Apakah Osteoporosis itu?
Osteoporosis
adalah suatu kondisi berkurangnya massa tulang secara nyata yang berakibat pada
rendahnya kepadatan tulang, sehingga tulang menjadi keropos dan rapuh. “Osto”
berarti tulang, sedangkan “porosis” berarti keropos.
Tulang
yang mudah patah akibat osteoporosis adalah tulang belakang, tulang paha dan
tulang pergelangan tangan.
Bagaimana anatomi tulang itu?
Tulang
normal disusun oleh matriks protein kolagen yang mengandung garam-garam mineral
terutama fosfat dan kalsium. Umumnya jaringan-jaringan tubuh lainnya mengandung
hanya sekitar 6 mg kalsium per 100 ml, sedangkang jaringan tulang mengandung
10.000 mg kalsium per 100 ml. Keseimbangan antara kalsium darah dan kalsium
tulang dalam keadaan normal diatur oleh hormon parathyroid dan vitamin D.
Hormon
parathyroid mengatur pemindahan kalsium antara darah dengan tulang. Kelebihan
konsentrasi hormon parathyroid menambah konsentrasi kalsium dalam darah yang
diambil dari tulang disertai pengeluaran yang banyak melalui kencing. Kelebihan
konsentrasi vitamin D menambah laju pengambilan kalsium dari tulang dan
pengendapannya ke dalam jaringan.
Tulang
terdiri atas lapisan tulang padat dan serabut tulang (tulang berongga) yang
diselingi sumsum tulang. Ketebalan lapisan luar ini berbeda-beda pada setiap
bagian rangka, misalnya tulang tengkorak dan tulang anggota tubuh jauh lebih
besar daripada tulang belakang. Kekuatan rangka terutama dihasilkan oleh tulang
padat, meskipun tulang berongga juga ikut berperan penting.
Di dalam tulang terdapat sel-sel osteoblast
yang merupakan sel pembentuk tulang yang membentuk kolagen, serta sel-sel
osteoklast yang menghancurkan dan menyerap sel-sel tulang. Pembentukan tulang
tengkorak terjadi secara ossifikasi intramembranosa (proses pembentukan tulang
di dalam membarn), sedangkan pembentukan tulang panjang dimulai dengan
pembentukan model dalam bentuk tulang rawan.
Tulang
adalah jaringan hidup yang harus diperbaharui untuk menjaga kekuatannya. Tulang
yang tua selalu dirusak dan digantikan oleh tulang yang baru serta kuat dan
proses ini terjadi di permukaan tulang yang disebut dengan peremajaan tulang.
Apabila proses ini tidak terjadi, maka rangka kita akan rusak karena keletihan
ketika masih muda.
Saat
kita bertambah tua, osteoklast lebih aktif dan osteoblast kurang aktif,
sehingga tulang lebih banyak dirusakdan lebih sedikit dibentuk. Dengan
demikian, terjadi penguraian massa tulang secara menyeluruh.
Bagaimana perubahan masa tulang terjadi?
Selama
masa kanak-kanak sampai remaja, tulang tumbuh dan tumbuh hingga bertambah
padat. Pada usia sekitar 25 tahun, massa tulang pada rangka tubuh mencapai
tingkat maksimum dan kondisi ini dikenal sebagai massa tulang yang tertinggi.
Massa tulang tertinggi berbeda pada setiap orang, biasanya lebih tinggi pada
pria dibanding wanita. Massa tulang akan lebih besar pada orang yang berbadan
besar dibandingkan dengan orang berbadan kecil.
Massa
tulang tertinggi sangat penting untuk menentukan apakah seseorang berisiko
terkena osteoporosis di kemudian hari. Jika massa tulang rendah, sedikit saja
massa tulang berkurang bisa berakibat patah tulang, sedangkan bila tinggi,
orang itu mungkin terhindar dari osteoporosis.
Pada
osteoporosis, massa tulang padat dan berongga berkurang. Menipisnya lapisan
tulang akan meningkatkan kemungkinan patah tulang. Pengurangan massa tulang
pada tulang berongga menyebabkan lempengan dan serabut tulang yang tebal
menjadi tipis dan terputus-putus. Perubahan ini menambah lemahnya tulang.
Bagaimanakah terjadinya osteoporosis?
Dalam
masa pertumbuhan, tulang tidak pernah diam. Setiap saat terjadi pembentukan sel
tulang baru, sedangkan sel tulang yang sudah tua dibuang dari tubuh. Pada masa
kanak-kanak, kecepatan pembentukan tulang jauh lebih besar daripada hilangnya
sel-sel tulang yang sudah tua, sehingga tulang pada anak-anak akan bertambah
panjang.
Pada
masa remaja, tulang akan berkembang dengan cepat. Apabila asupan kalsium dan
fosfor cukup, tulang akan mengalami perkembangan maksimal. Kalsium banyak
terdapat pada makanan seperti susu dan keju. Namun, makanan ini juga mengandung
kalori yang tinggi, sehingga mudah mengakibatkan badan menjadi gemuk. Banyak
remaja yang takut menjadi gemuk, sehingga mereka menghindari makanan tersebut,
yang akibatnya mereka mengalami kekurangan kalsium. Jika hal ini berlangsung
secara terus-menerus, maka akan menimbulkan osteoporosis di kemudian hari.
Pada
dewasa muda, kecepatan permbentukan dan hilangnya tulang hampir seimbang.
Tetapi ketika usia menginjak 30 sampai 40 tahun, kecepatan pembentukan tulang
semakin menurun, dan berakibat jumlah sel tulang menjadi semakin sedikit,
sehingga rawan terjadi osteoporosis.
