Jika memang diperlukan keterangan yang lengkap
dan diperkirakan akan membutuhkan waktu yang lama sebaiknya keterangan tersebut
ditanyakan setelah tindakan pengobatan diberikan.
b.
Pemeriksaan
fisik
Pemeriksaan fisik yang
dilakukan terhadap kasus adalah sama seperti pemeriksaan penderita biasa yakni
meliputi inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi terhadap tubuh dan/atau
organ tubuh yang dicurigai sesuai dengan penyakit yang diderita. Penerapannya
tentu saja perlu disesuaikan dengan jenis penyakit menular yang diderita.
c.
Pengambilan
sediaan untuk pemeriksaan laboratorium
Pengambilan sediaan
untuk pemeriksaan laboratorium sangat penting untuk konfirmasi diagnossis yang
akan ditegakkan. Sediaan (specimen) yang diambil dapat berupa:
-
Darah
Pengambilan darah
biasanya sebanyak lebih kurang 10 cc. Darah tersebut perlu diberi
antikoagulansia dan kemudian disimpan dalam botol steril. Umumnya pengambilan
darah tersebut dilakukan sebanyak 2 kali yaitu pada masa akut dan pada masa
penyembuhan.
-
Tinja
Tinja biasanya diambil
untuk beberapa gram. Bila tidak tersedia dapat dilakukan rectal swab. Tinja yang diambil tersebut harus disimpan dalam botol
steril berisi cairan garam fisiologis.
-
Contoh makanan
Apabila timbulnya
keadaan wabah ada hubungannya dengan makanan, perlu diambil contoh makanan yang
umumnya antara 100-500 gram. Contoh makanan tersebut dibungkus dengan rapat dan
kuat agar tidak mudah rusak.
Pengambilan
sediaan harus dilengkapi dengan pemasangan label yang berisi keterangan tentang
tempat pengambilan, waktu pengambilan, nama pasien, pemeriksaan yang diminta.
d.
Diagnossis
Dari hasil anamnesis
dan pemeriksaan fisik dapat ditegakkan diagnosis penyakit. Cara mengambil
diagnosis yang seperti ini disebut dengan diagnosis klinis. Untuk lebih
memastikan diagnosis klinis perlu dilengkapi dengan keterangan hasil
laboratorium.
Hanya saja jika
pemeriksaan laboratorium tidak mungkin atau hasilnya terlalu lama, konfirmasi
yang seperti ini dapat diabaikan. Dengan perkataan lain adanya diagnosis klinis
telah dianggap cukup untuk menentukan tindakan yang akan dilakukan selanjutnya.
e.
Terapi
Apabila diagnosis telah
ditegakkan, lanjutkanlah dengan pemberian pengobatan sesuai dengan penyakit
yang diderita. Terapi yang dapat diberikan ada yang bersifat etiologis dan ada
pula yang bersifat simtomatis. Jika memang diperlukan, dapat ditambahkan dengan
perawatan penderita.
f.
Isolasi
Karena yang dihadapi
pada wabah adalah penyakit menular, maka perlu dipikirkan tindakan isolasi.
Adapun yang dimaksud dengan isolasi di sini ialah memisahkan penderita dari
orang lain untuk beberapa waktu, pada tempat dan kondisi khusus untuk mencegah
secara langsung atau tidak langsung adanya pemindahan penyebab penyakit dari
penderita kepada orang lain yang rentan atau yang mungkin menyebarkan bibit
penyakit pada yang lain. Lamanya masa isolasi ini tergantung pada lamanya masa
inkubasi dari penyakit tersebut.
Patut disampaikan di
sini bahwa apabila memang kemampuan puskesmas tidak memungkinkan, dapat diminta
batuan dari fasilitas lain yang lebih tinggi, misalnya mengirimkan kasus ke
rumah sakit. Tindakan yang seperti ini dikenal dengan nama rujukan, yang karena
ruang lingkupnya untuk masalh kedokteran tersebut dengan nama rujukan medis.
2.
Tindakan
terhadap masyarakat
Yang termasuk dengan
masyarakat di sini ialah penduduk yang bertempat tinggal di daerah yang
terjangkit wabah. Tindakan yang dilakukan di sini secara umum dapat dibedakan
atas tiga macam yakni:
a.
Tindakan health
promotion
Tujuan tindakan
promotif ini ialah untuk lebih meningkatkan status kesehatan masyarakat
sehingga dengan demikian dapat terhidar dari kemungkinan terserang penyakit
yang sedang mewabah. Cara yang dipakai biasanya dalam bentuk penyuluhan
kesehatan.