Kalsium
atau zat kapur adalah mineral yang paling banyak kadarnya dalam tubuh manusia
(hampir 2% dari berat total tubuh) dan kebanyakan bergabung dengan unsur fosfor
menjadi kalsium fosfat. Senyawa ini hampir 90% terdapat pada tulang dan gigi
dengan perbandingan antara kalsium dan fosfor berkisar 2:1. Senyawa ini
memiliki peran penting dalam pembentukan tulang dan gigi. Kekurangan kalsium
dan fosfor menjadi titik sentral utama terjadinya kerapuhan tulang.
Pada
dewasa tua khususnya wanita, ketika ovarium sudah mengalami penurunan fungsi,
terutama dalam pembentukan hormon estrogen yang berperan dalam menjaga kekuatan
tulang, maka tulang menjadi rapuh, karena pembentukan sel tulang tidak terjadi
lagi.
Berikut
ini beberapa penyebab osteoporosis:
a.
Osteoporosis
Juvenil Idiopatik, merupakan jenis osteoporosis yang penyebabnya tidak
diketahui. Hal ini terjadi pada anak-anak dan dewasa muda yang memiliki kadar
dan fungsi hormon yang normal, kadar vitamin yang normal dan tidak memiliki
penyebab yang jelas dari rapuhnya tulang.
b.
Osteoporosis
Sekunder, dialami kurang dari 5% penderita osteoporosis yang disebabkan oleh
keadaan medis lainnya atau oleh obat-obatan.
Penyakit osteoporosis ini dapat
disebabkan oleh gagal ginjal kronis dan kelainan hormonal (terutama hormon
tiroid, paratiroid dan adrenal), serta obat-obatan misalnya kortikosteroid,
barbiturat, anti kejang.
c.
Osteoporosis
Postmenopause, terjadi karena kekurangan estrogen (hormon utama pada wanita),
yang membantu mengatur pengangkutan kalsium ke dalam tulang serta membantu
kerja sel pembentuk tulang. Biasanya gejala timbul pada wanita berusia antara
51-75 tahun, tetapi dapat muncul lebih cepat atau lebih lambat.
d.
Osteoporosis
Senilis (ketuaan), kemungkinan merupakan akibat dari kekurangan kalsium yang
berhubungan dengan usia dan ketidakseimbangan di antara kecepatan hancurnya
tulang dan pembentukan tulang yang baru.
Penyakit ini biasanya terjadi pada usia 70 tahun dan
2 kali lebih sering menyerang wanita.
Keadaan yang bagaimanakah yang merupakan faktor
risiko terkena osteoporosis?
Berikut
ini adalah beberapa keadaan yang meningkatkan risiko terkena osteoporosis.
a.
Menopause.
Risiko terkena
osteoporosis lebih besar setelah wanita mengalami menopause, karena setelah
menopause kadar estrogen yang diproduksi ovarium turun drastis. Estrogen
berperan penting dalam menjaga kekuatan tulang dengan cara membantu sel
pembentuk tulang, sedangkan estrogen ini mulai turun kadarnya dalam tubuh sejak
usia 35 tahun. Pada kenyataannya, semakin cepat menopause, semakin cepat besar
risiko menopause pada usia 45-55 tahun.
b.
Gaya hidup
kurang baik.
Gaya hidup yang kurang
baik juga merupakan faktor risiko terkena osteoporosis. Beberapa gaya hidup itu
seperti berikut ini.
1.
Merokok.
Risiko terkena osteoporosis pada perokok
dua kali lebih besar dibanding dengan yang bukan perokok. Hal ini disebabkan
kandungan zat nikotin yang ada pada rokok akan mempercepat penyerapan tulang.
Selain itu, nikotin juga membuat kadar dan aktivitas hormon estrogen dalam
tubuh berkurang, sehingga susunan sel tulang tidak kuat dalam menghadapi proses
pelapukan.
2.
Malas olahraga
teratur.
Olahraga yang teratur akan memperlambat
terjadinya osteoporosis, karena olahraga akan memicu sel tulang untuk lebih
aktif membentuk massa, sehingga terbentuk tulang yang kuat. Semakin banyak
olahraga, maka otot akan memicu tulang untuk membentuk massa tulang. Olahraga
seperti jalan atau lari akan memicu sel tulang untuk lebih aktif sehingga terbentuk
tulang yang kuat. Wanita yang malas olahraga akan terhambat proses pembentukan
massa tulangnya (osteoblast), juga kepadatan tulang akan berkurang.
3.
Peminum kopi
yang berlebihan.
Yang dimaksud dengan peminum kopi yang
berlebihan adalah apabila seseorang minum kopi tiga cangkir sehari. Apabila hal
ini terjadi selama dua minggu saja, maka kafein yang terkadung dalam kopi akan
meningkatkan air seni peminum kopi tersebut dan air seni ini akan lebih banyak
mengandung kalsium. Karena kalsium banyak terbuang melalui air seni, akan
mengakibatkan terjadinya pengeroposan tulang. Hal ini sudah dibuktikan dengan
penelitian oleh Dr. Robert Heany dan Dr. Karen Rafferty. Selain itu, beliau
juga menemukan bahwa kafein bersifat toksin (racun) yang akan menghambat pembentukan
massa tulang (osteoblast).
4.
Peminum
beralkohol.
Alkohol dapat mengakibatkan kerusakan
organ tubuh. Pada otak akan terjadi kerusakan sel-sel saraf sehingga timbul
gangguan fungsi pikir, rasa dan perilaku. Akibat alkohol pula, dinding dalam
lambung akan terjadi luka-luka kecil dan apabila terjadi secara menahun akan
mengakibatkan perdarahan pada lambung. Walaupun kecil bentuk luka-luka yang
terjadi dalam lambung, tetapi apabila berlangsung lama maka jumlah perdarahan
menjadi banyak. Di atas telah disampaikan bahwa jumlah kalsium dalam darah
cukup banyak, maka apabila terjadi perdarahan yang banyak, berarti akan terjadi
pengeluaran kalsium dari dalam tubuh yang banyak pula, sehingga penyerapan
kalsium dari tulang semakin besar dan mengakibatkan tulang semakin rapuh.
Kondisi ini bisa terjadi karena adanya kegagalan yang sifatnya sistematis dalam
pemeliharaan kadar mineral kalsium yang merupakan unsur penting dalam kepadatan
tulang.
5.
Kurang kalsium.
Kalsium banyak terdapat dalam beberapa
jenis makanan dan minuman, misalnya susu dan keju. Apabila kekurangan konsumsi
makanan yang mengandung kalsium, maka tubuh akan kekurangan kalsium, sehingga
kalsium tulang akan diambil untuk memenuhi kebutuhan kalsium tubuh.
c.
Pengangkatan
kandungan.
Pengangkatan kandungan
yang diikuti dengan pengangkatan kedua ovarium mempunyai risiko terjadinya
osteoporosis. Hal ini disebabkan setelah kedua ovarium diangkat, maka produksi
hormon estrogen akan terhenti.
d.
Konsumsi obat.
Obat-obat tertentu
dapat meningkatkan risiko terkena osteoporosis. Obat tersebut antara lain
adalah kortikosteroid yang sering digunakan sebagai obat anti-radang pada
penyakit asma dan alergi. Jika sering digunakan dalam jumlah yang tinggi akan
mengurangi massa tulang. Sebab, kortikosteroid menghambat proses osteoblast.
Selain itu, obat heparin dan anti-kejang juga dapat menyebabkan penyakit
osteoporosis. Untuk itu, sebelum mengonsumsi obat-obat tersebut, konsultasilah
obat yang tepat serta tidak merugikan kesehatan tulang.
e.
Usia.
Seiring dengan bertambahnya usia, justru
fungsi organ tubuh semakin menurun. Pada usia 30-40 tahun, pembentukan tulang
lebih sedikit dibanding dengan hilangnya sel tulang. Pada usia 75-85 tahun,
wanita memiliki risiko dua kali lipat dibandingkan pria dalam mengalami
kehilangan tulang karena proses penuaan, penyerapan kalsium menurun dan fungsi
hormon parathyroid meningkat.
f.
Wanita dengan
berat badan kurang.
Perawakan kurus dan
mungil memiliki bobot tubuh cenderung ringan. Pada wanita yang kurus, cenderung
lebih cepat terkena osteoporosis dibandingkan dengan wanita yang gemuk. Hal ini
dikaitkan dengan produksi hornon estrogen. Wanita yang gemuk cenderung
memproduksi estrogen lebih banyak. Selain itu, wanita yang mempunyai berat
tubuh yang ringan, memiliki kecenderungan massa tulangnya kurang terbentuk
dengan sempurna.
g.
Mempunyai
keluarga yang osteoporosis.
Wanita yang mempunyai
ibu penderita osteoporosis, mempunyai risiko yang lebih tinggi untuk terkena
osteoporosis.
h.
Penyakit
tertentu.
1.
Penderita
Hiperparathyroid
Angka/jumlah kejadian tidak banyak,
tetapi hormon parathyroid yang terletak di leher depan berdekatan dengan
kelenjar thyroid, dapat mengalami keganasan. Padahal hormon ini sangat erat
hubunganya dengan osteoklast dalam tulang, sehingga sel-sel osteoklast akan
mengalami peningkatan aktivitasnya.
2.
Penderita
Hiperthyroid
Sebutan lain dari heperthyroid adalah
penyakit basedow. Gejala penderita
cukup beragam, tidak sama satu dengan yang lain. Tetapi secara umum ditandai
dengan mudah berkeringat, lemas, gugup, lekas marah, cemas, gelisah, tidak bisa
tidur, lapar terus (tetapi berat badan malah turun), sembelit atau justru
diare, tangan gemetar, haid tidak teratur, tekanan darah tinggi, rambut mudah
rontok dan pengeroposan tulang.
3.
Penderita
Anoreksi Nervosa
Penderita anorkesia nervosa (kelainan pola makan) akan melakukan pembatasan
konsumsi makanan secara tidak wajar. Mereka akan berupaya mati-matian untuk
menjaga berat badan dan bentuk tubuhnya, serta mengendalikan kebiasaan makan
yang ketat. Sering kali mereka melakukan kegiatan olahraga yang berlebihan
dalam upaya mencapai bobot badan ideal menurut imajinasinya.
Pada walnya penurunan berat badan yang
dilakukan kelihatan cukup realistis, tetapi setelah mencapai target berat badan
yang diinginkan, mereka menentapkan bobot ideal yang rendah. Secara psikologis
mereka sangat peka terhadap kritikan mengenai berat badan. Diet yang dilakukan
seolah-olah menjadi pola hidup. Mereka sebenarnya memiliki rasa lapar yang
normal, tetapi rasa lapar tersebut terkontrol dengan ketat.