Pokok uraian yang
disampaikan umumnya berkisar pada penyakit yang sedang mewabah terutama yang
menyangkut aspek pencegahannya.
Ambil contoh jika
sedang berhadapan dengan wabah penyakit D.H.F (Dengue Haemorrhagic Fever) misalnya, di sini diberikan penyuluhan
kesehatan mengenai:
-
Pembersihan
sarang nyamuk (PSN)
-
Penyemprotan
nyamuk dewasa
-
abatisasi
b.
Tindakan
spesifik protection
Tujuan tindakan
preventif ialah melindungi pejamu (host)
dari penyakit tertentu, dengan cara atau sarana yang bersifat khusus. Pada saat
ini dikenal beberapa bentuk specific
protection yakni:
-
Dengan
memberikan kekebalan pada pejamu (host) melalui imunisasi.
-
Dengan memberi
obat yang juga bersifat pencegahan penyakit, misalnya Klorokuin untuk mencegah
penyakit malaria.
-
Dengan cara
mematikan vektor penyebab penyakit, misalnya dengan cara abatisasi dan fogging
(pengasapan) untuk mematikan nyamuk aedes aegypti, vektor penyakit demam
berdarah.
c.
Pencarian kasus
Tindakan lain yang
dilakukan terhadap masyarakat ialah mencari kemungkinan adanya kasus baru di
masyarakat tersebut. Cara mencari kasus baru ini secara umum dapat dibedakan
atas dua macam yakni:
1.
Cara telusur ke
belakang (Backward Tracing)
Tujuan dari cara ini
ialah untuk menentukan sumber penularan. Cara yang ditempuh dibedakan atas
beberapa macam yang jika disederhanakan terdiri dari:
-
Menentukan masa
inkubasi penyakit yang sedang mewabah.
-
Menentukan
tanggal mulainya masa inkubasi.
-
Menentukan sumber
penularan penyakit tersebut, orang, binatang, makanan, minuman dan lain-lain.
-
Menentukan
sumber penularan yang kontak dengan kasus pada saat mulainya masa inkubasi.
-
Menentukan
tempat atau lokasi terjadinya kontak tersebut.
Apabila semua keterangan ini berhasil diperoleh,
maka dapatlah ditentukan sumber penularan penyakit. Dengan diketahuinya sumber
penularan penyakit akan dapat dilakukan
penyelidikan lebih lanjut di sekitar sumber penularan yang dimaksud
sehingga dapatlah diharapkan ditemukannya adanya kasus lain yang mungkin
terserang penyakit.
Terjadinya kontak degan sumber penularan mungkin
saja terjadi di luar wilayah kerja. Dalam keadaan yang seperti ini perlu
dilakukan kerja sama dan koordinasi dengan petugas kesehatan lain yang berasal
daru wilayah tersebut.
2.
Cara telusur ke
depan (Forward Tracing)
Tujuannya ialah untuk
mencari kasus baru yang ditulari oleh penderita. Cara yang ditempuh secara
sederhana dapat diuraikan sebagai berikut:
-
Tentukan masa
inkubasi penyakit tersebut.
-
Catat ke mana
saja kasus tersebut pergi selama masa inkubasi dan selama masa sakit.
-
Catat
orang-orang yang mungkin tertular penyakit.
-
Catat sumber
makanan/minuman atau barang lain yang tercemari.
-
Lakukan
konfirmasi hasil diagnosis dengan hasil laboratorium.
-
Awasi tersangka
kontak, bila masih sehat awasi paling tidak untuk jangka waktu selama masa
inkubasi penyakit tersebut.
Dengan
cara seperti ini diharapkan semua kasus cepat diketahui dan tindakan
pengobatan, yang juga merupakan upaya pemutusan rantai penularan, akan dapat
dilakukan.
Sama halnya dengan tindakan terhadap kasus, maka
apabila kemampuan puskesmas tidak memadai dapat dimintakan bantuan dari
instansi kesehatan yang lebih tinggi yakni Dinas Kesehatan Tingkat II. Tindakan
seperti ini disebut dengan rujukan, yang karena ruang lingkupnya menyangkut
masalah kesehatan masyarakat disebut dengan nama rujukan kesehatan.
3.
Tindakan
terhadap lingkungan
Tindakan terhadap
lingkungan dapat dibedakan atas dua macam yakni terhadap lingkungan fisik dan
terhadap lingkungan biologik.
a.
Lingkungan fisik
Tindakan terhadap
lingkungan fisik dibedakan pula atas beberapa macam yakni:
1.
Tindakan
terhadap lingkungan fisik yang masih baik.