Makanan berlemak nyari tidak pernah
tersentuh, padahal makanan berlemak kandungan energinya tinggi. Penderita
anoreksi nervosa adalah individu-individu yang memiliki kepedulian tinggi
terhadap aspek gizi, sehingga mereka tidak mampu mempraktikkan konsep-konsep
informasi gizi yang diterimanya. Oleh karena itulah penyakit osteoporosis mudah
sekali menyerang mereka.
i.
Hamil dan
menyusui.
Selama hamil, kebutuhan
kalsium bayi di dalam kandungan dipenuhi oleh ibu, sehingga penyerapan kalsium
di dalam usus ibu akan meningkat. Apabila konsumsi kalsium harian ibu sangat
kurang, kebutuhan bayi akan kalsium terpaksa dipenuhi dari cadangan kalsium
yang ada pada tulang ibu. Hal yang sama juga terjadi pada saat menyusui. ASI
sangat diperlukan oleh bayi untuk hidup sehat, dan salah satu komponen penting
pada ASI adalah kalsium. ASI rata-rata mengandung kalsium sebanyak 300 mg/lt.
Oleh sebab itu, konsumsi kalsium harus ditinggkatkan selama menyusui. Jumlah
konsumsi yang dianjurkan selama hamil dan menyusui masing-masing sebesar 1.200
mg/hari.
Jarak kehamilan yang
terlalu dekat akan mempercepat kehilangan kalsium tulang, terutama bagi yang
konsumsi hariannya kurang cukup. Dengan kehamilan yang diatur jaraknya,
diharapkan status kalsium ibu akan kembali normal sebelum hamil dan menyusui
berikutnya.
Remaja yang sedang
tumbuh (masa pertumbuhan) dianjurkan mengonsumsi kalsium 1.200 mg/hari
Bagaimanakah tanda dan gejala osteoporosis?
Osteoporosis
hanya menunjukkan gejala-gejala apabila ada tulang yang patah. Menurunnya massa
tulang tidak menyebabkan rasa sakit atau
gejala lain. Sakit punggung misalnya, bukan berarti menurunnya massa tulang
kecuali bila ada tulang yang patah.
Pada
tulang akibat osteoporosis menimbulkan sakit dan kecacatan. Pada sebagian kasus
keadaan ini akan dirasakan sepanjang hayat, tetapi pada kasus lain lambat laun
akan membaik.
Kepadatan
tulang berkurang secara perlahan terutama pada penderita senilis (ketuaan),
sehingga pada awalnya osteoporosis tidak menimbulkan gejala. Jika kepadatan
tulang sangat berkurang sehingga tulang menjadi kolaps dan hancur, maka akan
timbul nyeri dan kelainan bentuk.
Kolaps
pada tulang belakang menyebabkan nyeri punggung menahun. Tulang belakang yang
rapuh bisa mengalami kolaps secara spontan atau karena cedera ringan. Biasanya
nyeri timbul secara tiba-tiba dan dirasakan di daerah tertentu dari punggung,
yang akan bertambah nyeri jika penderita berdiri atau berjalan. Jika disentuh
di daerah tersebut akan terasa sakit, tetapi beberapa minggu atau beberapa
bulan. Jika beberapa tulang belakang hancur, maka akan terbentuk kelengkungan
yang abnormal dari tulang belakang, yang menyebabkan ketegangan otot dan sakit.
Tulang
lainnya bisa juga patah, yang sering kali disebabkan oleh tekanan yang ringan
atau karena jatuh. Salah satu patah tulang yang paling serius adalah patah
tulang panggul. Yang sering juga terjadi adalah patah tulang lengan (radius)
yaitu di daerah persambungan dengan pergelangan tangan, yang disebut fraktur Colles. Selain itu, pada
penderita osteoporosis patah tulang cenderung meneymbuh secara perlahan.
Pada
seseorang yang mengalami patah tulang akibat osteoporosis, diagnosa ditegakkan
berdasarkan gejala, pemeriksaan fisik dan rontgen tulang. Pemeriksaan lebih
lanjut mungkin diperlukan untuk menyingkirkan keadaan lainnya yang dapat
diatasi, yang bisa menyebabkan osteoporosis.
Bagaimanakah angka kejadian Osteoporosis?
Tren
yangterjadi, penyakit osteoporosis di seluruh dunia dapat dikatakan sangat
mengkhawatirkan. WHO (Organisasi Kesehatan Dunia) memperkirakan bahwa patah
tulang pada panggul akibat osteoporosis akan meningkat tiga kali lipat, pada
pertengahan abad yang akan datang. Dari 1,7 juta pada tahun 1990, akan menjadi
6,3 juta kasus pada tahun 2050 kelak. Data dari IOF (International Osteoporosis
Foundation), menyebutkan bahwa di seluruh dunia, satu dari tiga wanita atau
satu dari delapan pria yang berusia di atas 50 tahun memiliki risiko mengalami
patah tulang akibat osteoporosis dalam hidup mereka. Penderita osteoporosis di
Eropa, Jepang dan Amerika adalah sebanyak 75 juta penduduk, sedangkan di Cina 84
juta penduduk, dan ada 200 juta penderita osteoporosis di seluruh dunia. Risiko
kematian akibat patah tulang panggul sama dengan kanker payudara.
Di
Indonesia, prevalensi osteoporosis untuk umur kurang dari 70 tahun pada wanita
sebanyak 18-30%. Satu dari tiga wanita dan satu dari lima pria di Indonesia
terserang osteoporosis atau keretakan tulang (Yayasan Osteoporosis
Internasional). Dua dari lima orang Indonesia risiko terkena penyakit
osteoporosis (Depkes, 2006). Jumlah osteoporosis di Indonesia jauh lebih besar
dari data terakhir Depkes, yang menetapkan angka 19,7% dari seluruh penduduk
Indonesia dengan alasan perokok di negara ini merupakan urutan kedua di dunia
setelah Cina. Sementara prediksi keretakan pinggang/panggul akibat osteoporosis
di seluruh dunia kemungkinan terjadi di Asia pada tahun 2050 (Yayasan
Osteoporosis Internasional).
Sekitar
80% penderita penyakit osteoporosis adalah wanita, termasuk wanita muda yang
mengalami penghentian siklus menstruasi (amenorrhea). Hilangnya hormon estrogen
setelah menopause meningkatkan risiko terkena osteoporosis.
Penyakit
osteoporosis yang sering disebut dengan penyakit keropos tulang ini ternyata
menyerang wanita sejak masih muda. Penyakit osteoporosis pada wanita ini
dipengaruhi oleh hormon estrogen. Tetapi karena gejala baru muncul setelah usia
50 tahun, penyakit osteoporosis tidak mudah dideteksi secara dini.
Meskipun
osteoporosis banyak menyerang wanita, tetapi pria tetap memiliki risiko terkena
penyakit osteoporosis. Sama seperti pada wanita, penyakit osteoporosis pada
pria juga dipengaruhi hormon setrogen. Bedanya, laki-laki tidak mengalami
menopause, sehingga osteoporosis datang lebih lambat.
Apakah akibat dari Osteoporosis dan bagaimana cara
penanganannya?
Jika
tulang sudah rapuh, patah tulang dapat terjadi akibat hal-hal yang kecil,
seperti terjatuh, mengangkat beban yang agak berat atau bahkan akibat berjalan
kaki. Patah tulang yang sering terjadi pada penderita osteoporosis adalah pada
tulang pergelangan, tulang belakang dan tulang pinggul.
Jika
patah tulang di pergelanggan tangan, meskipun kebanyakan penderita patah tulang
pergelangan tangan berangsur-angsur normal, masalah dapat timbul selama proses
penyembuhan. Kadangkala sambungan tidak sempurna sehingga bentuk pergelangan
tangan berubah. Setelah patah tulang,
sekitar sepertiga wanita mengalami rasa sakit, bengkak dan kekakuan (algodistrofi) pada tangan. Peredaran
darah ke daerah ini juga mungkin terganggu. Pasien seperti ini sering mengalami
sakit dan kekakuan selama bertahun-tahun.
Tidak
seperti patah tulang yang lain, patah tulang belakang akibat osteoporosis
bukanlah patah tulang dalam arti yang sebenarnya, tulangnya tidak patah, hanya
bentuk ruas tulang belakang berubah menyerupai tumpukan batu bata atau kotak.
Dampak dari patah tulang belakang adalah dapat menimbulkan keadaan lain yang
meresahkan. Bila mengenai beberapa ruas, maka tinggi badan mungkin akan
menyusut 1-2 inci atau bahkan lebih. Penyusutan tinggi ini terjadi
berangsur-angsur. Pasien mungkin baru akan merasakannya saat mereka tidak dapat
lagi menggapai sesuatu yang sebelumnya bisa dicapainya, atau saat mereka tampak
semakin pendek bila dibandingkan dengan orang lain.
Berkurangnya
tinggi badan sering disertai dengan melengkungnya tulang belakang hingga
membentuk “bungkuk dowager” (melengkungnya
punggu bagian atas), sehingga perut membuncit, hilangnya lekuk pinggang dan
munculnya lipatan pada perut. Rasa sakit dan perubahan bentuk punggung sering
menghalangi aktivitas harian. Pada kasus yang berat, dada terdorong ke bawah
sedemikian parah sehingga rusuk bagian bawah menyentuh bagian atas tulang
panggul, sehingga memperkecil rongga dada, akibatnya napas menjadi pendek
terutama bila berolahraga. Bila punggung terlampau bungkuk, penderita akan
sulit mengangkat kepala, dan bila dipaksa leher atau kepala akan terasa sakit.
Pasien
yang mengalami patah tulang punggung yang sering terjadi pada bagian atas
tulang paha, rata-rata berusia 80 tahun. Hampir semua patah tulang panggul
akibat osteoporosis terjadi karena jatuh dari posisi berdiri, walaupun ada yang
terjadi secara spontan. Patah tulang panggul hampir selalu sakit dan perlu
dirawat di rumah sakit. Untuk menangani kondisi ini perlu dilakukan pembedahan.
Bila tulang tidak bergeser, biasanya sambungan disangga dengan pelat dan batang
logam. Tetapi apabila sambungan tulang bergeser, penggantian dengan sendi
tiruan sering kali dilakukan. Karena pasien patah tulang panggul sering terjadi
dan kebanyakan perlu dirawat di rumah sakit selama 3-4 minggu.
Sekitar
15-20% pasien meninggal dalam enam bulan setelah patah tulang panggul. Hanya
sekitar seperempatnya bisa kembali beraktivitas seperti sebelumnya,
sepertiganya perlu dibantu orang lain. Selebihnya perlu dibantu orang untuk
melakukan aktivitas sehari-hari. Jadi patah tulang panggul membawa konsekuensi
parah bagi pasien maupun keluarganya.
Bagaimana cara diagnosis (menetapkan) Osteoporosis?