Tujuannya ialah
melindungi lingkungan fisik tersebut sehingga tidak sampai berperan sebagai
faktor yang mendorong timbulnya penyakit. Contoh tindakan yang seperti ini
ialah:
-
Perlindungan
sumber air minum.
-
Perlindungan
makanan dan minuman.
2.
Tindakan
terhadap lingkungan fisik yang telah tercemar.
Tujuannya ialah
mengurangi kadar pencemaran yang telah
terjadi. Contoh tindakan yang seperti ini ialah:
-
Chloridasi
sumber air.
-
Pemberian
antiseptik
-
Pemusnahan
barang yang telah tercemar.
3.
Tindakan
terhadap lingkungan fisik yang dipakai sebagai sarang vektor.
Tujuannya ialah
mengupayakan agar lingkungan fisik tersebut bebas dari vektor penyebab
penyakit. Tindakan yang dilakukan dapat berbentuk pengobatan atau pemusnahan.
Tindakan berbentuk pengobatan dilakukan jika lingkungan fisik tersebut masih
diperlakukan oleh manusia, misalnya abatisasi sumber air untuk memusnahkan nyamuk
aedes aegypti. Sedangkan tindakan pemusnahan dilakukan jika lingkungan fisik
tersebut tidak diperlukan oleh manusia misalnya penimbunan rawa.
b.
Lingkungan
biologik
Tindakan terhadap
lingkungan biologik dapat dibedakan atas tiga macam yakni:
1.
Tindakan terhadap
binatang yang sehat.
Tujuannya ialah untuk
melindungi binatang tersebut sehingga tidak sampai menjadi reservoir bibit
penyakit. Misalnya imunisasi rabies pada anjing yang sehat.
2.
Tindakan
terhadap binatang yang sakit.
Tujuannya ialah agar
bintanag yang sakit tersebut tidak sampai menjadi penyebab timbulnya penyakit.
Misalnya membunuh anjing yang telah terserang rabies.
3.
Tindakan
terhadap vektor.
Karena pada umumnya
vektor tersebut tidak bermanfaat bagi kehidupan, maka tindakan yang dilakukan
umumnya bersifat memusnahkannya. Misalnya melakukan fogging pada penyakit demam
berdarah serta spraying pada penyakit malaria.
Refrensi: Dr. Resna A. Soerawidjaja & Prof. DR.
Dr. Azrul Azwar, M.P.H; Penanggulangan
Wabah oleh PUSKESMAS
Informasi yang sangat bagus dan bermanfaat gan. ditunggu informasi nya selanjutnya gan:) terima kasih ^^
ReplyDeleteSelamat Datang di Intanqq
Intanqq menyediakan 7 permainan dalam 1 ID
Berikut permainannya :
- BandarQ
- AduQ
- Bandar poker
- Bandar sakong
- Domino
- Poker
- Capsa
Berikut keuntungan bermain di Agent Poker Intanqq :
- Bonus Turnover 0.3% dibagikan setiap hari
- Bonus Extra turnover setiap minggu
- Bonus referal sampai 20% dan berlaku seumur hidup
- Proses depo dan wd HANYA 1 menit
- Minimal depo dan wd HANYA Rp.15.000
- Win Rate 98%
Ayo tunggu apalagi? segera bergabung bersama kami dan kunjungi website kami bosku ^^. menangkan hadiah nya bosku ^^
MenangDomino99 merupakan Situs Judi Bandar Poker Dan Bandar sakong Terpercaya Di Indonesia
ReplyDeleteMenangDomino99 menyediakan 7 GAME dalam 1 Web dan hanya dengan 1 ID,
Game yang di sediakan oleh MenangDomino99 :
- Sakong (New Game)
- Bandar Poker (New Game)
- BandarQ (Hot Game)
- Poker
- Domino
- Capsa Online
- AduQ
Kelebihan Bermain Di MenangDomino99 :
- BONUS TURNOVER 0.3% SETIAP HARI
- BONUS XTRA TURNOVER SETIAP MINGGUNYA
- BONUS REFERAL 10% +10% SEUMUR HIDUP!!
- MIN DEPO IDR 15.000 dan Proses super cepat 1 menit.
- Bisa dimainkan di Smartphone Versi Android dan Iphone.
Info Lebih Lanjut Bisa Hub kami Di
pin bbm : 2AFFCE66
phone : +855969440399
we chat : Menangdomino99
Kumpulan Situs Poker
ReplyDeleteSitus Domino99
Berita Terkini
Cerita Dewasa
Situs Judi Online
Kumpulan Film Semi
Agen BandarQ Terbaik
ENJOYDOMINO.COM AGEN BANDARQ, DOMINO99, DOMINOQQ, POKER ONLINE, BANDARQ ONLINE TERPERCAYA