Di
depan sudah disampaikan bahwa osteoporosis atau pengeroposan tulang, tidak
disertai rasa sakit kecuali jika sudah terjadi patah tulang. Dengan demikian,
diagnosa osteoporosis umumnya secara klinis sulit ditegakkan. Bagi wanita
menopause dan pasca-menopause, rasa nyeri di daerah tulang dan sendi
dihubungkan dengan kurangnya estrogen. Jadi mendiagnosis osteoporosis tidak
cukup hanya dengan anamnese tanda sekunder yang menunjang terjadinya
osteoporosis seperti: tinggi badan makin menurun, obat-obatan yang biasa
diminum, penyakit-penyakit yang diderita selama masa reproduksi, klimaksterium,
jumlah kehamilan dan menyusui, bagaimana riwayat haid selama masa reproduksi,
apakah sering beraktivitas di luar rumah sehingga sering mendapat paparan sinar
matahari cukup, apakah sering minum susu atau asupan kalsium lainnya, apakah
sering merokok, maupun apakah sering minum alkohol, namun cara diagnosis yang
saat ini banyak digunakan adalah sebagai berikut:
a.
Cara lain untuk
mengukur massa tulang di pinggul, pergelangan tangan, tulang belakang atau
seluruh rangka (scan tulang), adalah DXA (Dual
energi X-ray Absorbtiometry). Nilai/hasil massa tulang yang didapat dari
pengukuran disebut kepadatan mineral tulang (BMD = Bone Mineral Density), sedangkan nama umum untuk pengukuran tulang
adalah densitometri tulang.
b.
Pemeriksaan
laboratorium: osteokalsin, dioksipiridinolim.
Mungkinkah Osteoporosis dicegah?
Meskipun
osteoporosis dikenal sebagai penyakit silent
killer, tetapi bukan berarti bahwa munculnya tidak dapat diantisipasi.
Osteoporosis sebenarnya dapat dicegah, tetapi dengan beberapa persyaratan.
Untuk mencegah osteoporosis, maka kebiasaan merokok, minum alkohol, minum kopi
dan soft drink harus dikurangi. Sebaliknya harus membiasakan mengonsumsi
makanan yang mengandung kalsium tinggi seperti teri, udang rebon,
kacang-kacangan, tempe atau minum susu. Di depan sudah dijelaskan bahwa kalsium
merupakan elemen mineral yang paling banyak dibutuhkan untuk kesehatan tulang.
Membentuk struktur tulang kuat, khususnya sebelum usia 30 tahun, merupakan cara
terbaik dalam menunda pengeroposan. Gaya hidup yang sehat juga memegang peran
tak kalah penting. Berikut ini beberapa usaha untuk mencegah terjadinya
osteoporosis.
a.
Mengkonsumsi
kalsium yang memadai.
Kalsium bukan merupakan
penyebab tunggal terjadinya osteoporosis, karena masih ada beberapa faktor yang
menyebabkan terjadinya osteoporosis, seperti turunnya kadar estrogen dan
testoteron, kurangnya latihan fisik, gaya hidup yang tidak sehat dan cukupnya
konsumsi fosfor. Tetapi kalsium dan fosfor menjadi titik sentral utama
pembentukan massa tulang. Apabila pada masa pertumbuhan asupan kalsium dan
fosfor tidak memadai, maka massa tulang tidak akan tersusun secara maksimal,
dan akibatnya risiko terserang osteoporosis akan lebih besar pada usia yang
lebih muda.
Untuk menunjang
kesehatan tulang dan aktivitas tubuh yang lain, setiap individu memiliki
kebutuhan yang berbeda. Usia dan kesehatan merupakan faktor yang menentukan.
Pada ibu hamil dan menyusui akan lebih banyak membutuhkan kalsium dan fosfor
dibanding dengan yang lain, karena ibu hamil maupun ibu menyusui menopang
kebutuhan tambahan untuk bayi. Berikut ini tabel kebutuhan kalsium per hari
menurut USRDA (United State Recommeded Daily Value = nilai acuan kebutuhan gizi
harian rekomendasi AS).
Kategori Usia Kebutuhan/hari
(mg)
Bayi 0-6
bulan 400
7-12 bulan 600
Anak-anak 1-3
tahun 800
4-6 tahun 800
7-10 tahun 800
11-14 tahun 1.200
15-18 tahun 1.200
Dewasa 19-24
tahun 1.220
25-50 tahun 800
di atas 50 tahun 800
Ibu hamil 1.200
Ibu menyusui 1.200
Untuk mencukupi kebutuhan kalsium, kita perlu
mengenal produk makanan berkalsium yang akan kita santap. Berikut ini adalah
tabel makanan yang mengadung Kalsium.
Jenis Makanan Kandungan Kalsium
(mg/100g)
Susu kambing 98
Susu kerbau 216
Susu bubuk (full cream) 895
Susu bubuk skim 1.300
Keju 777
Kacang kedelai basah 196
Kacang kedelai kering 227
Bungkil kedelai tanah 730
Tempe kedelai 129
Tahu 124
Daun lamtoro 1.500
Daun kelor 440
Bayam merah 368
Bayam hijau 267
Daun talas 302
Daun melinjo 219
Rebon kering (udang kecil) 2.306
Rebon segar 757
Udang kering 1.209
Udang segar 136
Teri kering 1.200
Teri segar 500
Yang perlu diperhatikan dalam mencakupo kebutuhan
kalsium tubuh adalah adanya faktor-faktor penghambat, seperti konsumsi serat
makanan dalam jumlah berlebihan, penggunaan obat-obatan tertentu yang
mengganggu penyerapan kalsium, penggunaan garam yang terlalu tinggi, atau gaya
hidup tidak sehat. Karena apabila hal ini diabaikan, maka kebutuhan kalsium
tidak akan tercukupi walaupun sudah banyak mengonsumsi makanan dan minuman yang
berkadar kalsium tinggi.
b.
Mengkonsunsi makanan yang berserat dalam jumlah yang
cukup.
Jumlah serat makanan
yang dibutuhkan oleh tubuh untuk memberikan efek positif terhadap kesehatan
tubuh kira-kira sekitar 20-25 gr/hari. Apabila terlalu banyak mengonsumsi serat
makanan, justru akan menimbulkan risiko gangguan percernaan, seperti kembung,
mulas, diare serta menurunkan penyerapan beberapa mineral termasuk unsur
kalsium yang benar-benar diperlukan tulang kita.
Berikut ini tabel
kandungan serat makanan pada beberapa jenis pangan.
Pangan Kandungan
serat makanan (mg/100g)
Roti:
Roti putih 2,72
Roti cokelat 8,50
Cornflakes 11,00
Kulit serealia 26,70
Sayuran:
Brokoli 4,10
Wortel rebus 3,70
Polong-polongan kalengan 6,28
Polong-polongan beku masak 7,75
Jangung manis rebus
4,74
Kobis dimasak 2,83
Buah-buahan:
Apel tanpa kulit 1,42
Peach dengan kulit 2,28
Strowberry masak 2,12
Pisang 1,75
Tomat masak 1,40
Pir masak 2,44
Kacang-kacangan:
Kacang tanah 9,30
Mentega kacang 7,55
c.
Membatasi
penggunaan garam.
Tidak banyak yang
mengentahui bahwa konsumsi garam yang tinggi akan merugikan kesehatan tulang,
tetapi banyak orang mengetahui bahwa penggunaan garam yang tinggi akan memacu risiko
terjadinya kenaikan tekanan darah. Garam akan memaksa kalsium keluar dari tubuh
melalui air kencing secara berlebihan, karena asupan garam yang berlebihan akan
mengganggu keseimbangan (homeostatis) elektrolit di ginjal. Anjuran mengonsumsi
garam yang seimbang bagi kesehatan adalah 6 g/hari. Bahan makanan yang diolah
seperti kecap, margarin, mentega, keju, terasi, petis dan kue, tidak boleh
terlalu banyak dikonsumsi. Demikian juga bahan makanan yang diawetkan seperti
ikan asin, telur asin, sarden, corned beef dan sosis.
d.
Perlu hati-hati
dalam menggunakan obat.
Penggunaan obat
dilakukan sepengetahuan/sesuai dengan petunjuk dokter, agar sesuai dengan
kebutuhan. Beberapa jenis obat ternyata dapat menggangu kinerja tulang dengan
berbagai cara. Ada yang menekan kerja hormon pengantur pembentukan tulang
seperti obat kortikosteroid, ada pula yang bekerja dengan mengganggu penyerapan
senyawa kalsium antara lain adalah antasida, obat pencahar, cholestiramin, obat
pelancar kencing, anti-gout dan beberapa jenis anti-rematik.
Penggunaan obat
antasida yang biasa digunakan untuk mengatasi keluhan kembung atau sakit
maag/lambung (biasa dikeluhkan sebagai rasa perih pada bagian ulu hati), akan
menghambat penyerapan kalsium oleh usus. Magnesium dan aluminium hidroksida yang
ada pada obat itu akan mengikat kalsium dan mengubahnya menjadi senyawa baru
yang sulit untuk diserap. Cholestiramin yang biasa digunakan untuk menurunkan
kadar kolesterol darah juga akan menyebabkan kalsium tubuh menurun, karena
dapat meningkatkan pembuangan senyawa kalsium melalui air kencing.
Namun, semua ini dapat
dicegah apabila selalu memperhatikan hal-hal berikut;
1.
Selama minum
obat, perhatikan label petunjuk penggunaan obat, seperti kapan obat harus
diminum, makanan atau minuman apa yang harus dihindari selama minum obat.
2.
Menu makanan,
upayakan secara teratur menyantap menu makanan yang beragam.
3.
Untuk mengaja
kemungkinan kekurangan gizi, tak ada salahnya menyantap suplemen vitamin dan
mineral.
e.
Mengkonsumsi
vitamin D yang cukup.
Vitamin D mampu memelihara
kesehatan tulang dengan cara meningkatkan penyerapan mineral kalsium dari
sistem pencernaan serta mengurangi pembuangannya dari ginjal. Kita membutuhkan
vitamin D rata-rata 400 IU dan dapat ditingkatkan sampai 800 IU, terutama jika
tidak cukup mendapat vitamin D dari makanan atau kurang terpapar sinar
matahari. Makanan yang cukup mengandung vitamin D adalah susu, dan produk
olahannya, kuning telur serta ikan laut.
f.
Aktif
berolahraga.
Olahraga beban yang
dilakukan secara teratur/rutin sangat baik untuk mencegah osteoporosis, selain
itu olahraga juga dapat menurunkan kadar lemak darah. Untuk olahraga mulailah
dengan intensitas ringan kemudian ditingkatkan hingga 30-40 menit per sesi,
dilakukan beberapa kali dalam seminggu (paling efektif adalah 3 kali dalam
seminggu).
Berenang tidak termasuk
olahraga beban, tetapi sangat bagus untuk memperkuat otot punggung. Semakin
kuat otot punggung, semakin kuat dan padat pula tulang belakang. Olahraga air
ini juga merupakan pilihan yang bagus bagi penderita radang sendi atau orang
yang mengalami rasa nyeri jika melakukan olahraga beban.
Adapun beberapa manfaat
olahraga antara lain adalah sebagai berikut.
1.
Memelihara
tulang. Otot yang kuat membuat tulang semakin kuat dan padat.
2.
Memperbaiki
bentuk tubuh. Otot punggung yang terlatih membantu menjada tubuh agar tetap
tegap dan mencegah bungkuk.
g.
Kedelai sebagai
alternatif.
Banyak jenis makanan
yang dibuat dari kedelai seperti tahu, tempe, taoco, kecap, kembang tahu, bubuk
kedelai, yoghurt kedelai dan susu kedelai. Banyak nilai positif dari kedelai
karena kedelai mengandung protein, zat besi, kalsium, vitamin (A, B, B1, B2)
yang lebih banyak daripada jenis kacang-kacangan yang lain. Juga vitamin B12
yang berperan dalam pembentukan sel darah merah.
Menurut penelitian yang
dilakukan oleh tim Fakultas Kedokteran Bowman Gray di Winstson-Salem Carolina
Utara, Amerika Serikat, yang dimuat dalam majalah Journal of Clinical
Investigation yang terbit tahun 1996, persentase kelainan osteoporosis amat
rendah pada populasi penduduk Jepang asli dibandingkan imigran Jepang yang
menetap di Amerika Serikat dengan karateristik usia, jenis kelamin dan status
kesehatan yang tidak jauh berbeda. Ternyata hal ini berkaitan dengan pola
konsumsi. Bagi mereka yang masih menetap di Jepang, kedelai merupakan pola menu
yang utama. Lain halnya dengan mereka yang sudah pindah ke Amerika Serikat,
mereka terpengaruh dengan pola makan setempat yang rendah akan kedelai tetapi
tinggi jenis produk daging. Sayangnya dalam penelitian tersebut tidak diuraikan
produk makanan kedelai yang mana yang terbaik dan berapa banyak yang harus
dimakan.
Susu kedelai merupakan
alternatif, terutama bagi mereka yang tidak tahan dengan susu sapi. Kandungan
gizi yang terdapat dalam susu kedelai hampir sama dengan yang terdapat di dalam
susu sapi.
h.
Obat-obatan yang
dikembangkan.
Salah satu cara yang
digunakan untuk mencegah osteoporosis adalah dengan mengembangkan obat-obatan
yang berkaitan dengan hal-hal berikut ini.
1.
Estrogen
Obat ini diberikan bagi wanita yang
mengalami penurunan produksi estrogen seperti pada wanita yang mengalami
menopause, wanita yang diangkat kedua indung telurnya (ovarium) sebelum usia 40
tahun.
2.
Kalsitonin
Untuk menjaga kestabilan strukutr tulang
dengan mengaktifkan kerja sel osteoblast dan menekan kinerja sel osteoklast,
maka biasanya oleh dokter diberikan preparat kalsitonin kepada penderita
osteoporosis.
3.
Biophosphonat
Obat ini juga sering diberikan kepada penderita
osteoporosis yang kinerjanya hampir sama dengan kalsitonin. Hanya obat ini
mempunyai efek samping mual, diare, demam dan hilang nafsu makan.
Bagaimanakah hidup dengan Osteoporosis?
Osteoporosis,
bukanlah merupakan akhir dari segalanya. Penderita osteoporosis dapat hidup
dengan nyaman apabila memperhatikan hal-hal sebagai berikut.
a.
Sikap tubuh harus
diperhatikan. Saat kita berdiri tegak, posisi tubuh harus tegak, badan jangan
membungkuk, bahu jangan turun, perut jangan ke depan. Apabila harus menggapai
sesuatu ke bawah usahakan jangan membungkuk, tetapi dengan menekuk lutut. Saat
tidur, beri posisi yang enak bagi punggung. Usahakan duduk dengan posisi “S”.
b.
Bersikap
hati-hati jangan sampai jatuh untuk mengurangi risiko patah tulang.
c.
Mengonsumsi
tablet kalsium. Dalam hal ini, anda perlu berkonsultasi dengan dokter anda.
d.
Berjalan kaki
sebagai sebuah alternatif. Olahraga jalan kaki merupakan olahraga yang baik
bagi penderita osteoporosis.
Refrensi: Th. Endang
Purwoastuti; 2009; Waspada! Osteoporosis; Yogyakarta; Kanisius
ReplyDeleteIni Kenapa orang-orang Selalu Mengira Saya 10 tahun Lebih Muda KLIK DISINI
phytogreen | zell v
platinum plus | zell v phytogreen | zell v | placenta domba | zell v price | zell v placenta | zell v product |
Informasi yang sangat bagus dan bermanfaat gan. ditunggu informasi nya selanjutnya gan:) terima kasih ^^
ReplyDeleteSelamat Datang di Intanqq
Intanqq menyediakan 7 permainan dalam 1 ID
Berikut permainannya :
- BandarQ
- AduQ
- Bandar poker
- Bandar sakong
- Domino
- Poker
- Capsa
Berikut keuntungan bermain di Agent Poker Intanqq :
- Bonus Turnover 0.3% dibagikan setiap hari
- Bonus Extra turnover setiap minggu
- Bonus referal sampai 20% dan berlaku seumur hidup
- Proses depo dan wd HANYA 1 menit
- Minimal depo dan wd HANYA Rp.15.000
- Win Rate 98%
Ayo tunggu apalagi? segera bergabung bersama kami dan kunjungi website kami bosku ^^. menangkan hadiah nya bosku ^^